PURWOREJO, KOMPAS.com - Membudidayakan tanaman hias jenis bougenvile ternyata mampu menghasilkan keuntungan puluhan juta rupiah. Keuntungan tersebut dirasakan oleh Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tunjungan Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Pundi-pundi keuntungan dari budidaya bougenville pun tak sulit didapatkan. Pasalnya, puluhan anggota Pokdarwis Desa Tunjungan diwajibkan menanam bunga bougenvile.
Usaha milik Pokdarwis Desa Tunjungan ini menjadi menarik karena berbagai jenis bougenvile baik jenis lokal maupun import tersedia lengkap. Setiap halaman rumah anggota Pokdarwis tersebut dijadikan lahan untuk membudidayakan bunga bougenvile.
Suyono, Ketua Pokdarwis Desa Tunjungan mengatakan, bisnis bunga bougenvile sendiri di desa tersebut dimulai dari salah satu warga desa. Kemudian diikuti oleh warga lainnya hingga kini menjadi belasan warga yang ikut berbisnis bunga kertas ini.
Saat ini, ada 17 warga yang menjadi pengusaha budidaya bunga kertas dengan omzet berbeda-beda. Bahkan ada warga yang mendapatkan omset hingga Rp 50 juta tiap bulannya.
Setelah banyak warga yang berbisnis bunga ini, serta untuk memudahkan distribusi dan penjualan, dijadikanlah bisnis tersebut sebagai usaha bersama di bawah naungan Pokdarwis.
"Kami memiliki jenis bunga bougenvile sebanyak 100 sampai 200 jenis atau biasa disebut dengan ID (identity), baik lokal maupun import," kata Suyono saat ditemui di kebun bunga miliknya.
Harga yang ditawarkan bervariasi tergantung ID dan besar kecilnya batang tumbuhan tersebut. Harga termurah mulai Rp25.000, Rp 100.000 hingga Rp200.000. Bahkan ada ID jenis Kayata india dan Citra stripe yang harga mencapai Rp250.000 yang berukuran hanya sekitar dua jengkal tangan.
Suyono menambahkan, jenis bogenvile import koleksi warga desanya berasal dari berbagai daerah hingga mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Hawai dan India. Bunga dari mancanegara itulah yang harganya cukup menjanjikan karena masih langka di Indonesia.
"Yang membedakan harga bougenvile adalah jenis daun, jenis batang dan jenis bunga serta kesulitan dalam pengolahan produksi (budidaya)," kata Suyono.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.