JAKARTA, KOMPAS.com - Research Scholar di Bank Indonesia (BI) Institute, Iwan Jaya Azis menyebutkan, keterbatasan jejaring merupakan kendala yang banyak dialami pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.
Fakta tersebut Iwan temukan saat menulis buku berjudul "Listen and Design on Micro, Small and Medium Enterprises" yang telah diluncurkan oleh Bank Indonesia.
Buku tersebut menyoroti kebutuhan riil para pelaku UMKM di Indonesia agar bisa bertahan. Buku tersebut merupakan hasil dari wawancara mendalam Iwan dengan berbagai pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
"Salah satu yang paling menarik bagi saya adalah banyak kebijakan yang diharapkan oleh UMKM yang sebenarnya murah dan tidak perlu membutuhkan anggaran. Karena, dalam keadaan sekarang, setiap ada usulan untuk memperbaiki keadaan UMKM pasti selalu ada usulan anggaran di belakang," kata Iwan seperti dilansir dari Antara.
Iwan menekankan pentingnya networking atau jejaring bagi para pelaku UMKM.
Ia mencontohkan saat pandemi COVID-19, banyak pelaku usaha, baik usaha besar maupun UMKM, yang terpukul. Namun, hanya usaha-usaha besar dan menengah yang bisa bangkit karena mereka memiliki jejaring, baik itu dengan perbankan, pemerintah daerah, perusahaan lain, maupun regulator.
Baca juga: Kendala Pelaku UMKM: Pemasaran dan Menyusun Narasi Promosi
Padahal, statistik menunjukkan bahwa dari 100 unit usaha di Indonesia, 99 persen adalah UMKM, dengan 98 persen di antaranya adalah usaha mikro yang memiliki keterbatasan jejaring.
“UMKM tidak punya jejaring itu, dan itulah yang mereka harapkan,” tambah Iwan.
Dalam peluncuran buku yang berlangsung di Jakarta, Sabtu, Iwan mengungkapkan bahwa banyak kebijakan pemerintah terkait UMKM yang belum efektif di lapangan.
"Bukan karena kebijakannya tidak tepat, tetapi karena desain kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi sehari-hari para UMKM," ujarnya.
Buku ini menyoroti pentingnya mendengarkan suara langsung dari para pelaku UMKM. Iwan menekankan bahwa seringkali, UMKM membutuhkan solusi yang sederhana dan tidak selalu memerlukan anggaran besar.
Buku tersebut juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi UMKM, seperti kurangnya waktu untuk mengikuti pelatihan yang diadakan pemda, serta kebutuhan akan kebijakan yang fleksibel, yang menyesuaikan kehidupan sehari-sehari para pelaku UMKM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya