BATU, KOMPAS.com - Ratusan pelaku usaha mikro dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Kota Batu, Jawa Timur. Mereka akan mengikuti kegiatan pendampingan kewirausahaan untuk meningkatkan kualitas usahanya.
Total sebenarnya ada 1.200 pengusaha muslim yang akan hadir dengan didominasi pelaku usaha mikro dalam kegiatan Gebyar Wirausaha 11 pada 8-9 Februari 2025.
Kegiatan ini digelar oleh komunitas wirausaha nasional bernama Sukses Berkah Community (SBC) dan tidak dipungut biaya.
Baca juga: Kota Batu Diyakini Mampu Jadi Sentra Wisata UMKM
Salah satu panitia kegiatan, Abdullah Mujahid mengatakan, kegiatan pendampingan usaha melalui komunitas dinilai masih penting bagi pengusaha, terutama untuk mencari solusi dari persoalan-persoalan yang dihadapi.
"Kalau mengikuti pendampingan misalkan dari pemerintah atau apa, mereka biasanya hanya memberi materi satu kali, kemudian lepas, setelahnya itu biasanya kalau mereka punya masalah lagi, mereka enggak tahu larinya kemana, jadi terbatas," kata Abdullah, Jumat (7/2/2025).
Para pelaku usaha nantinya juga akan diberi materi dari para praktisi dan pengusaha berpengalaman.
Salah satu materi yang akan diberikan diantaranya tentang strategi menghadapi tantangan kewirausahaan saat era digital saat ini dan persaingan usaha pada tahun 2025.
"Tahun 2025 menuntut adaptasi yang cepat terhadap tren teknologi dan perubahan perilaku konsumen. Kita akan melihat peningkatan persaingan yang tajam, otomatisasi yang semakin meluas, dan pentingnya personal branding yang kuat untuk membedakan diri di pasar," jelasnya.
Baca juga: Perkuat UMKM, Kota Batu Didorong Punya Rumah Kurasi dan Rumah Vokasi
Dia juga mengatakan, bergabung bersama komunitas kewirausahaan juga bisa tidak sengaja terjadi link and match atau saling menguntungkan antar pengusaha.
"Misal ada anggota kami yang jual makanan, butuh suplai kemasannya, ternyata ada juga yang anggota kami pengusaha kemasan, jadi ini saling bertemu," katanya.
Komunitas SBC ini diketahui memiliki 10 ribu anggota dari berbagai daerah di Indonesia. Sebesar 50 persen dari seluruh anggota merupakan pengusaha mikro. Meski begitu, sudah ada beberapa pengusaha juga tergolong IPO atau sudah masuk bursa efek.
"Terus kemudian di atasnya sudah masuk ke kecil, menengah, besar itu paling cuma sekitar 2-3 persenan lah, cuma ada 1-3 orang yang sudah IPO," katanya.
Warga Malang Raya sendiri yang ikut komunitas tersebut sekitar 1.000 orang. Komunitas ini memiliki visi kepada seluruh anggotanya dapat tembus menjadi pengusaha IPO.
"Jadi anggota kami mulai dari yang belum punya usaha masih bingung usaha apa ada, pengusaha laundry, pengusaha properti, pengusaha parfum juga ada," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya