Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari UMKM Nasional, Teten Masduki Sebut Transformasi Digital Kunci UMKM Pulih dan Tahan Resesi

Kompas.com, 12 Agustus 2022, 17:27 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Dalam menyambut puncak Peringatan Hari UMKM Nasional 2022 di Bandung, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyebut transformasi digital menjadi kunci bagi UMKM untuk pulih dari pandemi dan membuatnya semakin kuat bertahan menghadapi ancaman resesi.

Teten dalam acara Peringatan Hari UMKM Nasional di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022) mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum Harnas UMKM sebagai dukungan bagi para pelaku UMKM agar cepat pulih dan mampu bertahan di tengah ancaman resesi global.

“Saat ini perekonomian Indonesia pulih lebih cepat dibanding negara-negara lain yaitu tumbuh 5,44 persen pada semester I tahun 2022,” kata Teten dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (12/8/2022).

Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil untuk mempertahankan perekonomian domestik tetap aman melalui sejumlah kebijakan seperti program sosial, pemberian subsidi, suku bunga, dan penguatan produk dalam negeri khususnya UMKM dalam beberapa kementerian dan lembaga.

"Terutama program digitalisasi yang sangat masif telah membuat UMKM mampu bertahan dan bahkan berekspansi pada masa pandemi," kata Teten.

 Acara Peringatan Hari UMKM Nasional di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022)Dok. KemenKopUKM Acara Peringatan Hari UMKM Nasional di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022)

Teten mengatakan, perekonomian dunia selanjutnya diprediksi masih tumbuh lebih lambat. Bahkan IMF telah mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen untuk tahun 2022 dan tahun depan lebih lemah lagi dari 3,6 persen ke 2,9 persen.

"Untuk itu kita perlu terus menjaga ekonomi domestik sebagai sumber pertumbuhan dan khususnya UMKM. Tetapi kita juga perlu menciptakan peluang untuk perluasan pasar luar negeri," kata Teten.

Di satu sisi, adopsi teknologi dan inovasi digital berpotensi untuk meningkatkan ketahanan, produktivitas, dan pemulihan ekonomi. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp5.400 triliun di tahun 2020-2030 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Diakui Teten, selama dua tahun pandemi mendorong UMKM bertransformasi digital, 19 juta UMKM saat ini masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137 persen dari sebelum pandemi.

“Kami optimistis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai, termasuk di dalamnya target 1 juta produk UMKM on-boarding dalam e-katalog belanja pemerintah pusat dan daerah di tahun 2022,” kata Teten.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Teten Masduki) bersama para pelaku UMKM dalam acara Peringatan Hari UMKM Nasional di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).Dok. KemenKopUKM Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Teten Masduki) bersama para pelaku UMKM dalam acara Peringatan Hari UMKM Nasional di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).

Saat ini, Teten mengatakan, tidak hanya e-commerce yang bertumbuh, platform lainnya juga berkembang seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech).

Pada 2030, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai masing-masing Rp160,4 triliun, Rp575 triliun, Rp202,4 triliun, Rp401 triliun, dan Rp471,6 triliun.

"Konsumsi masyarakat harus didorong bagaimana daya beli masyarakat diperkuat, menciptakan lapangan kerja, mendorong masyarakat membeli dan belanja produk dalam negeri atau produk UMKM," kata Teten.

Contohnya komoditas khusus yaitu minyak goreng. KemenKopUKM saat ini mulai dengan program minyak makan merah, petani difasilitasi dari pengolahan, pembangunan pabrik, yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Kemudian juga substitusi impor kacang kedelai dengan kacang koro.

"Ini sama enaknya dengan kedelai bisa menjadi bahan pembuatan tempe maupun kecap jadi lebih produktif. Kami sedang menyiapkan ekosistemnya yang juga perlu kerja sama berbagai pihak. Bahkan kami sudah hitung kebutuhan tiap daerah, kita perlu mengajak para pelaku koperasi tempe tahu untuk memproduksinya dengan kacang koro," kata Teten.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau