Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Ide Bisnis Rumahan yang Cocok Dicoba untuk Para Pensiunan

Kompas.com - 01/08/2022, 19:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap pekerja terlebih di perusahaan atau kantor pemerintah pasti akan memasuki masa pensiun. Di masa pensiun, pastinya akan punya banyak waktu dan relatif lebih santai.

Bagi sebagian orang, masa pensiun adalah momok tersendiri. Pasalnya, gaji rutin tiap bulan akan hilang.

Saat tak memiliki gaji tetap setiap bulannya, menjalankan bisnis setelah pensiun bisa menjadi pilihan yang tepat. Ada banyak pilihan bisnis yang tak rumit dan tak berskala besar.

Bisnis tersebut bahkan bisa dijalankan di rumah. Seorang pensiunan bisa menjalankan bisnis tersebut.

Berikut ide bisnis yang cocok untuk para pensiunan seperti dirangkum dari Cermati.com.

1. Bisnis sembako

Bisnis sembako adalah bisnis yang paling umum dijalankan di rumah. Para pensiunan bisa menjual beras, gula, minyak goreng, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. 

Bisnis sembako cocok dicoba para pensiunan karena waktunya yang fleksibel dan tak menguras banyak tenaga. Untuk menjalankan bisnis sembako, cobalah rekrut satu karyawan untuk mengangkut atau mengantar barang.

Sementara itu, pemilik warung sembako cukup melayani dan menerima uang dari para pembeli. Cobalah juga untuk mencari produsen atau distributor besar sembako yang menawarkan harga murah dan berkualitas.

Dengan begitu, harga yang miring bisa menarik minat pembeli dan menjadi pelanggan tetap.

2. Bisnis pembayaran tagihan

Bisnis jasa pembayaran tagihan juga bisa dicoba untuk bisnis saat pensiun. Setiap orang tak selalu melek teknologi untuk membayar tagihan secara online.

Sebagian orang masih bingung dengan transaksi online. Terlebih untuk membayar tagihan listrik air, beli pulsa telepon atau kuota internet.

Peluang banyaknya orang yang tak melek teknologi bisa menjadi ide bisnis untuk jasa pembayaran tagihan di rumah. Usahanya relatif tak rumit dan tak membutuhkan modal yang banyak.

Cobalah lakukan promosi dari mulut ke mulut, tempel spanduk, dan menyebar selebaran di depan rumah agar paara tetangga ada jasa pembayaran tagihan.

3. Bisnis laundry

Bisnis laundry merupakan ide bisnis yang menjanjikan di saat banyak orang yang malas mencuci dan menyeterika baju. Usaha laundry kiloan bisa dicoba. 

Biaya jasa laundry yang ditawarkan bisa mulai dari Rp7.000 per kilogram. Harga jasa laundry kiloan pun bisa ditawarkan lebih murah.

Modal yang dibutuhkan bisa mulai dari dua unit mesin cuci dan pengering, setrika, dan perlengkapan pendukung. Modal bisnis laundry bisa dimulai dari Rp5 jutaan.

Kunci bisnis ini adalah kualitas cucian dan setrikaan bersih dan rapi sehingga menjaga kepercayaan pelanggan.

4. Bisnis pengiriman barang

Peluang belanja online yang meningkat bisa dimanfaatkan sebagai bisnis. Salah satu bisnis yang bisa dicoba adalah bisnis pengiriman barang.

Cara yang bisa dilakukan adalah membeli franchise salah satu merek bisnis pengiriman barang yang sudah punya nama dan banyak bekerja sama dengan e-commerce.

Bisnis pengiriman barang tersebut bisa dilakukan di rumah. Jika usaha berkembang pesat, membuka cabang bisa jadi opsi yang bisa diambil.

5. Bisnis jualan online

Bisnis jualan online juga bisa jadi pilihan. Apalagi tren bisnis online masih meningkat lantaran lebih praktis dan murah saat berbelanja online.

Bisnis jualan online bisa dilakukan di rumah dan tak memerlukan modal yang banyak. Cobalah manfaatkan jaringan pertemanan yang punya produsen baju atau barang-barang lainnya.

Sistem bisnisnya yang bisa dijalankan yaitu reseller. Produk yang dijual bisa diambil terlebih dahulu dan setoran dilakukan setelah barang laku.

Strategi selanjutnya untuk meningkatkan penjualan yaitu menjadi mitra e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan lainnya.

6. Bisnis kuliner, rumah makan atau kafe

Bisnis kuliner cocok buat para pehobi memasak dan kuliner. Rumah bisa dijadikan kafe atau rumah makan. 

Faktor yang mesti diperhatikan adalah rasa dan pelayanan yang ramah. Namun, pemasaran pun perlu digencarkan. 

Lokasi bisnis kuliner juga bisa di sekitar tempat-tempat yang ramai seperti sekolah, kantor, dan pinggir jalan. Untuk meningkatkan pesanan, cobalah bekerja sama dengan pihak ketiga yang menawarkan jasa pesan antar.

7. Bisnis telur ayam

Bisnis lain yang cocok dilakukan saat pensiun adalah bisnis telur ayam. Prospek bisnis telur sangat menjanjikan meski terlihat sederhana. 

Carilah pemasok atau produsen telur ayam terpercaya dan bisa menyediakan telur yang berkualitas. Lokasi berjualan bisa di halaman depan atau garasi rumah.

8. Bisnis sayur organik

Bisnis sayur organik bisa dicoba jika punya lahan kosong di rumah. Lahan kosong bisa berada di halaman atau atap rumah.

Di lahan kosong tersebut bisa disulap sebagai area bercocok tanam seperti sayur mayur, bumbu dapur, atau buah-buahan.

Selain dijual, hasil panen bisa dikonsumsi sendiri. Sebelum mulai berkebun, sebaiknya tentukan dulu apa yang ingin ditanam, sesuaikan dengan kondisi tanah dan cuacanya agar hasil panen bagus, berlimpah, dan bisa dijual dengan harga tinggi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau