KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 merebak dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia pada awal 2020 lalu, Ema Satriani (50) melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk menyalurkan ide kreatifnya di tengah keterbatasan mobilitas.
Ide tersebut terbesit saat ia melihat tumpukan limbah material yang mayoritas merupakan pipa paralon tak terpakai. Jiwa wirausahanya pun muncul, ia bertekad untuk memberikan nilai lebih agar limbah tersebut menjadi barang yang berguna.
“Kebetulan di sebelah rumah ada bahan material pipa paralon bekas, kita olah jadi pertama gantungan kunci. Saat itu kita berdayakan anak-anak yang lagi sekolah daring,” kata Ema, Selasa (13/9/2022).
Baca juga: Ingin Usahamu Cepat Berkembang? Simak Tips dari Sandiaga Uno Ini
Produk pertama dari MApril Craft yang dihasilkan saat itu adalah gantungan kunci, ia memberdayakan anak-anak di lingkungannya untuk membantu sekaligus diberi upah.
Di titik ini, Ema sadar bahwa usaha asal Medan ini bisa dikembangkan dan memberikan dampak positif ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, Ema mulai memproduksi barang lain seperti celengan dan kotak tisu.
“Awalnya dari gantungan kunci, kedua celengan, dan ketiga itu kita buat kotak tissue. Kalau yang paling laku itu celengan sama kotak tisu,” ungkapnya.
Produk-produk MApril Craft yang dibuat handmade menggunakan alat-alat sederhana dan tekstur bakar yang unik ini menjadi daya tarik tersendiri. Untuk memperoleh pipa bekasnya, Ema membeli dari para pengepul dengan harga Rp 10.000 per kilonya.
Selain itu, produk dari pipa bekas secara tidak langsung mampu membantu mengurai sampah. Mengingat data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebanyak 44,13% sampah di Indonesia masih tersisa karena belum dikelola.
Sebagai salah satu UMKM kerajinan tangan, MApril Craft sangat merasakan manfaat dari berbagai pameran-pameran yang diikuti dalam membantu produknya agar dikenali masyarakat luas.
Menurut Ema, selain upaya pemasaran konvensional yang gencar ia lakukan kepada relasi dan media sosialnya, pameran UMKM juga menjadi salah satu kesempatan agar MApril Craft dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
“November 2021 produk kita diikutsertakan mewakili Sumatera Utara untuk NTB Expo, di sana ada pameran UMKM. Itu pertama kali tisu box bahan limbah didukung, alhamdulillah diterima baik dan di sana banyak orang asing yang tertarik,” tutur Ema.
Selain aktif mengikuti berbagai pameran UMKM, MApril Craft ini juga memiliki target konsumen dalam memasarkan salah satu produk unggulannya yaitu kotak tisu.
“Mindset saya pasti tiap meja membutuhkan kotak tisu. Nah alhamdulillah di temen-teman itu kan tertarik, target pasar saya ya instansi pemerintah, swasta, kantor gitu siapa saja yang melirik,” ungkap Ema.
Sebagai seorang pengusaha yang aktif, Ema tentu memiliki target agar bisa memperluas usahanya. Akan tetapi, ia acap kali menghadapi tantangan khususnya dalam proses pemasaran produknya.
Tidak hanya ia sendiri, Ema melihat kendala ini kerap kali terjadi pada teman-teman UMKM lainnya.
Baca juga: Ini Strategi yang Bisa Dicoba oleh UMKM untuk Hadapi Kenaikan Harga BBM
“Di lapangan UMKM kita itu jago produksi tapi mentok di pemasaran. Jadi minta tolong untuk yang berkompeten seperti pemerintah, swasta, komunitas, pihak kampus maupun media untuk membantu pemasarannya bagaimana,” jelas wanita yang kerap disapa Coach Ema tersebut.
Produk yang kerap kali diborong oleh pecinta seni dan kerajinan tangan saat pameran ini memiliki harapan yang begitu luas. Sebagai pemilik, Ema memiliki visi untuk terus mengembangkan produk dan memperluas pasarnya hingga internasional.
Oleh sebab itu, ia dan para pengusaha UMKM lain berharap agar masyarakat semakin mengapresiasi produk dalam negeri dan pemerintah bisa menjembatani agar UMKM bisa dipasarkan secara luas dan global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.