Furiyanti menyatakan, perjalanannya untuk sampai di posisi saat ini bukanlah hal yang mudah. Menurut dia, UMKM lain dapat mencontek cara manajemen Kata Oma dengan menentukan branding yang jelas.
Selain itu, memiliki keunikan tersendiri misalnya mengadopsi konsep camilan tradisional Indonesia. Tak ketinggalan, kualitas yang terjain untuk bisa menembus pasar ekspor.
“Saya cuma mau tutup, kalau seorang Oma yang berusia 70 tahun, ibu rumah tangga, lulusan SMA, enggak mengerti bisnis, bisa terus dikembangkan potensinya pasti UMKM Indonesia lainnya juga banyak yang bisa going global juga,” jelas Furiyanti.
Baca juga: MBG Saat Ramadhan di Yogyakarta, Siswa Dapat Telur, Kurma, Susu dan Biskuit
“Jadi saya sangat excited untuk bertemu dengan teman-teman UMKM lainnya juga di kancah internasional,” imbuh dia.
Dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, menekankan pentingnya kerja sama antara pelaku usaha, pemerintah, dengan media dalam memajukan UKM Indonesia.
“Kami terus mendukung UKM dalam meningkatkan kualitas dan daya saing mereka. Media memiliki peran strategis dalam memperkenalkan UKM kita ke pasar domestik dan internasional,” terang Bagus.
Sementara ini, instansinya tengah menyiapkan super app untuk membantu pengusaha UMKM mendapatkan sertifikasi hingga bisa menjual produknya ke luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.