JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas meminta para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal untuk berani melakukan ekspor produk ke pasar Eropa.
Khususnya di Belanda, Mayerfas menyampaikan, penduduk Indonesia begitu banyak di sana. Jumlah diaspora Indonesia di Belanda mencapai 1,7 juta orang. Orang-orang tersebut juga merupakan pasar untuk para pelaku UMKM.
"Orang yang punya keterkaitan khusus dengan Indonesia kan itu pasar. Tidak perlu dididik lagi karena memang mereka membutuhkan barang-barang di Indonesia," ujar Mayerfas saat siaran Ngobrol Bisnis (Bronis) UMKM yang ditayangkan di media sosial Kompas.com.
Oleh karena itu, pelakudiharapkan tidak takut untuk mencoba pasar Eropa, khususnya Belanda karena pasarnya sendiri tersedia di sana.
Banyak produk baru yang bisa diekspor ke Belanda, tetapi ada juga produk yang sebenarnya sudah ada di sana. Hanya saja selama ini mereka mengambil dari negara lain. Menurut Mayerfas, pemasaran produk yang sudah ada itu pun juga termasuk peluang.
Artinya, kita bisa mengambil pasar dari negara-negara lain. Untuk saat ini, pemanfaatan peluang tersebut dinilai masih kecil persentasenya jika dibandingkan nilai impor Belanda secara keseluruhan.
Mayerfas berharap, jika pelaku UMKM bisa memanfaatkan peluang itu, orang Belanda bisa lebih mengenal kelebihan produk asal Indonesia.
"Setelah mereka kenal, oh ternyata di Indonesia juga baik, misalnya gula kelapa dan batok kelapa. Nah itu meningkat sekali permintaannya, ternyata yang Indonesia punya lebih baik dibandingkan tempat lain," tutur Mayerfas.
Mayerfas juga mengatakan adanya barang atau produk baru, seperti produk herbal yang sedang populer di pasar Belanda dan Eropa. Ia beranggapan bahwa, pasar di sana perlu dididik terlebih dulu untuk lebih beradaptasi dan pada akhirnya berminat terhadap produk baru.
"Kadang-kadang kita harus mendidik pasar dulu ya. Masuk dulu, dikenal dulu, lama-lama mereka senang. Misalnya minyak gosok, itu pasarnya bagus sekarang. Minyak kutus-kutus. Nah semacam itu populer," papar Mayerfas.
Prinsip utama yang disampaikan oleh Mayerfas adalah untuk berani melakukan ekspor terlebih dahulu.
"Ya kalau ada seribu tembakan, masa gak kena satu gitu," pungkas Mayerfas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.