Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan

Kompas.com - 14/06/2025, 10:42 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta W. Kamdani, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membangun dan memperkuat sektor UMKM, sehingga UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkelanjutan.

Hal ini disampaikannya dalam acara Kick Off Diplomat Success Challenge Season 16 pada Jumat, (13/6/2025), menyusul serangkaian data yang menunjukkan peran signifikan UMKM dalam perekonomian Indonesia.

Shinta menyebut bahwa saat ini UMKM menyerap hampir 97 persen tenaga kerja dan menyumbang sekitar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) negara, serta menjaga stabilitas ekonomi di tengah berbagai tantangan terhadap sektor usaha.

Baca juga: Cara Sustainable Ekstraksi Nikel Ditemukan, Indonesia Perlu Jajaki

“Namun, kekuatan sebesar itu tidak akan berdampak panjang jika tidak didukung secara sistematis,” ujar Shinta.

Ia mengakui bahwa dukungan sistematis terhadap UMKM masih menjadi tantangan, sehingga peran UMKM belum optimal.

Salah satu persoalan yang disoroti adalah keterlibatan UMKM dalam rantai pasok yang dinilai belum masif, baik di tingkat nasional maupun global, yang dinilai dapat menjadi tonggak keberlanjutan UMKM.

Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM, hanya sekitar 7 persen UMKM yang terlibat dalam rantai pasok dalam negeri dan 4 persen dalam rantai pasok global, dari total 66 juta pelaku UMKM di Indonesia.

“Angka tersebut masih sangat rendah untuk pengembangan UMKM agar berdaya. Sebagai perbandingan, terdapat 20 persen UMKM di Vietnam yang telah masuk rantai pasok dunia,” ujar Shinta.

Lebih jauh, Shinta menyebut kontribusi UMKM terhadap ekspor juga masih terbatas, yakni hanya 15,7 persen. Sementara itu, Thailand mampu mendorong peran UMKM hingga menyumbang 29 persen terhadap ekspor nasional mereka.

Baca juga: Daftar Perusahaan Paling Sustainable Dirilis, Schneider Electric No 1

Meski begitu, Shinta memahami hal tersebut, mengingat keterbatasan akses sumber daya yang dihadapi UMKM dalam menunjang pertumbuhan mereka.

“Sebanyak 51 persen UMKM menghadapi keterbatasan akses pada sektor keuangan dan permodalan,” tambah Shinta.

Tantangan lain yang menghambat pertumbuhan UMKM antara lain keterbatasan pasar, pengetahuan untuk mempromosikan produk atau jasa, serta akses terhadap alat produksi dan teknologi yang sesuai dengan lini usaha mereka.

Sebagai informasi, Diplomat Success Challenge (DSC) adalah program kompetisi kewirausahaan terbesar di Indonesia yang diprakarsai oleh Wismilak Foundation.

Program ini telah memasuki tahun ke-16, dengan tetap mengusung misi sebagai safe space bagi para entrepreneur muda Indonesia dalam mengembangkan usaha yang berdampak.

Dengan total dana hibah senilai Rp 2,5 miliar, DSC telah berhasil menghimpun lebih dari 160.000 proposal bisnis dari berbagai penjuru Indonesia dan secara konsisten menghadirkan ekosistem kolaboratif yang mendukung pertumbuhan wirausaha berbasis nilai dan keberlanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Training
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Program
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Program
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Program
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau