Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garap Potensi Market Global, KemenKopUKM Resmikan PLUT-KUMKM Di Batam

Kompas.com - 01/04/2022, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BATAM, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) meresmikan Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Kehadiran PLUT ini dimaksudkan untuk menyiapkan UMKM di Batam menjadi bagian dari pengembangan UMKM ekspor.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Batam menjadi bagian dari ekosistem perdagangan dengan negara tetangga.

Batam dinilai berpotensi untuk UMKM menjadi window menuju pasar global. KemenKopUKM menjadikan Bali sebagai Hub Timur, dan di wilayah Barat ada di Kepri tepatnya di Batam, yang akan dibuat dengan konsep yang berbeda.

Salah satunya juga menerapkan konsep mirroring yakni event atau program yang ada di Singapura, juga akan dilakukan di Batam, Kepri karena Singapura menjadi benchmark kegiataan promosi produk UMKM di Batam.

"Letaknya strategis, Batam menjadi window pasar global. PLUT difungsikan untuk melakukan pendampingan, mengakses pembiayaan, pelatihan SDM dan pengembangan model bisnis. Khusus packaging, Presiden sampai detil menaruh perhatian ke packaging UMKM," ungkap Teten dalam acara peresmian Gedung PLUT-KUMKM Kota Batam, Kepri, Kamis (31/3) seperti dikutip dari siaran pers.

Teten menilai kekuatan ekonomi UMKM yang porsinya hingga 99 persen dengan kontribusi lapangan kerja 97 persen sering dilupakan. Sektor ekonomi justru didominasi oleh UMKM.

"Di negara maju, yang paling banyak diserap adalah sektor mikro. Namun kekurangan kita produk UMKM-nya masih kurang berdaya saing," kata Teten.

Menengok Jepang dan China, UMKM tidak berusaha sendiri-sendiri. Namun ikut dilibatkan dalam rantai pasok global, tergabung dalam industri besar.

Dalam Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) akan ada insentif bagi usaha besar yang berkolaborasi dengan UMKM.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengunjungi Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada Kamis (31/3/2022).Dok. Humas KemenKopUKM Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengunjungi Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada Kamis (31/3/2022).

 

"Jadi Pak Walikota Batam, jika ada investor besar masuk, harus digandeng UMKM nya. Ini wajib dalam Undang-Undang Ciptaker," tegas Teten.

Tak hanya itu, masalah oleh-oleh juga menjadi perhatian di Jepang. Potensi ekonominya dinilai sangatlah besar.

"Kalau kemasan jadul (jaman dulu) akan dibantu oleh PLUT disiapkan pendampingan. Karena sayang, di Batam banyak makanan enak tapi tidak dikemas menarik. Kemasan ini harus kita dandanin. Jangan melupakan kekuatan UMKM yang menjadi support system sektor pariwisata," tegasnya.

Pemerintah sendiri menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital. Data terkini, hampir 18 juta sudah onboarding digital dan sisanya 12 juta UMKM bisa didorong dari pelaku usaha yang ada di PLUT untuk masuk ke marketplace.

"KemenKopUKM juga sudah ada SMEsta.id di sana terdapat UMKM yang siap ke pasar global, serta disediakan investor untuk melakukan business matching," terang Teten.

Kekuatan ekonomi yang dibangun melalui UMKM lanjutnya, bisa menciptakan dua juta lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 1,7 persen secara nasional.

"Tanpa investor hanya dengan mendorong UMKM masuk e-katalog saja bisa memberikan dampak signifikan bagi ekonomi negara," ujarnya.

Di tempat yang sama, Walikota Batam Muhammad Rudi menuturkan, PLUT KUMKM Batam diharapkan akan banyak usaha kecil yang menyiapkan usaha pasca diresmikan. Kehadiran PLUT dipercaya membantu segala hal yang menjadi masalah KUMKM di Batam.

Rudi juga antusias menyambut mulai dibukanya border Singapura besok. Singapura diketahui akan membebaskan warga negaranya ke mana pun dan menerima warga negara manapun ke Singapura tanpa karantina.

"Batam meraih pendapatan dari dua sumber utama, yaitu industri dan pariwisata. Jumlah penumpang saat pandemi hanya mencapai 3 ribuan, per hari ini tercatat ada 10-11 ribu masuk ke kota Batam atau naik 200 persen. Apalagi kalau warga Singapura masuk, kunjungan mancanegara hampir 2 juta sebelum Covid, nasional sebanyak 6 juta, maka akan ada 8 juta yang ditargetkan bisa berkunjung ke PLUT KUMKM," kata Rudi.

Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).Dok. Humas KemenKopUKM Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Rudi mengakui, pendapatan Pemerintah Kota Batam banyak berasal dari jasa wisata. Dengan adanya stimulasi pembukaan border Singapura dan pengembangan PLUT, Rudi berharap setidaknya bisa memperbaiki pertumbuhan ekonomi Batam yang saat ini sudah tumbuh sebesar 4,75 persen, atau lebih tinggi dari nasional yang mencapai 3,6 persen.

Pengusaha kerajinan macrame Batam, Elvianti berharap PLUT bisa menjadi packaging center. Karena masalah kemasan, UMKM bisa kalah bersaing dengan produk impor.

"Kalau pun ada kemasan biasanya kami ambil dari luar Batam. Tetapi itu biayanya menjadi lebih mahal, sehingga tidak efektif dan efisien," keluhnya.

Konsultan PLUT bidang SDM Marlina Ramli menambahkan, perlunya ditambah skill bagi para tenaga pendamping dalam mengembangkan UMKM melalui PLUT.

"Support dari pemerintah sangat kami butuhkan, untuk bisa menjalankan kegiataan PLUT ke depan," ujar Marlina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau