Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Torajamelo Bawa Produk Kain Tenun untuk Sasar Pasar Global

Kompas.com - 19/01/2023, 20:45 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kain tenun menjadi salah satu produk warisan budaya nusantara yang perlu dilestarikan. Salah satu brand lokal yang juga ikut menggencarkan hal tersebut adalah Torajamelo.

Setelah kurang lebih 14 tahun berdiri, Torajamelo semakin gencar untuk membawa produk tenun lokal, bukan hanya untuk pasar domestik, tapi juga dapat menyasar pasar global.

Chief Executive Officer Torajamelo, Aparna Bhatnagar Saxena menyampaikan bahwa usaha yang sudah berdiri sejak 2008 ini sekarang tidak hanya memberdayakan penenun dari Toraja, melainkan sudah bekerja sama dengan 10 komunitas daerah lain.

"Saat ini kita sudah bekerja sama dengan 10 komunitas tenun daerah yang ada di luar Jawa, utamanya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi," ujar Aparna saat acara media gathering Sarinah Duty Free Brand Activation bersama Torajamelo di Sarinah, Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Nama Torajamelo sendiri hadir karena memang pada awalnya bisnis ini bermula dengan mengajak para penenun di Toraja. 'Toraja melo' berarti Toraja indah yang diambil dari bahasa lokal setempat.

Alasannya berdirinya Torajamelo berangkat dari keinginan untuk mengatasi beberapa concern mereka terhadap kelestarian warisan budaya lokal, yaitu tenun dan bagaimana masalah kesetaraan gender di Indonesia masih cukup besar, utamanya untuk memperjuangkan hak wanita agar dapat bekerja.

"Di sisi lain, positifnya adalah saat ini kesadaran dan keinginan masyarakat untuk membeli produk lokal semakin tinggi. Sehingga, kami merasa perlu semakin gencar dalam mempromosikan produk tenun itu sendiri," jelas Aparna.

Torajamelo bekerja sama dengan para komunitas penenun dan para perempuan penenun di beberapa daerah yang belum terlalu terekspos produk tenunnya untuk memasarkan hasil karya mereka, bukan hanya untuk pasar lokal, tapi juga pasar global.

Sejumlah produk kain tenun Torajamelo di Sarinah, Jakarta Pusat pada Kamis (19/1/2023).Gabriella Angelica Sejumlah produk kain tenun Torajamelo di Sarinah, Jakarta Pusat pada Kamis (19/1/2023).

Salah satu jenis tenun yang ingin dibawa oleh Torajamelo adalah tenun gedogan yang merupakan teknik kuno menenun yang mana lungsi dipasang di satu ujung ke tubuh penenun dan ujung lainnya ke obyek kuat seperti pohon atau tiang.

Sebagai slow lifestyle social enterprise, Torajamelo ingin berfokus melestarikan dan memasarkan produk tenun gedogan tersebut sebagai salah satu warisan budaya nusantara kepada pasar global. Salah satunya melalui kerja sama dengan Sarina Duty Free yang baru diluncurkan pada November 2022 yang lalu.

Founder Torajamelo sekaligus Independent Commissioner PT Sarinah, Dinny Jusuf juga menyampaikan pandangannya terhadap pemasaran produk tenun selama ini, termasuk bagaimana penjualannya lewat Duty Free.

"Duty Free kita ini kan masih baru ya, jadi masih banyak promosi awal. Kami sendiri berharap pemasaran produk tenun bisa terus bertumbuh karena pasar domestiknya di Indonesia sendiri sangat kuat," tutur Dinny.

Menurut Dinny, untuk memenuhi permintaan pasar domestik saja sebenarnya sudah cukup berat. Namun, dengan diluncurkannya Duty Free, mereka harus siap jika terdapat permintaan banyak dari pasar internasional.

"Itulah pentingnya pengorganisasian penenun. Maka dari itu, Aparna juga menambahkan satu syarat lagi untuk komunitas penenun daerah yang ingin bekerja sama, selain harus memiliki kantung penenun, mereka juga harus memiliki kepemimpinan organisasi di dalam masyarakatnya," pungkas Dinny.

Tujuan utama dari hal tersebut adalah agar proses produksi tenunannya dapat berjalan secara terstruktur dan optimal serta mampu beradaptasi dengan jumlah pesanan yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com