JAKARTA, KOMPAS.com – Tak pernah terpikirkan dalam benak Furiyanti, bahwa telur gabus buatan ibunya akan mendunia seperti saat ini. Produk yang mulanya dibuat sang ibu untuk sanak keluarga itu, telah terjual ke beberapa negara yakni Amerika, Australia, Filipina, dan Malaysia.
“Saya sangat terharu karena dari awal saya tidak pernah ada ambisi bahkan mimpi untuk punya produk yang olahan dari ibu untuk bisa dijual di Indonesia apalagi sampai ke luar negeri,” kata Furiyanti dalam acara bertajuk Ayo UKM, Tunggu Apa Lagi? yang digelar di Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2025).
Di usia senjanya, ibunda Furiyanti mementingkan gizi keluarga dengan meracik sendiri olahan telur gabus untuk camilan dengan bahan yang terjamin kebersihannya. Beranjak dari sana, camilan tersebut mulai terkenal dan dicicipi lebih banyak orang termasuk rekan kerja Furiyanti.
Baca juga: Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Semarak, Hampir 400 UMKM Ikut Meramaikan
Seiring berjalannya waktu, bisnis dimulai pada 2016 silam di mana beberapa teman Furiyanti memesan telur gabus dengan sistem pre-order (PO). Bisnis ini juga memiliki misi yaitu membuat orang yang memakannya teringat dengan keluarga.
“Kalau dicobain kayak ingat rumah, kayak buatan nenek, buatan eyang. Nah itu yang ingin kami bawa, supaya semua orang kembali lagi ke rumah ke keluarga mereka merasa dikasih dan dicintai,” kata dia.
Lalu, pada 2018 Furiyanti mengganti merek produk telur gabus dari Cocok menjadi Kata Oma. Kemasan yang sebelumnya berupa tabung mika pun disulap menjadi plastik yang lebih aman untuk dijual.
Di tahun berikutnya, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini menjual telur gabus produksinya kepada reseller dengan omzet hingga ratusan juta rupiah. Kata Oma Telur Gabus pun masih berjejer di pedagang kaki lima.
“Kami baru mulai di kuartal IV memasuki jalur pasar modern, supermarket. Di sini saya baru mengenal Unifam, dan produk sudah dimulai distribusikan oleh Unifam ke supermarket yang ada di Indonesia,” tutur Furiyanti.
Inovasinya tak berhenti sampai di situ, Kata Oma Telur Gabus mengembangkan varian rasa otentik Indonesia antara lain keju, gula aren, balado, serta telur asin pada 2020.
Baca juga: 3 Tips Pilih Bahan Makanan Berkualitas untuk Jualan, Cocok Buat UMKM
Pada tahun yang sama, jelas Furiyanti, pihaknya merambah dunia penjulan di e-commerce. Jerih payahnya itu membuahkan hasil, lantaran Kata Oma Telur Gabus meraih penghargaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“2020 Kata OMA dipercaya dan menang salah satu penghargaan best UMKM award dari Brillianpreneur,” ucap Furiyanti.
Tingginya angka penjualan dan mitra reseller yang mencapai 1.000 orang saat itu, tak membuat Furiyanti berpuas diri. Dia memutuskan merambah pasar internasional dengan mengekspor produknya ke sejumlah negara.
“Pasar internasional adalah tantangan kami yang selanjutnya. Bukannya tanpa tantangan, ini sangat panjang, lama, berliku. Karena ini mau deal satu negara saja panjang, lama banget,” ungkap Furiyanti.
Kendati demikian, ia berhasil menembus pasar empat negara. Kini, manajemen Kata Oma Telur Gabus tengah berupaya agar produknya bisa terjual ke Korea Selatan, Singapura, Kamboja, dan Vietnam.
Adapun Kata Oma Telur Gabus menargetkan penjualan naik 30 persen di 2025.