Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Pelaku Usaha Mikro di Jakarta Tak Melulu Soal Modal, tetapi...

Kompas.com - 17/03/2022, 17:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan yang membelit pelaku usaha mikro di Jakarta ternyata tak melulu soal modal.

Founder Yayasan Bara Bakti Nusantara (Bara Foundation), Rafif Muhammad Rizqullah mengatakan, permasalahan yang ditemukan di kalangan pelaku usaha mikro yaitu pengelolaan usaha dan pemasaran produk.

Temuan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Bara Foundation kepada 200 responden yang tersebar di 20 kelurahan di Jakarta baru-baru ini.

"Pertama saya asumsikan itu masalah permodalan, ternyata justru engga. Ternyata masalahnya bagaimana memanage dan memasarkan usahanya itu. Jadi dua kunci itu," ujar Rafif saat ditemui dalam acara peluncuran Bara Foundation di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (17/8/2022) pagi.

Rafif mengatakan, masalah pengelolaan usaha yang dihadapi bahkan mulai dari ide usaha. Calon pelaku usaha mikro, lanjut Rafif, masih bingung untuk memilih jenis usaha meski sudah memiliki modal.

"Misal dapat uang modal, itu mereka bingung mau ngapain modalnya. Memang enggak kita pungkiri mereka butuh modal. (Masalah) Mereka mulai ide bisnis, sampai eksekusi bingung. Ini mereka seperti enggak punya mentor," ujar Rafif.

Transformasi digital

Ia mengatakan, tantangan di sektor UMKM salah satunya adalah bertransformasi ke dunia digital. Bara Foundation, lanjut Rafif, menyadari transformasi digital sangat penting sebagai pilar utama.

Penggunaan sistem digital dinilai membuat dunia usaha mengalami perubahan yang signifikan. Rafif menyebutkan, Bara Foundation akan berfokus untuk melakukan pendampingan di Jakarta.

Yayasan Bara Bakti Nusantara sendiri menargetkan akan mendampingi 1.000 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jakarta selama setahun ke depan. Rafif mengatakan, pendampingan yang diberikan kepada pelaku UMKM khususnya mikro agar bisa memanfaatkan ruang digital untuk keberlangsungan usahanya.

"Kehadiran Bara Foundation diharapkan bahwa usaha mikro rata-rata semua offline, dia ada di masyarakat, dia berangkat dari komunitas, diharapkan dengan mampu memanfaatkan ruang digital secara terus menerus, usaha mereka tidak terpengaruh lagi dengan pandemi ataupun ruang gerak jadi mereka punya opsi lebih lah," ujar Rafif.

Rafif mengatakan, bentuk pendampingan yang akan diberikan oleh Bara Foundation adalah berupa pelatihan, bantuan konsultasi legal, hingga akses modal. Adapun pelatihan berbentuk Booth Camp yang diberikan dalam waktu tiga bulan dan pendampingan usaha selama enam bulan.

"Program Booth Camp kita lakukan selama tiga bulan. Jadi kita melakukan pelatihan secara sporadis terlebih dahulu lalu kita akan seleksi mana layak, kegiatan usaha mana yang bisa kita lanjutkan," kata Rafif.

Adapun pelaku UMKM yang dalam Booth Camp dilihat berdasarkan sustainability, cara kerjanya, tim, dan produknya. Komitmen mereka terhadap pelatihan ini jadi penting bagi kami untuk menilai komitmen mereka terhadap usahanya," ujar Rafif.

"Program Booth Camp ini selama tiga bulan terdiri dari pelatihan, pendampingan, dan di akhir kami akan kumpulkan seluruh stakeholder pemodal untuk mereka bisa menilai sendiri usaha ini layak untuk dimodali atau tidak. Kami berbicara soal ada orang yang yakin untuk mau menginvestasikan uangnya di usaha tersebut," tambah Rafif.

Calon pelaku UMKM dan pelaku UMKM yang tertarik mengikuti pendampingan bisa memantau media sosial milik Bara Foundation maupun berkomunikasi lewat ayobergerak@baramovement.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com