Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keluarga Karyanto, Turun Temurun Produksi Gula Aren di Desa Gunung Wangi

Kompas.com - 26/09/2022, 15:17 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Gunung Wangi Kecamatan Kaligesing dikenal sebagai sentra produksi gula aren rumahan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bahkan, sebagian besar penduduknya memproduksi gula aren sebagai mata pencaharian.

Sebenarnya, tak hanya gula aren saja yang diproduksi puluhan warga di sini, melainkan juga mengolah buah kolang kaling. Namun, buah kolang-kaling hanya dipanen saat bulan puasa karena permintaannya melonjak tajam.

Saat ini, Desa Gunung Wangi secara penuh warganya memproduksi gula aren. Dari 70-an kepala keluarga yang ada, sebanyak 47 kepala keluarga warganya memproduksi gula aren.

Seperti yang dilakukan Karyanto (46). Setiap hari saat matahari mulai menampakkan sinarnya, kepulan asap hasil pembakaran kayu untuk memanaskan air nira selalu membumbung dari dapur miliknya yang berukuran tak lebih dari 5x6 meter.

Karyanto mendapat keahlian mengolah air nira menjadi gula aren ini dari orangtuanya. Keahlian membuat gula aren diajarkan secara turun temurun di keluarganya.

Seolah sudah menjadi bagian hidupnya, memanen air nira dan membuat gula aren dilakukannya setiap hari dan dibantu oleh istrinya.

"Ya kita ambil air niranya setiap pagi dan sore nanti kita kumpulkan baru kita masak, saya yang bagian ambil istri yang masak," kata Karyanto pada Minggu (25/9/2022).

Gula jawa Desa Gunung Wangi, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah pada Minggu (25/9/2022). Desa Gunung Wangi dikenal sebagai sentra produksi gula aren rumahan di Kabupaten Purworejo. Sebagian besar penduduknya memproduksi gula aren sebagai mata pencaharian. KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Gula jawa Desa Gunung Wangi, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah pada Minggu (25/9/2022). Desa Gunung Wangi dikenal sebagai sentra produksi gula aren rumahan di Kabupaten Purworejo. Sebagian besar penduduknya memproduksi gula aren sebagai mata pencaharian.

Panci yang sudah mulai menghitam dan mulai usang, menandakan pekerjaan yang dilakukan Karyanto dan panci tersebut tak mudah. Setiap harinya kurang lebih 5 kilogram gula aren diproduksi oleh keluarga Karyanto.

Dalam sebulan keluarga Karyanto dapat menghasilkan gula aren asli khas Gunung Wangi rata-rata sebanyak 1,2 kuintal. Banyak sedikitnya produksi memang tergantung dengan alam. Saat musim penghujan seperti ini puluhan pohon aren milik karyanto hanya sedikit yang bisa menghasilkan air nira.

Menurut karyanto, sukrosa (pembentuk gula) air nira aren berbeda menurut musimnya masing-masing. Pada musim hujan kadar sukrosa lebih rendah dibandingkan dengan musim kemarau. Selain itu gula yang dihasilkan lebih sedikit pada musim penghujan, proses memasaknya juga jauh lebih lama.

"Kalau bahasa sini namanya Nderes (mengambil air nira). Sebelum Nderes memang ada beberapa persiapan, seperti menyiapkan Bumbung (wadah aira nira dari bambu) untuk menampung hasilnya," kata Karyanto.

Bahan pembuatan gula aren asli di Desa Gunung Wangi diambil dari air nira pohon aren yang masih sangat melimpah di wilayah tersebut. Kebanyakan masyarakat Gunung Wangi masih menggantungkan hidup dari menyadap pohon nira aren.

Pembuat gula jawa Desa Gunung Wangi, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah pada Minggu (25/9/2022). Desa Gunung Wangi dikenal sebagai sentra produksi gula aren rumahan di Kabupaten Purworejo. Sebagian besar penduduknya memproduksi gula aren sebagai mata pencaharian. KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Pembuat gula jawa Desa Gunung Wangi, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah pada Minggu (25/9/2022). Desa Gunung Wangi dikenal sebagai sentra produksi gula aren rumahan di Kabupaten Purworejo. Sebagian besar penduduknya memproduksi gula aren sebagai mata pencaharian.
Dengan ketinggian sekitar 757 meter di atas permukaan laut (mdpl), ribuan pohon nira banyak sekali ditemukan di Desa Gunung Wangi. Hal inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat Desa Gunung Wangi menyadap pohon aren dan sebagian yang lain berternak kambing.

"Yang kita produksi gula aren asli tanpa campuran sama sekali, setelah dimasak selama beberapa jam, air nira yang sudah mengental, kami masukkan kedalam tempurung kelapa setengah lingkaran sebagai cetakan," kata Karyanto.

Produksi gula aren siap jual milik Karyono harganya berkisar Rp 16.000 sampai dengan Rp 19.000 per kilogram. Meskipun proses pembuatannya cukup memakan waktu lama, harga yang ditawarkan relatif cukup murah.

Dalam sebulan omzet produksi gula aren bisa mencapai Rp3 juta per kepala keluarga yang memproduksi gula aren.

Gula aren murni Desa Gunung Wangi memiliki ciri khas yang mudah dikenali, yakni rasanya yang manis legit, tekstur gulanya tak mudah patah. Ciri lain yang paling mencolok yakni bentuk gula aren khas Desa Gunung Wangi adalah bulat setengah lingkaran mengikuti pola batok kelapa.

Untuk memasarkan produknya, Karyanto sudah tak bingung lagi. Ia sudah hafal toko kelontong dan distributor mana saja yang akan mengambil gula aren miliknya. Puluhan tahun menggeluti produksi gula aren membuatnya sudah terkenal di kalangan pebisnis gula.

"Alhamdulillah sudah banyak yang tahu, gula aren kita sudah terjual hingga keluar daerah seperti Kebumen, Magelang, Wonosobo bahakan sampai Yogyakarta," ujar Karyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau