MALANG, KOMPAS.com - Sunariah menjadi salah satu dari sekian juta pelaku usaha mikro di Indonesia yang kegigihannya patut dicontoh. Bermula memiliki pekerjaan sebagai buruh tani harian memilih banting setir menjadi pengusaha yang berkembang secara bertahap.
Ibu asal Dusun Donorejo, Desa Tegalrejo, Malang ini awalnya merupakan buruh tani harian dengan bayaran Rp 30 ribu. Tak ingin hidup susah terus menerus, pada tahun 2018, Sunariah mengambil keputusan untuk berjualan sayur keliling dan gorengan.
"Saya itu memang dari awal ingin jualan, di tahun segitu itu saya mulai ikut PNM Mekaar (Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), awal mulanya (akses modal) Rp 2 juta untuk jualan sayur keliling dan gorengan," kata Sunariah usai ditemui di Kantor PNM Cabang Malang, Kota Malang pada Jumat (11/4/2025).
Baca juga: Dukung Perempuan dapat Akses Pembiayaan, HSBC Salurkan Social Trade Loan 100 Juta dollar AS ke PNM
Seiring berjalannya waktu, usaha Sunariah terbilang berjalan dengan baik. Dia beberapa kali juga mendapat pendampingan berupa penyuluhan wirausaha yang membantunya.
"Enaknya enggak ada jaminan kayak di bank, jadi dua minggu sekali itu kan bayar angsuran, terus kita sering dapat penyuluhan, kayak diajari menata uang jualan itu seperti apa, tidak mencampur uang pribadi untuk usaha, seperti itu," katanya.
Meski begitu, Sunariah tidak luput dari tantangan, seperti keuntungan yang didapatkan menurun dari usahanya saat menghadapi pandemi Covid-19.
"Tantangan paling sulit pas Covid-19, sepi pembeli, pemasukan kurang, mau bayar angsurannya susah, modalnya buat bayar angsuran, kadang modalnya kurang, tetapi terus berusaha dengan berjualan gorengan, dan bisa tertutupi," katanya.
Tidak menyerah dengan keadaan, ibu dua anak ini memilih membuka usaha lainnya yakni toko sembako dan saat ini dibantu oleh anaknya. Saat ini, usahanya itu bisa memperoleh omzet sebesar Rp 9 juta dalam sebulan.
"Awal mulanya modal Rp 2 juta untuk sayur keliling dan gorengan, terus kedua saya Rp 3 juta, ketiga Rp 3 juta, terus-terus tambah sekarang Rp 8 juta, mau Rp 9 juta dari PNM," katanya.
Ke depan, di tokonya itu, Sunariah ingin menambah produk jualan yakni gas elpiji dan Alat Tulis Kantor (ATK).
"Saya mau tambah jualan gas (seperti pangkalan) tapi masih rencana, sama ATK (Alat Tulis Kantor)," katanya.
Sementara itu, Direktur Operasional PNM, Sunar Basuki mengatakan, ada 231 ribu nasabah PNM di Malang Raya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 98 persen nasabah berjalan dengan baik seperti tertib membayar angsuran dan usahanya berkembang positif.
Baca juga: PNM Kembali Buka Unit Mekaar di Wilayah 3T
"Nasabah kita 70 persen perdagangan, usaha mikro, seperti makanan dan kerajinan tangan. Kita berharap nasabah terus bertambah, targetnya Malang bisa sampai 260-270 ribu, karena potensi di Malang yang belum dibiayai oleh Mekaar masih punya ruang," katanya.
Pihaknya juga berkomitmen terus melakukan pendampingan secara rutin terhadap seluruh nasabah Mekaar.
"Kita akan fokus terhadap pendampingan rutin, juga seperti program penyuluhan jualan online, membantu memfasilitasi sertifikasi halal, supaya usahanya semakin bagus," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.