JAKARTA, KOMPAS.com - Smesco menyiapkan program untuk jangka pendek dan jangka panjang di Smesco Hub Timur. Upaya tersebut untuk mengoptimalisasi Smesco Hub Timur sebagai hub investor dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM).
"(Program) Jangka pendeknya G20. Intinya, jangka pendeknya, narasi Koalisi Ekonomi Membumi bersama Smesco di Smesco Hub Timur akan memberikan narasi dari Indonesia mengenai ekonomi lestari versi Kita," kata Direktur Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata dalam wawancara dengan Kompas.com di Jakarta beberapa waktu lalu.
Leonard, menjelaskan, keinginannya untuk menunjukkan dan menawarkan bentuk ekonomi lestari versi Indonesia yang lebih berkelanjutan atau sustainable. Koalisi Ekonomi Membumi merupakan simpul yang berfokus pada isu lingkungan, sosial, dan pemerintahan/perusahaan yang memiliki tujuan meningkatkan ekosistem investasi Indonesia dan mendorong pertumbuhan produk bisnis berkelanjutan di Indonesia.
Koalisi Ekonomi Membumi terdiri dari berbagai pemangku kepentingan mulai dari perwakilan pemerintah, asosiasi swasta, pelaku ekosistem, hingga jaringan berbagai Usaha Kecil Menengah (UKM) berkelanjutan.
"Pembangunan yang lebih tepat, yang approachnya lebih membumi. Nah, ini nih yang mau Kita tawarin. Belum terlambat. Jangan semuanya jadi urban metropolis. Itu visi ke depan. Mungkin butuh 15 sampai 20 tahun, yang penting Kita mulai dulu," tambah Leonard.
Terkait dengan program jangka panjang, Smesco berharap dapat menjadi think tank (wadah pikiran) bagi UKM yang kekurangan modal.
Untuk target dari program ini, Smesco menargetkan 100 UKM dalam 3 tahun. Hal ini terpecah menjadi 80 usaha kecil yang menjadi usaha menengah dan 20 usaha menengah yang naik kelas jadi usaha besar.
Leonard juga menyebutkan salah satu kisah UKM yang menginspirasinya, yaitu usaha minyak kutus-kutus. Usaha dari sektor agro tersebut tergolong usaha tradisional yang berkembang hingga menggunakan peran teknologi dan menghasilkan omzet luar biasa.
Ia berharap, anak muda bangsa dapat melihat dan terinspirasi dari hal itu juga. Bahwa potensi sumber daya alam Indonesia bisa dimanfaatkan untuk menjadi usaha yang kokoh, tidak selalu harus berbasis teknologi canggih.
"Anak muda harus melihat itu. Bikin dong yang lain. Beauty, skincare, itu kan gede marketnya," ujarnya.
Kembali ke Smesco Hub Timur, mereka melihat visi ke depannya agar kawasan tersebut dapat mengorkestrasi pembangunan ekosistem ekonomi yang sustainable.
Smesco Hub Timur juga direncanakan untuk memiliki program-program hasil gerakan komunitas. Smesco selaku fasilitator berharap para komunitas yang bekerja sama dengan mereka dapat berperan aktif menggunakan kawasan Smesco Hub Timur.
Event-event yang diharapkan dari komunitas tersebut juga bukan sekadar event perayaan, tapi event yang memang efektif juga mengangkat dan mendukung UKM.
"Kami bangun fasilitas ini buat mereka (UKM) supaya bisa naik kelas, karena selama ini untuk channeling dan juga akses itu kan yang sulit," pungkas Leonard.
Smesco menyiapkan Smesco Hub Timur untuk memfasilitasi pendampingan pelaku UKM Indonesia Timur mencari investor dan meningkatkan kualitas produk.
Leonard menjelaskan arti Smesco Hub Timur ini sebagai sebuah investment hub.
"Kenapa? Apakah ini jadi tanggung jawab Smesco? Sebetulnya tidak. Ini bukan ranah Smesco. Tapi kita menyiapkan fasilitas di mana antara supply dan demand bertemu," ujar Leonard.
Supply yang dimaksud adalah mereka yang ingin menyalurkan uang, baik dalam bentuk productive loan, misalnya bank atau fintech, atau pun yang kebutuhannya adalah untuk berinvestasi
Sementara, pihak demand adalah pelaku UKM atau komunitas, atau apa saja yang kebutuhannya adalah investasi.
Pihak-pihak itulah yang nantinya akan membutuhkan ruang untuk bertemu agar saling mengenal.
"Kan banyak program business matching, link and match. Jadi ini (Smesco Hub Timur) adalah tempat itu," jelas Leonard.
Smesco Hub Timur ini juga diharapkan menjadi tempat provinsi-provinsi atau daerah Indonesia Timur mendorong potensinya untuk menjadi product showcase di sana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.