JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perindustrian bersama Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra dan PT Astra Honda Motor memperluas dukungan terhadap industri kecil dan menengah (IKM) melalui Program Pengembangan Kompetensi IKM dan Penguatan Rantai Pasok yang Berkelanjutan.
Program ini menargetkan tidak hanya peningkatan kemampuan teknis pelaku usaha, tetapi juga transformasi sosial dan tata kelola yang berkelanjutan agar IKM bisa masuk ke rantai pasok industri besar.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian, Dini Hanggandari, menyebut peluang pemberdayaan IKM tetap terbuka lebar, bahkan ketika indeks kepercayaan industri menurun akibat kebijakan global yang fluktuatif seperti yang dipicu oleh Presiden Trump.
Baca juga: Dukung SDG 8, Astra Dorong UMKM Naik Kelas
“Minat terhadap kendaraan bermotor terus naik. Ini menjadi tanda, kalau IKM lokal masih bisa terus didorong untuk lebih berdaya dan masuk ke dalam rantai pasok yang menguatkan perekonomian negara,” ujar Dini, Selasa (29/4/2025).
Dia menyatakan bahwa ekspor kendaraan bermotor diperkirakan naik hingga 14 persen sepanjang tahun 2025. Permintaan bukan hanya berasal dari kendaraan utuh, tetapi juga komponen seperti onderdil dan suku cadang.
“Ini menjadi peluang yang lebih luas lagi bagi IKM manufaktur otomotif lokal,” katanya.
Program yang berjalan sejak 2022 ini juga difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Kami ingin tidak hanya meningkatkan produktivitas, tapi juga menyiapkan SDM IKM yang tangguh dan mampu mengikuti perkembangan industri,” ucap Dini.
Ketua Pengurus Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra, Rahmat Samulo, menekankan bahwa aspek sosial menjadi fokus utama yayasan.
“Kami ingin membuat pelaku IKM dari berbagai latar belakang memiliki akses pada pengetahuan dan kesempatan usaha. Pemberdayaan komunitas menjadi bagian tak terpisahkan dari pendekatan kami,” ujarnya.
Sementara itu, PT Astra Honda Motor yang menjadi mitra pembina industri tier 1 menyoroti pentingnya sistem pemantauan hasil.
Baca juga: Gelar RAT 2025, Koperasi Astra Catat Sisa Hasil Usaha Rp 16,68 Miliar per 2024
“Kami menyiapkan mekanisme evaluasi berbasis hasil nyata untuk memastikan IKM mengalami peningkatan kompetensi sehingga bisa mengimbangi pasar industri besar,” kata Budi Setyo Anang Yuliarto, Quality Assurance Division Head PT Astra Honda Motor dan PIC Pengembangan IKM di Yayasan Astra.
Salah satu tolok ukur keberhasilan program ini adalah ketika IKM yang telah mandiri mampu berperan sebagai Bapak Angkat bagi pelaku lain di komunitasnya, sehingga menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan berkontribusi pada ketahanan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja.
Pada kesempatan yang sama, pemerintah dan mitra juga menyerahkan sertifikat kemandirian kepada delapan IKM yang dinilai berhasil mencapai standar kompetensi dan usaha mandiri.
Saat ini, sektor manufaktur menyumbang sekitar 15 persen dari total sektor yang dibina oleh Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.
Baca juga: Astra Masuk 200 Besar Perusahaan Terbaik di Asia Pasifik Versi TIME
Ke depan, Yayasan Astra menargetkan untuk memperluas jangkauan program, menggandeng lebih banyak industri tier 1 dan mendorong lebih banyak IKM lokal untuk masuk ke rantai pasok utama.
“Kolaborasi multipihak menjadi kunci agar transformasi industri kecil tidak berhenti di pelatihan, tapi berlanjut dalam praktik usaha yang berdaya saing dan beretika,” ujar Rahmat Samulo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.