Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelola Peternakan Madu Kalulut, Santri Ponpes Mihbahlul Munir Didorong Jadi Santripreneur Mandiri dan Tangguh

Kompas.com - 27/03/2022, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BANJARBARU, KOMPAS.com - Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mihbahul Munir didorong agar menjadi bisa menjadi santripreneur yang mandiri dan tangguh.

Pengelola bersama 800 santri dan santriwati Ponpes Mihbahul Munir sendiri mengelola peternakan lebah Madu Kalulut.

Madu Kalulut yang dikenal juga Madu Trigona sendiri berasal dari Kalimantan Selatan. Di Banjarmasin dan Banjarbaru, sudah banyak yang membudidayakan lebah Madu Kalulut baik untuk tujuan komersil, maupun sekadar memenuhi kebutuhan menjaga daya tahan tubuh.

"Kita akan dukung pengembangan usaha milik Ponpes ini untuk memperkuat jiwa kewirausahaan para santri hingga menjadi santripreneur yang mandiri dan tangguh," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (27/3/2022).

Arif menambahkan dengan terus dibekali ilmu kewirausahaan, para santri diyakini mampu menciptakan lapangan kerja sendiri usai lulus nanti.

"Dengan dibekali jiwa kewirausahaan, Ponpes bisa memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di wilayah masing-masing. Kebetulan, di Banjarbaru ini ada potensi Madu Kalulut yang bisa dikembangkan," jelas Arif.

Apalagi, lanjut Arif, peternakan lebah memiliki potensi ekonomi yang tinggi, serta produknya sangat dibutuhkan bagi kesehatan masyarakat.

"Akan ada pendampingan usaha dari Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) untuk meningkatkan dan memperkuat Santripreneur," imbuh Arif yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) Indonesia.

Untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasaran, Arif menekankan agar Ponpes Mihbahul Munir untuk mendirikan koperasi. Pasalnya, badan hukum yang cocok untuk pengembangan usaha di Ponpes adalah koperasi.

"Dengan begitu, para santri bisa fokus memproduksi madu, sementara terkait pemasaran dan perijinan usaha bisa dilakukan oleh koperasi," ulas Arif.

Dengan berkoperasi, Arif meyakini bakal memperluas pasar dan kualitas produk madu yang dihasilkan Ponpes Mihbahul Munir. Terkait kemasan dan PIRT bisa mulai diurus agar bisa masuk e-Katalog LKPP.

"Ada peluang besar di mana belanja pemerintah dan BUMN harus menyerap produk dari koperasi dan UMKM sebesar 40 persen," ungkap Arif.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia Provinsi Kalsel Edy Setyo Utomo mengungkapkan, pihaknya juga terus meningkatkan kewirausahaan di ponpes-ponpes yang ada di Kalimantan Selatan.

"Para santri harus disiapkan skill dan ilmu yang salah satunya adalah kewirausahaan," tandas Edy.

Edy menegaskan, bila unit usaha yang ada di Ponpes dikelola dengan baik melalui Koperasi Pondok Pesantren, akan memiliki efek ekonomi yang bagus, termasuk bagi masyarakat sekitar Ponpes.

"UKM-UKM yang ada di sana juga akan terdorong untuk naik kelas," pungkas Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau