PURWOREJO, KOMPAS.com - Tren belanja pakaian impor bekas (thrifting) masih bertahan di kalangan millenial Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bahkan, omzet per harinya bisa mencapai hingga Rp1-2 juta.
Seperti yang terlihat dalam Creathrift Youth Bazaar yang digelar oleh Paguyuban Purworejo Thrift Market Purworejo di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI). Para pengunjung membludak berebut memilih produk thrift kesukaan mereka.
Ketua Panitia Creathrift Youth Bazar, Cahyo Widodo (24), menyebutkan, event berlangsung selama empat hari tersebut banyak didatangi oleh masyarakat Purworejo. Dalam dua hari terakhir, tingkat kunjungan mencapai ratusan orang yang didominasi oleh kaum millenial.
“Omzet rata-rata tenant itu sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta per hari. Harapannya pengunjung lebih puas dengan produk yang kita berikan,” kata Cahyo saat dikonfirmasi.
Terkait adanya kebijakan pembatasan impor pakaian bekas oleh pemerintah akhir-akhir ini, Cahyo menilai hal itu memiliki dampak negatif dan positif. Dampak negatifnya, barang jadi lebih mahal karena semakin sedikit, sedangkan dampak positifnya penjual menjadi lebih bersaing.
“Ini bagus sih karena kan untuk mengurangi limbah. Kami juga jadi lebih selektif dalam memilih barang,” kata Cahyo.
Lebih lanjut disampaikan bazaar kali ini merupakan acara keenam. Lewat event ini Purworejo Thrift Market ingin mendekatkan pembeli dan penjual dengan pilihan produk yang lebih banyak dan harga bersaing.
“Antusia pengunjung sangat baik. Rata-rata per hari itu sekitar 200 orang yang didominasi anak-anak muda,” kata Cahyo.
Cahyo menambahkan, pada event kali ini, terdapat 16 thrift tenant dan food tenant dalam Creathrift Youth Bazar yang merupakan gabungan dari 20 orang pelaku bisnis thrift.
Di lokasi bazaar yang buka mulai pukul 10.00 hingga 23.00 WIB itu, pengunjung dapat memilih langsung beragam produk pakaian impor berkas dari sejumlah negara, seperti Jepang, Korea, dan Paris. Produk yang ditawarkan variatif, mulai dari baju pria maupun wanita, celana, topi, hingga sepatu, semua merupakan produk dengan brand ternama.
“Dari alas kaki sampai penutup kepala ada. Harga mulai Rp35.000-an hingga jutaan, bergantung merek, kualitas, dan bahan,” jelas Cahyo.
Salah satu pengunjung asal Kecamatan Pituruh, Sahara Dewianty (21), menyebutkan, banyaknya produk bermerek yang ditawarkan membuat pengunjung lebih leluasa memilih dan membeli. Apalagi, meskipun produk bekas, seluruhnya masih tampak berkualitas.
"Banyak pilihannya sih jadi kita bebas memilih di sini, harganya juga cukup terjangkau," kata Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.