KOMPAS.com – LucyDream Gallery (LDG) melakukan rebranding menjadi LucyDream Art (LDA) untuk mempermudah pemasaran dan menjangkau lebih banyak seniman dan pencinta seni.
Didirikan pada Januari 2022, LDA merupakan marketplace seni yang berlokasi di Seminyak, Bali.
Chief Operating Officer (COO) LDA Sisie Wulandari Simon menjelaskan bahwa rebranding dilakukan untuk meningkatkan pengenalan merek di pasar yang lebih luas. Dengan langkah ini, diharapkan semakin banyak yang memahami bahwa LDA adalah tempat yang tepat untuk mengakses seni secara mudah.
“Seni tidak terbatas dan bisa berbentuk apa pun sehingga dapat diakses oleh siapa saja dengan harga terjangkau,” ucapnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (7/2/2024).
Sebagai informasi, LDA merupakan platform bagi seniman untuk memamerkan karya seni secara global. Platform ini memanfaatkan teknologi untuk membantu seniman mendapatkan pengakuan dan meningkatkan nilai karya.
Selain meningkatkan visibilitas seniman, LDA juga memiliki tujuan utama untuk mendukung program sosial LDA yang bernama “Seeds for A Child” (SFaC).
Program SFaC membantu anak-anak meraih cita-cita dengan menyediakan beragam pelatihan keahlian dari LDA. Melalui program ini, anak-anak bisa mengembangkan diri dan kemampuannya sehingga tidak hanya menjadi individu sukses di masa depan, tetapi juga percaya diri dan berani mengejar impian.
Sisie menjelaskan bahwa SFaC menyediakan kelas selama 10 hari untuk anak-anak dan remaja. Kelas ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan hidup dan bakat seni para peserta. Beragam tema menarik akan dipelajari dalam program tersebut.
Kurikulum SFaC didesain untuk menumbuhkan kreativitas anak-anak sekaligus memberikan tantangan dan kesempatan untuk berkembang.
“Melalui SFaC, kami bekerja sama dengan yayasan dan desa-desa untuk mengembangkan platform kreatif dan edukatif bagi anak-anak dari desa-desa di Bali,” jelas Sisie.
LDA bekerja sama dengan seniman lokal Bali untuk memberikan pengalaman mendalam tentang kehidupan relawan sosial. Sejak 2022, SFaC telah menjalankan tiga program sosial di Singaraja, Denpasar, dan Karangasem.
Lebih dari 50 kerajinan dibuat bersama-sama oleh relawan dan anak-anak, termasuk lukisan, kolase, dan tote bag.
Sisie mengatakan, LDA terbuka untuk menjalin kerja sama dengan berbagai lini bisnis yang memiliki kesamaan visi dan misi. Saat ini, pihaknya tengah melakukan ekspansi ke luar Bali untuk mempermudah akses bagi seniman dan pihak lain yang ingin bermitra.
“Tujuan ekspansi ini adalah untuk menyebarkan informasi dan berkomunikasi dengan pasar secara lebih efisien,” jelasnya.
Ia pun membeberkan beberapa contoh kerja sama yang pernah terjalin. Contohnya, LDA dengan hotel, kafe, klub pantai, dan perusahaan fesyen. Bentuk kerja samanya pun beragam.
Untuk hotel, restoran, dan kafe, misalnya, LDA bisa mengadakan pameran, bincang-bincang seni, dan workshop. Sementara, untuk perusahaan fesyen, LDA bisa berkolaborasi dengan cara menggunakan karya seni sebagai desain pada produk mereka, seperti kaus, sepatu, tumbler, dan jaket.
LDA tak hanya fokus pada seni, tapi juga menghasilkan produk merchandise dari karya para senimannya. Produk tersebut meliputi tote bag, kipas tangan, dan tumbler.
Keuntungan dari penjualan merchandise akan dibagikan kembali kepada para seniman, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jual karya mereka dan memberikan keuntungan yang lebih besar.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai LDA, silakan kunjungi Instagram @lucydreamart atau situs web https://lucydreamart.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.