Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Potensi Rp5.400 Triliun, Teten Masduki Ajak Seniman Masuk Ekosistem Digital

Kompas.com - 07/07/2022, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak seniman untuk masuk ke dalam ekosistem digital. Ajakan tersebut agar salah seniman dapat memanfaatkan nilai ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai Rp5.400 triliun di tahun 2030.

"Ke depan pelaku seni, seperti seni rupa, pertunjukan, animasi, dan film, harus kita siapkan untuk masuk ke dalam pasar digital," kata Teten saat memberikan sambutan dalam acara Yogya Annual Art #7 yang diselenggarakan oleh Sangkring Art Space, di Yogyakarta seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Teten menjelaskan, saat ini ekonomi kreatif (ekraf) termasuk pelaku seni di dalamnya, menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. Data yang tercatat menyebutkan, pertumbuhan ekraf mencapai 5,06 persen, sedangkan kontribusi seniman terhadap PDB mencapai 7,24 persen.

"Kalau ditotal keseluruhan, proyeksi PDB ekraf mencapai Rp1.274 triliun. Kita sudah masuk era digital, dan sekarang ada Non Fungible Token (NFT), yang dapat dimanfaatkan oleh teman-teman pelaku seni," ucap Teten.

Baca juga: KemenKopUKM: Koperasi Potensial Jadi Holding Company bagi Usaha Kreatif dan Digital

Teten menambahkan, hadirnya teknologi digital, membuat gaya hidup di seluruh dunia hampir seragam. Teten menyebutkan, siapa yang punya penetrasi kuat untuk masuk ke dalam gaya hidup dunia maka harus bisa menentukan, apakah mau menjadi followers atau trend setter.

"Kita harus mampu memiliki kemampuan untuk membuat narasi yang kuat tentang aktivitas seni kita di ekosistem digital. Ini menjadi sesuatu yang perlu kita hadapi, setiap negara sedang mencari keunggulan domestiknya, keunggulan kita di seni budaya bisa menjadi unggulan untuk diperkuat sebagai unggulan," ujar Teten.

Ia juga berharap seni di Indonesia dapat terus tumbuh, dengan demikian perekonomian bangsa dapat ikut terus tumbuh.

"Semua lembaga dunia memprediksi, Indonesia akan menjadi 5 negara besar dunia di tahun 2045, setelah Amerika, China, dan India. Kita harus menyiapkan mentalitas negara maju, bukan lagi inlander bukan lagi imperior, harus siap menjadi negara maju,” kata Teten.

Hari Raya Seni Yogyakarta

Pengunjung di acara Yogya Annual Art #7 yang diselenggarakan oleh Sangkring Art Space, di Yogyakarta.Dok. KemenKopUKM Pengunjung di acara Yogya Annual Art #7 yang diselenggarakan oleh Sangkring Art Space, di Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, pemilik Galeri Sangkring Art Space Putu Sutawijaya, menyampaikan kisah kesuksesan Yogya Annual Art #7 yang tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.

"Tentu pada awalnya kita bisa berdiri di sini dari hasil perjuangan teman-teman. Saya merasakan ruang ini makin dimiliki publik dan ini yang saya suka. Setiap mengundang seniman Jogja responnya baik dan cepat tanggap," ucap Putu.

Ia juga berharap kerja sama dan dukungan selama ini dapat terus berlanjut. 

Baca juga: Hadirkan Model Baru, Sneakers Lokal Ventela Kolaborasi dengan Chicco Jerikho

"Bagaimanapun seni rupa, menjadi hal yang unik di Jogja, dengan segala komunitasnya, maka menjadi semangat untuk saat ini. Semoga seni rupa dapat segera bangkit pascapandemi," kata Putu.

Ajang Yogya Annual Art #7 merupakan salah satu rangkaian dalam rangka memperingati Hari Raya Seni di Yogyakarta. Hal ini dikarenakan, banyak pelaku seni mengadakan ajang serupa di berbagai tempat, dengan diikuti berbagai komunitas seniman di Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com