Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edan-Edanan, Kembangkan Kain Tradisional Hingga Raup Omzet Ratusan Juta

Kompas.com - 05/03/2023, 07:00 WIB
Rheina Arfiana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Diinisiasi Lima orang perempuan yang bergabung dalam Non-Governmental Organization (NGO) pencinta kain tradisional Indonesia merintis bisnis fashion aksesoris bertema edan-edanan, Lawe

Lawe sendiri sebuah community social enterprice yang bergerak di bidang pengembangan tenun tradisional Indonesia melalui pemberdayaan perempuan.

Didirikan tahun 2004, Lawe memproduksi berbagai aksesoris mulai dari bag and pouch, wallet, apparel, home décor, soft toys, dan lainnya.

Kisaran harga jual sebesar Rp20.000 sampai Rp395.000. Mereka mengubah kain lembaran tenun tradisional menjadi barang modern dan fungsional.

Baca juga: Sebelum Memulai Bisnis, Pahami Dulu 5 Hal Penting Ini

“Modal tak sampai Rp5 juta dari urunan 5 orang founder dan hampir semua dibelikan bahan baku untuk perkembangan produk pertama," ujar Fitria Werdiningsih, Marketing and Communication Manager Lawe saat ditemui Kompas.com di acara Inacraft 2023 di Jakarta (2/2/2023).

Fitria mengatakan, omzet usahanya dalam setahun sebelum pandemi Covid-19 sebesar Rp1,6 miliar dan setelah pandemi kisaran Rp900 juta.

Untuk margin disebeut tak besar. Fitria menyebutkan, keuntungan tak dibagikan kepada founder, tetapi beberapa diwujudkan menjadi pelatihan-pelatihan gratis di Yogyakarta.

Edan-Edanan, Aksesoris Lawe Meraup Pendapatan Ratusan Jutadok.pribadi Edan-Edanan, Aksesoris Lawe Meraup Pendapatan Ratusan Juta

“Selama pandemi mengalami penurunan karena tidak ada event. Kuncinya, maju terus pantang menyerah dan kita tahu bahwa kita melakukan sesuatu yang baik," tambah Fitria.

Memanfaatkan pameran karena gagap teknologi menjadi salah satu cara yang cukup efektif. Dengan pameran orang bisa melihat langsung dan pembelian tak hanya terjadi selama pameran saja.

“Tema edan-edanan terinsipirasi dari tarian jawa, tarian yang biasanya ditarikan oleh satu pasang orang yang berdandan seperti badut," ungkap Fitria.

"Seperti di sebuah resepsi biasanya berjalan di depan pengantin semacam ditraksi supaya acara berjalan dengan baik dan enggak ada yang gangguin," kata Fitria.

Baca juga: Kisah Hery Budianto, Jual Aksesoris dari Kayu Pinus hingga Beromzet Puluhan Juta

“Ada doa-doa di situ, dandanan yang seperti itu diterjemahkan dalam karya. Makanya warnanya horee dan natanya acak, dan Lawe seperti ini edan-edanan," sambung Fitria.

Fitria menyebutkan, kapasitas produksinya belum besar. Namun, Fitria menyebutkan, tak menutup kemungkinan untuk mengekspor jika menemukan pembeli yang tepat.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!


Terkini Lainnya
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Training
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Program
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Program
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Program
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau