Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPEI: Potensi Pasar Ekspor "Home Decor" dari Indonesia Sangat Terbuka

Kompas.com - 23/12/2022, 14:04 WIB
Gabriela Angelica,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa pandemi, ternyata potensi pasar ekspor produk handycraft atau kerajinan tangan dan home decor justru meningkat. Termasuk saat ini, potensi untuk ekspor produk-produk kerajinan tersebut masih terbuka lebar.

Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso menyampaikan hal tersebut disebabkan karena work from home membuat banyak orang ingin menghilangkan kejenuhan. Salah satunya melalui kegiatan menghias rumah.

"Di masa pandemi, untuk semua bidang kan menurun ya, apalagi untuk produk handycraft yang bukan suatu kebutuhan essential, tapi justru meningkat pasarnya," ujar Rijani saat wawancaranya bersama Kompas.com di kantor LPEI, Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: 5 Faktor Penting yang Mendukung Pemasaran Bisnis Rumahan

Itulah sebabnya, produk-produk handycraft atau home decor yang unik dan menarik seperti alat makan cantik, pernak-pernik hiasan dinding, home decor dari anyaman, dan lainnya mulai dicari oleh pasar dari mancanegara.

Lebih jauh lagi, Rijani menjelaskan bahwa LPEI mendorong para pelaku usaha handycraft, utamanya home decor dapat melakukan ekspor.

"LPEI selain dari sisi penjaminan, pembiayaan, dan asuransi, itu juga memberikan jasa konsultasi. Jasa konsultasi ini bisa untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang belum ekspor, lalu kita training, bina, dampingi, dan kasih akses hingga mereka bisa ekspor," jelas Rijani.

Untuk UMKM, spesifiknya di bidang home decor dan handycraft dapat dilihat dari dua sisi, yaitu yang masih berbentuk usaha kecil atau sedang berproses dan yang sudah bersifat komersil atau usaha menengah ke atas.

Sentra UKM

Kalau untuk yang usaha berskala besar, Rijani menyampaikan bahwa LPEI memiliki sentra-sentra besar dalam bidang kerajinan kayu yang masuk dalam kategori usaha menengah.

Hal tersebut berbeda dengan usaha mikro dan kecil yang sedang dalam proses pendampingan untuk dijadikan eksportir.

"Ada yang masih kategori dalam pembinaan, ada yang sudah naik kelas untuk ekspor, tapi ada juga yang sudah stabil dalam melakukan ekspor," ujar Rijani.

Perbedaan tingkatan itu dinilai penting karena bertujuan menyesuaikan kebutuhan setiap unit usaha yang didampingi oleh LPEI. Sehingga apa yang mereka terapkan dan lakukan untuk tiap badan usaha efektif dan tepat.

Rijani menjelaskan ada beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam hal mendampingi usaha handycraft untuk dapat melakukan ekspor. Hal pertama adalah memahami bisnis ekspor seperti apa, lalu apa saja yang harus diperhatikan, seperti permasalahan izin ekspor.

Namun, saat ini belum banyak usaha kecil yang sedang dibina dalam tahap awal tersebut.

"Jumlah usaha yang seperti ini sebenarnya belum terlalu besar, tapi dapat membangkitkan semangat karena kita bukan hanya menyasar satu-persatu individu eksportir. Justru, kita membuat komunitas," ungkap Rijani.

Baca juga: 3 Cara Membangun Usaha Tanpa Modal, Patut Dicoba!

Alasan pembentukan komunitas ini adalah untuk memperkuat daya dorong dalam menjalankan ekspor. Misalnya, jika seseorang mendapatkan pesanan untuk ekspor dalam jumlah besar, proses produksi dapat dibantu oleh komunitas tersebut.

"Jadi bukan hanya satu atau dua UMKM secara individu yang kita bantu, tapi kita juga mau komunitas tersebut maju secara bersama-sama sehingga daerah juga akhirnya ikut maju karena kesejahteraan masyarakatnya meningkat," tutur Rijani.

Rijani juga menjelaskan bahwa setiap usaha dan komunitas yang menjadi debitur LPEI akan dibina untuk selalu mengedepankan value dari sebuah produk, utamanya dalam hal ini produk handycraft. Value dari sebuah produk dinilai sebagai elemen penting yang dapat menarik minat konsumen dan meningkatkan potensi penjualan.

"Setiap kita menawarkan sesuatu kepada calon buyer, itu harus punya cerita di balik produknya. Misalnya, dari sisi sustainability atau cerita komunitasnya. Ini yang membuat LPEI berbeda," pungkas Rijani.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau