Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Keuangan Didorong Sediakan Produk yang Ramah bagi Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 06/09/2023, 16:07 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Women’s World Banking dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia melalui Koalisi Inklusi Keuangan Digital Perempuan (IKDP) mengadakan pelatihan dengan tema Perspektif Inklusif Disabilitas dalam Mengembangkan Produk dan Layanan Keuangan, Selasa (5/9/2023) untuk penyedia layanan jasa keuangan.

Melalui kegiatan ini, Koalisi IKDP mendorong lahirnya solusi dan aksi konkret untuk memastikan solusi dan akses keuangan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi penyandang disabilitas.

Wakil Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Bidang Advokasi dan Peningkatan Kesadaran Rina Prasrani menjelaskan, aksesibilitas dimaknai sebagai layanan dan kebijakan yang bermanfaat bagi semua, termasuk penyandang disabilitas.

Baca juga: Cerita Christine Membangun Bisnis Biji Kopi Panggang untuk Kenalkan Toraja Sapan

 

Agar produk dan layanan keuangan bisa aksesibel, penyandang disabilitas perlu dilibatkan secara aktif, mulai dari proses perancangan, pengembangan, pengujian hingga penyediaan produk.

"Produk dan layanan yang ramah disabilitas hanya dapat dikembangkan dengan memahami dan mempertimbangkan kebutuhan penyandang disabilitas,” ujar dia dalam keterangan resmi.

Rina mengungkapkan, hambatan yang dialami oleh penyandang disabilitas ketika mengakses keuangan banyak disebabkan oleh stigma terkait disabilitas di kalangan masyarakat dan penyedia layanan jasa keuangan.

Stigma yang beredar di antaranya adalah bahwa penyandang disabilitas tidak dapat mandiri, tidak cakap hukum dan tidak membutuhkan akses keuangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Lebih lanjut, laporan Indikator Pekerjaan Layak di Indonesia BPS tahun 2022 menunjukkan bahwa mayoritas pekerja disabilitas di dalam negeri menjalankan wirausaha.

Pada 2022, proporsi pekerja disabilitas dengan status berusaha mencapai 0,81 persen dari total penduduk bekerja secara nasional. Mengembangkan produk dan layanan yang disesuaikan untuk kelompok penyandang disabilitas tidak hanya selaras dengan prinsip inklusi tetapi juga membuka peluang usaha yang signifikan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Edwin Nurhadi menuturkan, akses keuangan adalah hak semua masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Inklusi keuangan disabilitas menjadi salah satu prioritas OJK dalam upaya mencapai target inklusi keuangan Indonesia sebesar 90 persen pada tahun 2024.

"Untuk itu, kami tidak bisa bekerja sendiri. Lokakarya yang diadakan Women’s World Banking dan HWDI membantu kami dalam rangka memberikan edukasi dan pemahaman kepada penyedia layanan jasa keuangan untuk membuka akses keuangan yang lebih luas terhadap penyandang disabilitas,” ujar dia. 

Baca juga: 5 Kiat Sukses Bisnis Event Organizer

Sementara itu, Wakil Direktur Women’s World Banking Asia Tenggara untuk Advokasi Kebijakan Vitasari Anggraeni mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu komitmen Women’s World Banking untuk mendukung inklusi keuangan.

“Pelatihan ini bagian dari dukungan kami atas implementasi Petunjuk Teknis Operasional untuk Pelayanan Keuangan bagi Penyandang Disabilitas yang dikeluarkan OJK. Kami berharap penyedia layanan jasa keuangan dapat menggunakan hasil dari pelatihan ini dalam merancang produk-produk keuangan yang inklusif,” ujarnya.

Lokakarya ini dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perwakilan sektor keuangan seperti BTPN Syariah, DANA, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Gojek, GoTo, dan KUMPUL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Program
Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau