Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Durian Pithi asal Purworejo, Nikmat Manis Pahit di Lidah

Kompas.com - 27/01/2023, 09:00 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Durian lokal asal Purworejo, Jawa Tengah yang kerap diburu adalah durian pithi.

Durian lokal berukuran mini ini dikenal dengan cita rasa yang unik dan berbeda. Rasa manis dan pahit terasa sangat melekat dilihat para pencintanya.

Salah satu petani sekaligus pengepul durian Pithi, Supandi (38) warga Sokoagung ,mengatakan, Sokoagung di Kecamatan Bagelen adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas wahid di Kabupaten Purworejo.

Banyak sekali jenis durian lokal yang dihasilkan dari pohon-pohon durian di desa tersebut. Rata-rata dari pohon durian berusia tua dan warisan turun-temurun. Umurnya tidak hanya puluhan tahun, melainkan banyak yang sudah berusia 100 tahun lebih.

"Banyak juga yang menyebutnya durian lato-lato, karena ukurannya memang kecil dan kalau diikat dua mirip permainan yang lagi demam saat ini," kata Supandi ditemui di rumahnya pada Kamis (26/1/2023).

Supandi menyebut, setiap pohon durian di Desa Sokoagung menghasilkan varietas lokal yang berbeda-beda, baik dari bentuk fisik maupun cita rasanya. Masing-masing punya keunggulan, ragam cita rasa durian lokal ini yang kemudian jadi keunggulan durian dari Kabupaten Purworejo.

Sokoagung di Kecamatan Bagelen adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas wahid di Kabupaten Purworejo. Durian tersebut dikenal dengan sebutan durian pithi.KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Sokoagung di Kecamatan Bagelen adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas wahid di Kabupaten Purworejo. Durian tersebut dikenal dengan sebutan durian pithi.

Tak sedikit para penggemar buah durian yang berburu langsung ke kebun atau hutan, mendatangi langsung petani atau pemilik pohon. Dari sekian banyak durian lokal yang ada, satu varietas yang cukup populer adalah durian pithi.

"Ciri khas durian ini kulitnya tipis namun daging buah duriannya tebal, warnanya dominan kuning. Ukurannya memang kecil, namun cita rasanya luar biasa, manis dominan pahit dan legit. Kalau pemula saya sarankan durian pithi sebagai penutup, kalau makan di awal, bisa mblenger duluan," jelasnya.

Menurutnya, karena kulitnya yang tipis menjadikan durian jenis ini tak gampang merekah. Rasa dan aromanya menjadi benar-benar terjaga. Begitu si pithi dibelah, aroma wanginya akan menusuk hidung, tekstur daging buahnya juga kesat.

"Ketika disantap langsung, cita rasa pertama yang akan didapat yakni pahit campur manis, legit. Mereka yang berani bisa dijodohkan dengan kopi, rasanya bisa sampai ke ubun-ubun," ujar Supandi.

Dijelaskan, salah satu cara menjaga cita rasa durian pithi yakni selalu ditunggu sampai masak pohon. Petani lokal biasanya menunggu buah jatuh sendiri. Hal itulah yang membuat kualitas durian pithi lebih terjamin.

Durian ini kerap menjadi sasaran tupai. Petani biasanya membunyikan petasan untuk menjauhkan hewan pengerat pemangsa durian ini.

"Tupai pintar sekali memilih durian pithi masak pohon. Kalau tidak dihalau ya bisa habis. Ya meskipun buahnya kecil tapi pohonnya tinggi besar di hutan, pohon turun-temurun sudah ada sejak dulu," jelas Supandi.

Sokoagung di Kecamatan Bagelen adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas wahid di Kabupaten Purworejo. Durian tersebut dikenal dengan sebutan durian pithi.KOMPAS.com/BAYU APRLIANO Sokoagung di Kecamatan Bagelen adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas wahid di Kabupaten Purworejo. Durian tersebut dikenal dengan sebutan durian pithi.

Kendati berkualitas, durian pithi memang tidak setenar durian jenis lain. Sebab durian ini dipasarkan dengan mengandalkan para tengkulak.

Saat panen raya, sehari ratusan bahkan ribuan buah durian. Ketika keluar, kadang identitas durian lokal Sokoagung ini bisa berubah menjadi durian Kaligesing lantaran memang yang terkenal adalah durian Kaligesing sehingga mudah laku.

"Harganya cukup kurang dari Rp 20.000 sampai Rp 40.000 saja. Saat musim durian seperti ini bisa untuk tambahan keperluan rumah tangga," kata Supandi.

Hendri (38), salah satu pembeli mengatakan, awalnya tidak begitu paham apa itu durian pithi. Di kalangan petani biasanya memang dipisah, karena ukurannya yang mini. Bentuknya jika dilihat memang cenderung bulat, tetapi saat dibuka dagingnya penuh.

"Bagi yang tidak tahu mungkin dikira durian belum masak sudah jatuh, tetapi ternyata memang ukurannya segitu, karena ukurannya yang kecil beli Rp 100.000 bisa dapat empat, dan memang ngapoki (bikin kapok,red). Bagi pecinta durian yang suka rasa legit pahit harus mencoba kalau ini, mantap," ungkap Hendri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau