JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus memberikan dukungannya terhadap usaha handycraft lokal tanpa kriteria khusus.
Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso menyampaikan, mereka tak menetapkan kriteria, tettapi tetap melihat beberapa faktor dalam memberikan dukungannya kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang handycraft dan home decor.
"Kami tak ada kriteria khusus, jenisnya apa, tapi kami tentu perlu lihat dari sisi uniqueness, bahan bakunya, misal ternyata bahan bakunya dari kayu gaharu kan pasti kita gak bisa support, lalu dari sisi sustainability dan kualitas produknya," jelas Rijani saat wawancaranya bersama Kompas.com di kantor LPEI, Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca juga: LPEI Dampingi UMKM Naik Kelas lewat Business Matching dan Pelatihan
Dengan begitu, diharapkan para pelaku UMKM ini dapat memproduksi barangnya dengan prinsip-prinsip yang dapat diterima, termasuk misalnya dalam hal tenaga kerja. Karyawan yang membantu tak boleh ada yang di bawah umur. Namun, Rijani menambahkan, selain dari prinsip produksi, LPEI juga melihat dari sisi komersial.
"Kita akan perhatikan apa sih yang sedang diminati, apa yang diminta. Di LPEI itu kita punya tim riset untuk sisi ekonomi dan juga para pelaku serta pembeli-pembeli kita di luar yang bisa dishare ke para pelaku UMKM," tutur Rijani.
Sampai saat ini, LPEI secara total sudah membantu 18 persen UMKM yang sifatnya komersial non-corporate. Hanya saja, untuk usaha yang masih benar-benar mikro, Rijani mengakui masih belum banyak.
"Hal ini karena kita masih terbatas dalam hal penetrasi ke pasarnya. Kami hanya punya tiga kantor wilayah di Jakarta, Solo, dan Surabaya. Padahal yang kami bina betul-betul perlu interaksi fisik. Jadi kami banyak kerja sama dengan kementerian, perusahaan-perusahaan, asosiasi, supaya mereka bisa tumbuh," ungkap Rijani.
Baca juga: LPEI: Potensi Pasar Ekspor Home Decor dari Indonesia Sangat Terbuka
Untuk yang model mikro pun, support yang diberikan masih sebatas pendampingan. Masalah pembiayaan belum dilakukan karena skalanya yang masih terlalu kecil dan pihak LPEI sendiri memang tidak boleh hanya bekerja dalam hal pembiayaan saja.
Dari data yang disediakan LPEI, saat ini mereka sudah memberikan dukungan terhadap 3.776 mitra dan 203 eksportir baru per November 2022 yang lalu.
Menurut Rijani, untuk mengembangkan hal tersebut diperlukan adanya digital platform dan person in charge (PIC) khusus di setiap lokasi agar pemberian dukungan ini bisa lebih luas dan efektif.
"Menurut saya, kita perlu membangun digital platform sehingga bisa menjangkau semuanya, tapi kita juga harus punya PIC di masing-masing lokasi. Inilah yang sedang kita rancang kerja samanya dengan pemerintah daerah," ujar Rijani.
Baca juga: Perkuat Ekosistem Ekspor Berkelanjutan, LPEI Kolaborasi dengan IPB
LPEI sudah menanda tangani kerja sama dengan gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selanjutnya, LPEI targetkan perluasan kerja sama dengan Pemda di luar Pulau Jawa.
"Kami harapkan Pemda punya binaannya, lalu kami datang sebagai ahli dan penyedia pembiayaan, semua terkoneksi sehingga kita juga bisa lakukan pelatihan secara online," pungkas Rijani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.