Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Binaan Lapas Kelas I Malang Diajak Miliki Keterampilan Usaha

Kompas.com - 30/12/2022, 16:00 WIB
Nugraha Perdana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas I Malang, Jalan Asahan, Kota Malang tengah sibuk memasak untuk menjamu tamu yang datang di kedai New Pojok Kuliner pada Jumat (30/12/2022).

Mereka membuat aneka makanan dan minuman di dapur dengan peralatan yang lengkap.

Tempat itu baru dibuka pada tahun 2022 ini sebagai salah satu bengkel latihan dari para WBP yang memiliki minat dan bakat dalam bidang tata boga.

Peralatan seperti beberapa kompor hingga mesin penggilingan kopi difasilitasi oleh pihak lapas untuk menunjang kegiatan yang ada.

Kedai tersebut buka pada pagi dan siang setiap harinya. Ada sekitar 40 WBP yang ikut pelatihan. Biasanya tamu yang datang yakni petugas lapas dan WBP seperti sekedar ingin bersantai dengan menikmati sajian minuman kopi.

Kepala Lapas Kelas I Malang, Heri Azhari mengatakan, di Lapas Kelas I Malang terdapat 17 sub minat dan bakat usaha yang dapat diikuti oleh para WBP. Selain tata boga, juga terdapat pelatihan keterampilan seperti mencukur rambut, laundry, melukis, budidaya jamur dan lainnya.

"Sebelumnya, hanya ada sekitar 13 sub minat dan bakat, itu kita perbanyak, supaya WBP lebih banyak pilihan untuk mengikuti kegiatan keterampilan yang ada," kata Heri pada Jumat (30/12/2022).

Menurutnya, kegiatan berbagai pelatihan keterampilan itu penting untuk membangkitkan semangat dan optimisme para WBP dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain itu, sebagai bekal para WBP ketika bebas nanti yang diharapkan memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha sendiri.

Pihaknya juga bekerjasama dengan beberapa lembaga pelatihan keterampilan dan pada tahun 2022 ini sudah memberikan sertifikat kepada 360 WBP.

"Jumlah WBP kita ada 3.166, terdiri dari 600 tahanan, kemudian sekitar 700 - 800 ikut pondok pesantren, sisanya kita arahkan minat dan bakat. Kemudian minat dan bakat ini untuk kita dorong mereka (WBP) memiliki keterampilan, ketika keluar dari sini sudah benar-benar siap kembali ke masyarakat," kata Heri.

Lebih lanjut, Heri menyampaikan, kegiatan yang berjalan seperti di New Pojok Kuliner, para WBP dilatih untuk membuat beragam makanan dan minuman. Seperti tahu telor, nasi goreng, kwetiaw goreng, onde-onde, minuman kopi dan lainnya.

"Kita kopi dari Malang, Bali, Aceh ada, kita roasting (giling) sendiri, jadi teman-teman WBP juga menyortir dulu biji kopinya. Selain itu, biasanya memang mereka lebih banyak menerima pesanan, kita mendorong seperti petugas lapas yang memiliki kegiatan-kegiatan untuk memesan makanan, ya dari mereka pesannya, seperti nasi kotak juga," lanjut Heri.

Selain itu, dalam kegiatan minat dan bakat juga ada budidaya jamur tiram. Setiap harinya, para WBP bisa menghasilkan sekitar 30 kilogram jamur tiram yang dipasarkan ke warung-warung makan.

"Satu kilogram itu Rp 10.000, permintaan sebenarnya banyak, tapi kami tidak money oriented, tetapi yang terpenting bagaimana para WBP ini keterampilannya benar-benar teruji dan tidak kalah dengan mereka yang di luar sana," tambah Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau