Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mantan TKW yang Sukses Ekspor Kerajinan ke 17 Negara

Kompas.com - 06/06/2022, 10:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Ia mengajak tetangga sekitar untuk ikut membantunya. Setelah itu, Kerajinan dijual ke Bali. Bahkan, modal uang yang dibawa dari Malaysia digunakan untuk menyewa ruko di Bali guna memasarkan produknya.

Dari situ, produk kerajinan miliknya dikenal banyak orang. Sebab, banyak turis asing yang tertarik untuk membeli. Beruntung, Lisa menguasai bahasa Inggris karena ikut kursus ketika di Malaysia. Dia menggunakan kemampuannya itu untuk berkomunikasi dengan turis.

Berhubungan dengan Pembeli Luar Negeri

“Dari sana produk saya semakin dikenal pembeli turis asing,” ucap dia.

Persoalan keluarga sempat membuat bisnis miliknya bangkrut pada tahun 2009. Tapi, Lisa tak menyerah, dia tetap bangkit. Beruntung, ada sahabat dan rekan bisnisnya asal Australia yang menolongnya. Yakni memberikan pinjaman uang agar membangun kembali usahanya.

Kerajinan yang dibuat oleh Holisa terus berkembang sampai sekarang. Bahkan, sudah ada 300 karyawan yang bekerja padanya. Di antara mereka, banyak pekerja mantan TKW. Sebab, Kecamatan Ledokombo merupakan daerah yang warganya menjadi pekerja migran.

 

“Ada TKW yang baru pulang tahun 2020 kemarin, saya ajak bergabung,” tutur dia.

Sebab, TKW tersebut tidak berhasil bekerja di tanah rantau lalu kembali. Akhirnya Lisa memberikan semangat agar tidak menyerah mencari uang dan mengajaknya bergabung.

Selain TKW, ada juga warga sekitar yang membutuhkan pekerjaan. Awalnya banyak mengakomodir kalangan perempuan. Namun, karena pandemi Covid-19, juga mengakomodir para lelaki.

“Karena mereka biasanya kerja kuli bangunan ke Bali, sekarang berkurang,” tambah dia.

Pekerjaan membuat kalung, gelang serta aksesoris lainnya itu bisa dibuat di rumah masing-masing, yakni merangkai kalung hingga gelang.

Dalam sehari, para pekerja mampu membuat masing-masing 1.000 potong kalung dan gelang, 500 anting. Bahan kerajinan diambil dari rumah Lisa, lalu dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah para pekerja.

Mereka bisa bekerja bersama keluarganya. Tanpa harus merantau ke negara lain meninggalkan keluarga. Penghasilan mereka beragam, tergantung jumlah produksinya. Ada yang seminggu mendapat Rp 600.000.

Dijual ke 17 negara

Kerajinan yang dibuat oleh Holisa sudah diekspor ke ke 17 negara. Mulai dari China, Prancis, USA, Kostarika, Swedia, Inggris, Selandia Baru, Jepang, Australia, Spanyol, Dubai, Jerman, Malaysia, SIngapura, Thailand, Korea hinga Italia. “Senin kemarin saya kirim ke Amerika dan China,” kata dia.

Ia mengirim sebanyak enam boks atau sekitar 100 kilogram kerajinan berupa jepit rambut. Di 17 negara itu, produk kerajinan miliknya sudah memiliki pembeli tetap. Untuk itu, pengiriman dilakukan ketika stok di negara yang bersangkutan sudah habis.

Baca juga: Persaingan Bisnis, Positif atau Negatif?

 

Misal, pengiriman ke Perancis dikirim selama tiga bulan sekali. Bahkan, kadang Holisa mengirim sendiri barangnya ke China sambil membeli tambahan bahan kerajinan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com