Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Kuliner Legendaris Sejak 1958

Kompas.com - 28/05/2024, 10:00 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jika mendengar frasa ‘Kebon Sirih’, apa yang langsung muncul di benak kamu?

Salah satu ikon terkenal dan legendaris di Kebon Sirih adalah Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih. Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih pernah dinobatkan menjadi ikon kuliner Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso saat masih menjabat.

Baca juga: Mengintip Perjalanan Bisnis Bakmi Gang Kelinci, Berdiri Sejak Tahun 1957

Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih terkenal akan makanan yang melimpah dan menggunakan rempah-rempah asli Indonesia serta ditaburi potongan daging kambing.

Telah berdiri sejak 1958, kini Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih telah beralih kepada generasi kedua, yaitu Nenny (49), anak bungsu dari pendiri Almarhum. H. Nein dan sang istri Almarhuman. Hj. Ratna. Nenny tak mengoperasikan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih seorang diri, ia juga dibantu oleh dua kakaknya.

Menjual Perkakas Rumah Tangga agar Mendapatkan Modal Bisnis

Nenny menceritakan, sang Ayah tercinta telah berjualan sejak masih muda. Almarhum memulai jualan dengan menggunakan pikulan, lalu beralih ke gerobak, kaki lima, hingga saat ini telah mempunyai restoran.

“Waktu itu orang tua kami tidak langsung mulai dengan nasi goreng, mereka mulai dengan jualan sate, lalu merambah,” jelasnya kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Nenny juga menambahkan, untuk memulai Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, ayahnya harus menjual perkakas-perkakas rumah tangga agar mempunyai modal untuk berbisnis.

Sebelum menjualnya ke pasaran, ibunya juga menyuruh anak-anaknya untuk mencoba produk Nasi Goreng Kambing terlebih dahulu.

“Jadi sebelum jualan, semua anaknya harus nyobain dulu rasanya, soalnya kalau enggak enak, enggak boleh dijual,” ujar Nenny.

Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih Cabang Lebak BulusKompas.com - Ester Claudia Pricilia Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih Cabang Lebak Bulus

Peralihan kepada Generasi Kedua

Saat anak-anak Almarhum H. Nein dan sang istri Almarhumah. Hj. Ratna sudah mulai beranjak dewasa, mereka menyiapkan peralihan agar diteruskan oleh anak-anaknya.

Nenny menjelaskan, kedua kakaknya yang turun tangan sampai saat ini, telah diikutsertakan berjualan dan mengelola Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih sejak masih duduk di bangku sekolah menengah dan kuliah.

Baca juga: Berjualan Sejak 1980, Ini Kisah Bisnis Legendaris Es Campur Ko Acia

Mereka diajarkan resep, bahan baku, dan operasi bisnis lainnya. Dari situlah mereka bisa belajar mengoperasikan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih. Jadi, saat H. Nein dan Hj. Ratna meninggal, anak-anaknya sudah bisa meneruskan usaha keluarganya itu.

Anak-anaknya pun bertekad terus menjalankan usaha ini, agar dapat terus dinikmati hingga anak cucu mereka.

“Petuah dari orang tua kami untuk melanjutkan usaha ini. Jadi kami harus mempertahankan usaha keluarga kami,” ungkap anak ketujuh H. Nein itu.

Untuk melestarikannya, generasi kedua Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih berusaha untuk tetap menggunakan resep dan bahan baku yang sama dan tak diubah sedikitpun. Hal itu merupakan upaya mereka agar cita rasanya tidak berubah sedikitpun.

Mengikuti Perubahan Zaman

Peralihan ke generasi kedua, perbedaan zaman pun kerap dirasakan. Nenny dan kedua kakaknya pun mau tidak mau mengikuti arus perubahan zaman.

Saat ini Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih pun ikut menggunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk mempromosikan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih.

“Kami ikut menggunakan Instagram, Tiktok, Website, hingga Grabfood. Jadi mulai beralih dari promosi mulut ke mulut saja atau makan di tempat, bisa pesan online” kata Nenny.

Suasana Dapur Nasi Goreng Kambing Kebon SirihKompas.com - Ester Claudia Pricilia Suasana Dapur Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih
Nenny dan keluarga pun kerap merambah ke banyak cabang, tak hanya di cabang pusat saja yaitu Kebon Sirih. Saat ini total cabang Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih adalah sembilan cabang. Dalam waktu dekat ini pun mereka juga akan membuka satu cabang baru lagi.

Di samping fokus membuka cabang dan mengatur berjalannya semua cabang, Nenny dan keluarga juga akan mulai untuk menyiapkan generasi ketiga Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih.

Baca juga: Kisah Bisnis Legendaris AGTL Ny. Nani S, Berdiri Sejak Tahun 1989

Akhir kata, Nenny berharap agar semua pihak yang terlibat dalam Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih dapat berusaha sebaik mungkin dalam memberikan pelayanan dan mempertahankan rasa makanannya agar pelanggan tak kecewa.

“Saya harap Nasi Goreng Kambing Kebon Siri bisa terus eksis sampai anak cucu kami dan kami bisa tetap mempertahankan resep dari orang tua,” kata Nenny.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau