Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Mahasiswa Jadi Pengusaha, HIPMI Optimistis Ekonomi RI Membaik

Kompas.com - 14/10/2022, 15:21 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sekjen Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Bagas Adhadirgha optimistis terhadap kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2023.

Menurutnya, saat ini kondisi ekonomi negara-negara di dunia sedang tidak baik. Namun, berbeda dengan Indonesia yang dinilai lebih baik karena memiliki angka inflasi yang jauh lebih rendah.

"Karena apa, saat ekonomi dunia sedang minus, Indonesia malah plus di 5 persen inflasinya, menurut saya potensi yang ada di Indonesia tetap bisa dikembangkan," kata Bagas pada Jumat (14/10/2022) di Universitas Brawijaya.

Baca juga: KemenKopUKM Tetapkan 6 Target Pemberdayaan UMKM di Tahun 2023

Bagas, optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia, karena melihat geliat dari sektor perdagangan antar-pulau dan provinsi yang cukup tinggi.

Selain itu, juga tetap mampu melakukan ekspor ditengah negara-negara lain ada yang menahan.

"Walaupun ada bilang 2023 resesi. Tetapi perdagangan antar pulau, antar provinsi di negara kita cukup tinggi, bahkan saat ini kita sudah mampu melakukan ekspor di saat negara lain menahan ekspornya," katanya.

Kemudian hilirisasi dari sektor minerba atau mineral dan batubara dipercaya akan menjadi kunci untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

"Menurut saya hilirisasi sektor minerba akan menjadi kunci untuk meningkatkan perekonomian di tahun resesi karena investasi demikian banyak, penciptaan lapangan kerja, energi akan terus tercipta karena kita butuh energi sampai kapan pun," katanya.

Di sisi lain, Bagas memberikan materi tentang kewirausahaan dihadapan 200 mahasiswa. Dia memberikan semangat kepada seluruh mahasiswa untuk tetap optimis menghadapi kondisi perekonomian di tahun 2023.

Bagas juga optimistis terhadap pengusaha muda yang dinilainya adaptif dalam menghadapi tantangan zaman. Namun, kondisi itu tentunya harus diimbangi dengan kemampuan pengetahuan entrepreneurship.

Sehingga diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang produktif untuk Indonesia.

"Perkembangan kewirausahaan di generasi muda cukup advance, anak-anak zaman sekarang mampu menggunakan teknologi. Saya lihat sudah banyak pengusaha dibalik layar komputer, sudah make a money, adaptif, anak muda zaman sekarang terhadap teknologi," katanya.

Baca juga: Mencicipi Segarnya Asinan Matraman Mama Epoy, Hasil Kolaborasi Ibu dan Anak

Bagas berharap kepada para mahasiswa untuk tidak takut menjadi pengusaha. Menurutnya, kebutuhan pengusaha baru sangat penting untuk menyambut era bonus demografi Indonesia di tahun 2030 mendatang.

Sebab, jumlah pengusaha muda di Indonesia saat ini masih 3 persen dari total populasi yang ada. Meskipun, angka itu terus berkembang dibandingkan beberapa tahun yang lalu masih sekitar 1,8 persen.

"Kita membutuhkan pengusaha baru dalam rangka menyambut era bonus demografi di tahun 2030 nanti," katanya.

HIPMI juga tengah berupaya dalam mendukung pemerintah untuk mencetak 1 juta pengusaha baru hingga tahun 2024.

"Mencetak 1 juta pengusaha baru untuk tiga tahun ke depan (2021-2024), melalui berbagai macam cara, kuliah umum, untuk memotivasi mahasiswa menjadi pengusaha," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Manfaat Teknologi Digital CRM untuk Bisnis, Simak Pengalaman Seed Paper Indonesia

Manfaat Teknologi Digital CRM untuk Bisnis, Simak Pengalaman Seed Paper Indonesia

Training
Seed Paper Indonesia, Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat

Seed Paper Indonesia, Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat

Training
Cerita Rizka Fadilla, Buat Kertas Bibit Pohon dari Limbah Kertas

Cerita Rizka Fadilla, Buat Kertas Bibit Pohon dari Limbah Kertas

Jagoan Lokal
6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

Training
WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Training
5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

Training
Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Program
Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Training
Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Jagoan Lokal
Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Training
iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

Program
Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Jagoan Lokal
Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Training
Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Program
Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau