Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPDB-KUMKM Jalin Kerjasama dengan Aplikasi Octopus

Kompas.com, 1 Juli 2022, 11:34 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenkop UKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) meneken nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Octopus.

Octopus merupakan aplikasi garapan Moehammad Ichsan sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan Hamish Daud sebagai Co-Founder.

Ini merupakan aplikasi digital pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan pusat daur ulang sampah yang menjadi solusi permasalahan penanganan sampah dan juga kemiskinan ekstrim.

Baca juga: Produk UMKM Indonesia Tarik Perhatian Warga Paris

Adapun nota kesepahaman tersebut dalam rangka pendampingan ekosistem pelestari melalui wadah koperasi.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, Indonesia saat ini mengalami permasalahan klasik yakni penanganan sampah dan angka kemiskinan ekstrim.

Menurut Teten, ekosistem Octopus yang menangani persoalan sampah dengan pendekatan kelestarian lingkungan melalui komunitas para pelestari menjadi hal yang sangat baik untuk menekan angka kemiskinan ekstrim.

"Kami pemerintah sudah berupaya menekan angka kemiskinan ekstrim, karena itu kalau saya lihat aplikasi atau ekosistem Octopus yang dengan pendekatan ekonomi sirkular, saya yakin masalah justru diselesaikan bisa lebih cepat," ujar Teten saat menghadiri peluncuran Octopus di M Bloc, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Pendekatan ekonomi sirkular merupakan ekonomi melingkar di mana pelaku ekonomi menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk.

Hal ini sesuai dengan ekosistem Octopus yakni aplikasi yang menghubungkan pengguna di tingkatan rumah tangga, dengan sekitar 9.000 pelestari sampah hingga industri daur ulang limbah plastik dan limbah rumah tangga.

"Jadi ini bisa menyelesaikan masalah sampah sekaligus bisa menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan ini saya kira merupakan satu konsep ekonomi sirkular yang sangat penting. Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya," ujar MenKopUKM.

Baca juga: Dukung Produk Lokal, LPDB-KUMKM Kolaborasi dengan BUMN Sarinah

Sementara itu, keterlibatan LPDB-KUMKM dalam ekosistem Octopus adalah melakukan pendampingan para pelestari maupun pelapak melalui wadah koperasi, agar nantinya ekosistem bisnis sampah daur ulang bisa terus meningkat dan memberikan kesejahteraan masyarakat pra sejahtera.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, Octopus ini merupakan sosioentrepreneur yang dilahirkan oleh para anak muda yang mau memikirkan penanganan sampah sekaligus keinginan menaikkan derajat para pelestari maupun pengepul sampah.

"Kami sebagai lembaga pemerintah siap mendukung ekosistem ini melalui wadah koperasi, melakukan pendampingan, sebagai bagian upaya menekan angka kemiskinan ekstrim dan juga kesejahteraan masyarakat," kata Supomo.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau