Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gabut" saat Jalani Pandemi di Kampung, 7 Pemuda Asli Grabag Rintis Bisnis Kafe Kopi Kekinian

Kompas.com - 10/05/2022, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

PURWOREJO, KOMPAS.com - Dengan modal sekitar Rp50 juta, lahan kebun mahoni di pinggir Sungai Sengoro, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah kini disulap menjadi kafe kopi kekinian. Kafe kopi itu bernama Nadi Coffee & Space.

Di balik Nadi Coffee & Space adalah mereka, tujuh pemuda kelahiran kecamatan Grabag. Mayoritas para pemuda tersebut merupakan mahasiswa di universitas negeri dan swasta di Yogyakarta.

Mereka ingin menghidupkan ekonomi lokal di Grabag lewat kafe kopi. Purworejo khususnya Grabag bagi mereka punya potensi wisata kuliner dan ekonomi kreatif yang tak kalah dari kota tetangga yakni Yogyakarta dan Kebumen.

"Sewaktu saya kuliah di Yogyakarta, teman selalu tanya tempat ngopi di kampung saya. Awalnya kan memang enggak ada. Saya sama teman kepikiran kenapa enggak buka aja kafe kopi di kampung," kata Penanggung Jawab Nadi Coffee & Space, Hendrawan Ardin Nugroho (23) kepada Kompas.com saat ditemui di Nadi Coffee & Space, Senin (6/5/2022) sore.

Ide bisnis kopi di Grabag ini muncul saat mereka kembali ke kampung lantaran pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Mereka kembali lantaran perkuliahan yang biasa dijalankan secara offline harus dijalankan secara online di masa pandemi. 

Setiap malam, mereka kehilangan aktivitas yang biasa dilakukan di Yogyakarta. Hendra bersama teman-temannya bahkan harus keluar dari Purworejo hanya untuk nongkrong.

"Kalau malam itu kan gabut (tak ada kegiatan). Itu kalau malem jadi gabut keliling-keliling naik mobil sampai Kebumen, Yogyakarta, Magelang cuma cari kafe kopi buat nongkrong," kata Hendra, pemuda asal Desa Sangubanyu tersebut.

Rutinitas keliling ke kafe-kafe kopi di luar Purworejo itu dilakukannya pada medio Oktober 2021-Februari 2022. Hingga akhirnya, mereka pun jengah dan mulai memikirkan konsep kafe kopi di Purworejo.

"Saya dan temen-temen kepikiran mau buka kafe sendiri. Dulu di sini (tempat Nadi Coffee & Space) ada tempat terbengkalai bekas tempat warung kopi. Saya inisiasi temen-teman buat hidupin bekas Warung Kopi Krapyak lagi," kata Hendra.

Dipandang sebelah mata

Sejumlah pengunjung menyantap pilihan kuliner di Nadi Coffee & Space di pinggir Jalan Kutoarjo-Ketawang, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (9/6/2022) sore. Nadi Coffee & Space dirintis oleh tujuh pemuda asal Grabag dengan memanfaatkan lahan pohon mahoni di pinggir Sungai Sengoro.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Sejumlah pengunjung menyantap pilihan kuliner di Nadi Coffee & Space di pinggir Jalan Kutoarjo-Ketawang, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (9/6/2022) sore. Nadi Coffee & Space dirintis oleh tujuh pemuda asal Grabag dengan memanfaatkan lahan pohon mahoni di pinggir Sungai Sengoro.

Ide usaha Nadi Coffee & Space pun awalnya tak berjalan mulus. Ide Hendra bersama teman-temannya pun sempat dipandang sebelah mata.

Hendra bercerita nada-nada pesimistis sempat muncul dari lingkaran terdekat seperti keluarga dan teman-temannya. Namun, Hendra dan rekan-rekan bisnisnya tetap teguh untuk memulai usahanya.

"Banyak omongan yang bikin down. Misalnya dari orangtua yang lihat saya belum lulus kuliah. Tapi niatnya kami di sini mau berdikari dan enggak ingin menyulitkan orang tua. Teman-teman pun juga bilang kurang berpotensi secara lokasi. Mereka bilang kenapa enggak buka di kota," kata Hendra.

Lokasi Nadi Coffee & Space sendiri berada tak jauh persimpangan Jalan Kutoarjo-Ketawang dan Jalan Daendels yang relatif sepi. Tak banyak kendaraan yang melintas di Jalan Kutoarjo-Ketawang. 

"Karena itu saya ingin ambil risiko. Buat saya lelaki itu ambil resiko apapun hasilnya, Misalnya gagal pun jadi pelajaran nantinya. Kalau bisa berjalan itu alhamdulilllah," tambah Hendra.

Nama Nadi Coffee & Space pun tercetus. Hendra bersama rekan-rekannya mengumpulkan modal-modal dari tabungannya masing-masing. 

"Kami ingin jadi pioner di sini (Grabag). Kami juga ingin juga kasih edukasi entah kopi, bisnis, dan lainya. Kami juga ingin nyediain tempat nongkrong dan buat nugas anak-anak SMA dan kuliah," ujar Hendra.

Semangat Gotong Royong

Dua dari tujuh orang perintis Nadi Coffee & Space, Hendrawan Ardin Nugroho (23, kiri) dan Farid Muhammad Faridzki (22) saat ditemui di kafenya di pinggir Jalan Kutoarjo-Ketawang, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (9/6/2022) sore. Nadi Coffee & Space dirintis oleh tujuh pemuda asal Grabag dengan memanfaatkan lahan pohon mahoni di pinggir Sungai Sengoro.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Dua dari tujuh orang perintis Nadi Coffee & Space, Hendrawan Ardin Nugroho (23, kiri) dan Farid Muhammad Faridzki (22) saat ditemui di kafenya di pinggir Jalan Kutoarjo-Ketawang, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (9/6/2022) sore. Nadi Coffee & Space dirintis oleh tujuh pemuda asal Grabag dengan memanfaatkan lahan pohon mahoni di pinggir Sungai Sengoro.

Hendra, Farid Muhammad Faridzki (22) bersama lima orang lainnya pun kemudian langsung mengeksekusi ide kafe kopi. Kebetulan Hendra dan Farid memiliki latar belakang bidang food and beverage.

Hendra merupakan mahasiswa jurusan teknik sipil dan Farid merupakan mahasiswa di bidang perhotelan. Hendra bercerita dirinya pernah bekerja lepas di salah satu kafe kopi, sedangkan Farid pernah magang di bar & resto.

Proses pembangunan Nadi Coffee & Space pun dilakukan dengan semangat khas Indonesia, yakni gotong royong. Mayoritas pembangunan kafe dilakukan oleh Hendra bersama teman-temannya.

Nadi Space & Coffee berdiri di lahan seluas sekitar 500 meter persegi dengan dikelilingi pagar dari kayu dan bambu. Meja di Nadi Coffee & Space dibuat dari bahan semen dan diperkirakan bisa menampung sekitar 50 orang.

"Lahan ini juga kebetulan masih punya teman. Kami kerjain bareng-barang. Tukang paling buat bikin meja. Di sini dulu kan becek dari tanah. Saya sama temen-temen akali dengan pakai batu agar tak becek," kata Hendra.

Dengan konsep perpaduan nature dan industrial, Nadi Coffee & Space pun semakin matang. Satu persatu pendukung kafe pun sudah selesai. 

Suasana asri Nadi Coffee & Space pun tercipta. Lampu kuning teramam pun bersinar.

Respon positif

Kopi signature dan jamur goreng yang ditawarkan di Nadi Coffee & Space di pinggir Jalan Kutoarjo-Ketawang, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (9/6/2022) sore. Nadi Coffee & Space dirintis oleh tujuh pemuda asal Grabag dengan memanfaatkan lahan pohon mahoni di pinggir Sungai Sengoro.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Kopi signature dan jamur goreng yang ditawarkan di Nadi Coffee & Space di pinggir Jalan Kutoarjo-Ketawang, Aglik, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (9/6/2022) sore. Nadi Coffee & Space dirintis oleh tujuh pemuda asal Grabag dengan memanfaatkan lahan pohon mahoni di pinggir Sungai Sengoro.

Nadi Coffee & Space baru berdiri sebulan yang lalu. Namun, Farid menyebutkan, telah mendapatkan respon dari pengunjung.

"Responnya bagus karena konsep kafenya beda. Orang ke sini rasanya seperti bebas seperti nongkrong," kata Farid saat ditemui di Nadi Coffee & Space.

Dalam sehari, rata-rata pengunjung ada sekitar 40-50 pengunjung. Daya tampung pengunjung Nadi Coffee & Space mencapai 70 orang. 

"Kami berharap Grabag bisa lebih maju. Buat UMKM lain, saya harap bisa ikut berpartisipasi di Grabag. Buat yang mau suplai makanan produksi seperti cireng, frozen food kami terbuka," kata Hendra.

Nadi Space & Coffee menawarkan sejumlah minuman kopi dan non kopi. Ada juga makanan ringan yang ditawarkan.

Untuk minuman kopi yang ditawarkan seperti Javanese Ice, Caffee Late, Kopi Suren (kopi gula aren), dan kopi signature (one shot, caramel sirup, infuse water cinamon dan cengkeh). Pilihan penyajian kopi juga tersedia dengan teknik V60, Vietnam Drip, signature dan tubruk.

Sementara itu, minuman non kopi yang ditawarkan seperti Nadi Tea (es teh manis), lemon tea, milk tea, matcha, red velvet, vanilla, hazelnut, taro, cokelat, dan straberry.

Makanan ringan yang bisa disantap di Nadi Space & Coffee seperti kentang goreng, tempura, sosis, tempe mendoan, dan jamur goreng. Harga makanan di Nadi Coffee & Space dijual mulai dari Rp10.000-Rp15.000 dan minuman mulai dari Rp10.000-Rp16.000.

"Sebenarnya ini kan masih di kampung, harganya kita turunin. Target konsumen kami anak SMA dengan rentang 16 sampai 25 tahun," ujar Hendra.

Nadi Coffee & Space buka setiap hari mulai pukul 16.00 hingga 23.30 WIB. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau