JAKARTA, KOMPAS.com — Penguatan rantai pasok menjadi salah satu pilar penting dalam membangun daya saing industri nasional.
Tidak hanya berdampak pada perekonomian, penguatan ini juga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
“Dengan adanya penguatan rantai pasok, bisa turut mengentaskan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan lapangan kerja,” ujar Saleh Husin, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perindustrian, dalam acara Kick Off Pengembangan Kompetensi IKM dan Penguatan Rantai Pasok yang Berkelanjutan di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Baca juga: YDBA Bina 4 Sektor Utama UMKM, dari Manufaktur hingga Pertanian
Sementara itu, Rahmat Samulo, Ketua Umum Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra menyatakan pihaknya memilih mengambil peran dalam penguatan rantai pasok dengan melakukan pembinaan terhadap industri kecil dan menengah (IKM) manufaktur agar mampu berkembang secara mandiri dan menjadi bagian dari rantai pasok industri besar.
“Kita melihat negara-negara maju ditopang oleh pelaku industri besar. Tapi pelaku industri besar itu berawal dari pelaku industri kecil,” kata Rahmat Samulo, Ketua Umum Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.
Menurut Rahmat, strategi pemberdayaan IKM yang dijalankan yayasan mencakup peningkatan kualitas produk, ketahanan finansial, manajemen produksi, serta penyesuaian produk dengan kebutuhan industri besar.
Tujuannya adalah agar para IKM mampu memenuhi standar dan masuk ke dalam rantai pasok tier 1 industri.
Baca juga: Kementerian UMKM Berencana Adopsi Metode Pembinaan UMKM Milik YDBA
“Kami akan meningkatkan level kualitas produk, ketahanan finansial untuk menjalankan produksi dan manajemen, serta bagaimana IKM menyalurkan produk mereka kepada konsumen agar sesuai dengan yang diharapkan oleh industri besar,” ujarnya.
Rahmat menekankan pentingnya mentalitas tidak mudah menyerah bagi para pelaku IKM agar terus meningkatkan kompetensi melalui pelatihan dan pembinaan rutin.
Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring dan evaluasi berkala agar masing-masing IKM dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka secara spesifik.
Program kick off ini dirancang untuk menghubungkan IKM yang telah berkembang dengan rantai pasok industri besar. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2022 dengan 32 peserta, jumlah IKM yang terlibat tahun ini meningkat menjadi 57.
“Ekosistem pengembangan IKM yang kami bangun menunjukkan hasil yang baik,” kata Rahmat.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Salah satu hambatan utama adalah konsistensi IKM dalam mengikuti seluruh tahapan pelatihan hingga memenuhi kualifikasi standar industri besar.
“Tantangan adalah konsistensi para IKM untuk mengikuti pelatihan, itulah kenapa kami tidak melakukan monitoring jarak jauh, tetapi juga rutin memberikan asesmen,” ujar Budi Setyo Anang Yuliarto, Quality Assurance Division Head PT Astra Honda Motor dan PIC Pengembangan IKM di Yayasan Astra.
Baca juga: IPO Bootcamp 2025, Strategi Perkuat Pendanaan UMKM di Tengah Krisis
Ia menambahkan, tujuan jangka pendek dari program ini adalah mendorong inovasi, sedangkan dalam jangka panjang diharapkan semakin banyak IKM yang mampu berdiri sendiri dan berkontribusi dalam memperkuat perekonomian nasional secara berkelanjutan.
Sebagai bagian dari tata kelola program, Yayasan Astra juga menetapkan mekanisme seleksi terbuka bagi IKM peserta, sistem penilaian berbasis kinerja, serta pelaporan berkala yang memungkinkan transparansi dan akuntabilitas di semua level program.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.