Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Desa Srowo di Gresik menuju Kampung UMKM Kerupuk Ikan

Kompas.com - 19/05/2023, 07:00 WIB
Hamzah Arfah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Sudah lama Desa Srowo yang berada di Kecamatan Sidayu, dikenal banyak orang sebagai salah satu tempat sentra penghasil bongolan maupun kerupuk ikan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Srowo untuk dapat mengenalkan potensi kerupuk ikan yang dihasilkan oleh warga. Dengan harapan, baik krupuk maupun bongolan yang dihasilkan oleh warga desa dengan luas sekitar 400 hektar tersebut dapat lebih luas dikenal masyarakat luar.

"Dulu waktu saya masih kecil, mayoritas warga sini itu nelayan. Kemudian sekitar tahun 1980-an sudah mulai banyak yang tidak lagi melaut, dengan mulai beralih membuat bongolan dan krupuk," ujar Kepala Desa Srowo, Mohammad Anam pada Rabu (17/5/2023).

Sejak saat itu, warga Desa Srowo mulai getol membuat bongolan dan kerupuk ikan untuk dipasarkan. Lambat laun kerupuk dan bongolan produk warga Desa Srowo banyak digemari, tidak hanya di lingkup Kecamatan Sidayu tetapi hingga luar Kabupaten Gresik.

Kendati demikian, hingga saat ini untuk pemasaran krupuk ikan yang dihasilkan warga masih dilakukan sederhana. Pembeli biasanya langsung memesan kepada warga Desa Srowo yang menjual, dengan kebanyakan dijual dalam bentuk belum matang.

Pintu masuk Desa Srowo yang terkenal sebagai sentra penghasil krupuk ikan di Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Pintu masuk Desa Srowo yang terkenal sebagai sentra penghasil krupuk ikan di Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.

Sehingga memungkinkan dapat dilabeli oleh pihak lain yang membeli, kemudian dijual kembali dalam bentuk kerupuk matang.

"Ada 50 UMKM di Desa Srowo, yang biasa memproduksi dan menghasilkan bongolan maupun kerupuk ikan. Namun kebanyakan itu kerupuk," ucap Anam.

Pemdes Srowo terus gencar membantu promosi para pelaku UMKM kerupuk, supaya produk yang dihasilkan dapat dikenal masyarakat lebih luas. Termasuk, membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pada 2017, yang pada 2020 dilakukan support untuk penyertaan modal.

"Kami juga bantu memberi dukungan kepada para pelaku UMKM di sini, agar semua UMKM mengurus dan kemudian mendapatkan izin dari pihak-pihak terkait, sehingga pemasaran bongolan maupun krupuk produksi warga Desa Srowo bisa lebih luas dan semakin dikenal banyak orang," kata Anam.

Kampung Krupuk

Kebiasaan menjemur krupuk di depan dan samping rumah diharapkan bakal tidak lagi ada saat kawasan kampung krupuk rampung di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Kebiasaan menjemur krupuk di depan dan samping rumah diharapkan bakal tidak lagi ada saat kawasan kampung krupuk rampung di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.

Untuk menata Desa Srowo menjadi lebih baik dan sekaligus dapat menjadi rujukan para pembeli maupun penggemar kuliner, Pemdes setempat tengah berupaya untuk menyelesaikan kawasan kampung kerupuk terintegrasi.

"Kawasan sentra krupuk sudah jalan (progres), kami berharap bisa selesai dan diresmikan 2024 mendatang. Kami inginnya terintegrasi, supaya desa menjadi lebih tertata dengan baik dan tidak terkesan kumuh," tutur Anam.

Kawasan yang sedang dalam progres pembangunan ini, nantinya bakal menampung semua pelaku UMKM kerupuk ikan di Desa Srowo. Para pelaku UMKM kerupuk ikan bakal menempati bangunan, yang telah dipersiapkan di kawasan tersebut.

"Sehingga tidak ada pelaku UMKM yang menjemur krupuk di depan rumah, karena semua kegiatan produksi dapat dilakukan di kawasan kampung krupuk. Termasuk nantinya akan kami pikirkan, bagaimana sampah dari bahan ikan yang digunakan untuk krupuk, dapat dimanfaatkan lagi," tutur Anam.

Kawasan kampung kerupuk yang sedang dikembangkan menempati tanah kas desa. Berdiri di atas lahan lebih dari 6.000 meter persegi, bakal dilengkapi area penjemuran kerupuk, gedung produksi (bangunan untuk 50 UMKM berukuran masing-masing 3x5 meter persegi), gedung pengolahan ikan, gedung logistik, gedung pelatihan, mushala, toilet, gedung pemasaran, pos jaga, gapura dan pujasera.

"Skala prioritas yang kami dahulukan untuk dapat selesai 2024 itu gedung pengolahan produksi krupuk sebanyak 50 petak, gedung proses pengolahan ikan dan gedung logistik, juga lahan untuk penjemuran," kata Anam.

Kepala Desa Srowo Mohammad Anam, menunjukkan kawasan kampung krupuk yang tengah dikembangkan di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Kepala Desa Srowo Mohammad Anam, menunjukkan kawasan kampung krupuk yang tengah dikembangkan di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.

Anam menambahkan, begitu bangunan dalam skala prioritas rampung, maka 50 UMKM kerupuk ikan di Desa Srowo dapat menempati kampung krupuk dan sudah melakukan aktivitas mereka di sana.

Sesuai dengan harapan dan keinginan Pemdes Srowo, menjadikan desa lebih tertata dan tak terkesan kumuh.

Setelah skala prioritas rampung, bakal dilanjutkan dengan pembangunan beberapa item lain seperti gedung pelatihan dan pemasaran. Pemdes berpendapat untuk lokasi pemasaran sementara belum berjalan, dapat menggunakan kantor Bumdes yang saat ini tengah dikerjakan.

"Untuk gedung pelatihan dan juga pemasaran sementara kan bisa di kantor Bumdes dulu, sebab kami prioritaskan supaya para pelaku UMKM dapat pindah dulu ke kawasan kampung krupuk," tutur Anam.

Anam mengungkapkan, tujuan didirikan kawasan kampung krupuk selain untuk membantu promosi yang berujung pada kesejahteraan warga Desa Srowo, yang banyak bergantung pada usaha kerupuk ikan dan bongolan, juga mendorong pendapatan asli desa. Selain itu juga, untuk menata Desa Srowo menjadi lebih tertata rapi.

"Saat kawasan kampung krupuk selesai dan diresmikan nantinya, kami juga mempunyai harapan bahwa pembeli ketika berkunjung dapat langsung melihat cara membuat dan mengolah ikan menjadi kerupuk. Jadi bisa sebagai edukasi dan unsur wisatanya juga masuk," kata Anam.

Tanggapan UMKM

Kebiasaan menjemur krupuk di depan dan samping rumah diharapkan bakal tidak lagi ada saat kawasan kampung krupuk rampung di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Kebiasaan menjemur krupuk di depan dan samping rumah diharapkan bakal tidak lagi ada saat kawasan kampung krupuk rampung di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.

Salah seorang pelaku UMKM kerupuk di Desa Srowo, Ainur Rozak (56) pemilik UD. Ar Rozak menyambut positif inovasi yang digagas Pemdes setempat. Rozak cukup antusias dan mendukung upaya Pemdes Srowo dalam mewujudkan kampung krupuk, bahkan sudah tak sabar menantikan.

"Sementara ini, kami memang banyak menjemur krupuk itu di depan rumah. Saya juga begitu dulunya, meski sekarang setelah rumah saya renovasi sudah jemur di lantai atas. Nanti kalau ada kampung krupuk itu kan enak semua bisa di sana, desa jadi tidak lagi terkesan kumuh," ujar Ainur.

Ainur menjelaskan, menjalankan usaha produksi kerupuk sudah sekitar 20 tahun, dengan setiap hari bisa menghasilkan krupuk mentah hingga 50 kilogram. Dengan pelanggan berasal dari seputar wilayah Kabupaten Gresik, namun ada pula yang hingga luar kota.

"Pembelinya ada yang dari Malang, Lamongan, Trenggalek. Tapi yang rutin ambil itu dari Gresik sendiri. Terbantu dari promosi yang dilakukan oleh Pemdes. Untuk keuntungan dalam sehari tidak tentu, antara Rp100.000 hingga Rp150.000," tutur Ainur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau