JAKARTA, KOMPAS.com - Bank DBS melakukan survei bertajuk "Catalysts of Sustainability" kepada lebih dari 800 usaha kecil dan menengah (UKM) di beberapa negara Asia.
Survei dilakukan bekerja sama dengan Bloomberg dan dilaksanakan di Indonesia, Singapura, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, dan India untuk melihat tren sustainability di masing-masing negara tersebut.
Hasil survei mengungkap bahwa prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi prioritas bagi 83 persen perusahaan di Asia.
Baca juga: Mahasiswa yang Ingin Tambahan Penghasilan, Waspadai Penipuan secara Online
Chief Sustainability Officer Bank DBS, Helge Muenkel mengungkapkan, sebuah perusahaan memang perlu melakukan transisi menuju lower-carbon societies untuk mewujudkan prinsip ESG.
“Jika perusahaan tidak bertransisi ke lower-carbon societies, mereka akan mempertaruhkan banyak hal. Beberapa darinya adalah aset menjadi terlantar dan produk yang kehilangan relevansinya," tutur Helge melalui siaran resminya pada Senin (21/11/2022).
Faktor lingkungan (environmental) memberikan dampak yang besar terhadap tren industri. Namun, jika disandingkan dengan faktor sosial (social) dan tata kelola perusahaan (governance), keduanya memiliki pengaruh yang sedikit lebih besar dalam proses pengambilan keputusan sebuah bisnis.
Dilansir dari sumber yang sama, tiga dari empat pelaku usaha merasa bahwa pengaruh rantai nilai global seperti vendor, pemasok, dan pelanggan menjadi motivasi penting untuk mengadopsi prinsip ESG.
Sebanyak 99 persen UKM di Indonesia melihat ESG sebagai prioritas dalam bisnis mereka. Mereka mengaku menghadirkan produk atau proses produksi yang berlandaskan aspek sustainability.
Hanya saja, 59 persen UKM masih memiliki hambatan dalam menyesuaikan ESG dengan pertumbuhan dan transisi operasi bisnisnya.,
Masalah pendanaan dan teknis pengarahan juga menjadi dua hal krusial yang dibutuhkan mengaplikasikan prinsip ESG.
Oleh karena itu, banyak pihak bank atau lembaga lain yang menawarkan bantuan untuk para UKM yang masih merasakan hambatan tersebut, salah satunya DBS.
Group Head, SME Banking, Bank DBS, Joyce Tee menyampaikan bahwa DBS akan membantu para pelaku UKM dalam beberapa hal yang terkait dengan hambatan pendanaan atau teknis pengarahan tersebut.
Baca juga: Bangkitkan UMKM Fesyen, Purworejo Modest Fashion Day Digelar
“DBS siap membantu UKM dalam menjalani proses dekarbonisasi dengan pendanaan, dan menjadi penasihat sehingga mereka dapat terhubung ke dalam ekosistem yang tepat di seluruh Asia,” ujar Joyce, dikutip dari sumber yang sama.
Hal itu juga didukung oleh data survei yang menunjukkan adanya peningkatan aspirasi UKM untuk mendapatkan pengarahan, dukungan, saran, dan teknis lainnya dari pihak bank melalui kegiatan kepemimpinan, seminar, atau konsultasi lainnya mengenai pengalaman untuk menjalani ESG.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.