Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki: UMKM Kita Mayoritas Kalau Enggak Keripik, Seblak, Dodol, Wajik, Itu-itu Aja...

Kompas.com - 20/05/2023, 09:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki menyoroti produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang hanya seputar keripik dan aneka kuliner lainnya.

“UMKM ini mayoritas kuliner kalo enggak keripik, seblak, dodol, wajik, itu itu aja atau paling tinggi batik atau akik, di situ aja, paling tinggi kerajinan. Padahal Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar,” kata Teten dalam pembukaan Program Pendampingan Mikro Mandiri di Kantor KemenKopUKM Jakarta, Jumat seperti dilansir dari Antara.

Indonesia, lanjutnya, memilik banyak potensi lain yang bisa dikembangkan. Salah satunya potensi di sektor kelautan yang hingga saat ini belum banyak diberdayakan. Padahal Indonesia memiliki beraneka varietas ikan yang punya nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Kemudian di sektor perkebunan seperti produk kelapa sawit yakni Crude Palm Oil (CPO), lalu minyak atsiri seperti minyak cengkeh, minyak sereh dan beraneka produk hasil perkebunan lainnya yang sebenarnya mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri fragrance .

“Kita enggak di situ. Kita asyik aja bikin bubur, bikin bakso, nasi goreng, di situ saja,” ucap Teten.

Oleh karena itu, Teten ingin format program pendampingan kepada pelaku UMKM khususnya usaha mikro harus diubah. Kerap kali, pelatihan yang diberikan tidak menghasilkan output yang maksimal serta tidak berkelanjutan, sehingga UMKM tak kunjung naik kelas.

“Kita harus evaluasi seluruh pendekatan dalam pembangunan UMKM. Mulai dari pendampingan, banyak sekali asosiasi-asosiasi UMKM saya sampai tidak bisa hitung, namanya hampir sama tapi kegiatannya itu-itu saja. Pelatihan 1 hari, 3 hari dari A sampai Z. Udah lah pelaku UMKM ini sibuk, SDM terbatas, dididik terus menurus, harus meninggalkan usahanya,” tutur Teten.

Baca juga: Libur Lebaran, Keripik Tempe dan Buah di Malang Diburu Wisatawan

Selain mengubah format program pendampingan, Teten juga mengatakan bahwa UMKM yang akan mendapatkan pendampingan haruslah UMKM yang memiliki produk inovatif dan tidak lagi berbasis teknologi rendah.

“Ini tidak boleh lagi seperti itu. Kita harus mulai dengan pendekatan dan pendampingan yang lebih baik, itulah mengapa pentingnya inkubasi,” sebut dia.

Tak hanya itu, ia juga berharap agar perbankan bisa memperluas akses pembiayaan agar UMKM bisa naik kelas dan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi serta rasio kewirausahaan naik menjadi empat persen di tahun 2024.

Ia pun mencontohkan pembiayaan perbankan kepada UMKM di sejumlah negara seperti China, Korea dan Jepang yang mencapai 60-80 persen.

“Pembiayaan cuma 20 persen untuk UMKM. Di negara yang sudah masuk dalam rantai pasok, itu 60-80 persen perbankan untuk UMKM,” ujar Teten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kadin Sebut Digitalisasi Buka Peluang Baru dalam Bisnis

Kadin Sebut Digitalisasi Buka Peluang Baru dalam Bisnis

Program
Ini 3 Cara Membangun Kedekatan Emosional dengan Konsumen

Ini 3 Cara Membangun Kedekatan Emosional dengan Konsumen

Training
5 Tips Mengatur Karyawan Bisnis Anda

5 Tips Mengatur Karyawan Bisnis Anda

Training
Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Jagoan Lokal
3 Tips Memperoleh Review Positif dari Pelanggan untuk Bisnismu

3 Tips Memperoleh Review Positif dari Pelanggan untuk Bisnismu

Training
3 Penyebab Bisnis Tidak Berjalan Optimal

3 Penyebab Bisnis Tidak Berjalan Optimal

Training
Hadapi Pesanan Melonjak, Soes Surgawi Fokus Tingkatkan Kinerja Tim Produksi

Hadapi Pesanan Melonjak, Soes Surgawi Fokus Tingkatkan Kinerja Tim Produksi

Training
Belasan Warga Binaan Perempuan Malang Pamerkan Produk Fesyen

Belasan Warga Binaan Perempuan Malang Pamerkan Produk Fesyen

Training
Berdayakan UMKM Orang Asli Papua, Pemkab Sorong Anggarkan Rp1,7 miliar

Berdayakan UMKM Orang Asli Papua, Pemkab Sorong Anggarkan Rp1,7 miliar

Program
Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Jagoan Lokal
Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Jagoan Lokal
3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

Training
Cara Soes Surgawi Manfaatkan Kuis Berhadiah untuk Strategi Promosi

Cara Soes Surgawi Manfaatkan Kuis Berhadiah untuk Strategi Promosi

Training
Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Program
Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com