Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah Pelepah Pinang, Rengkuh Banyu Berhasil Ciptakan Pembungkus Makanan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 22/05/2023, 11:54 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan styrofoam dalam skala yang luas telah berdampak ke lingkungan. Ya, bahan tersebut menjadi penyebab menggunungnya sampah di berbagai tempat, di samping juga berdampak pada kesehatan.

Persoalan lingkungan inilah yang kemudian mendorong Rengkuh Banyu (31) pemilik brand Plepah, berpikir untuk menciptakan bahan alternatif pengganti styrofoam sebagai pembungkus makanan.

"Saya sebelumnya bekerja di NGO yang sehari-hari bersinggungan dengan isu lingkungan. Dari sana saya mulai kepikiran untuk bisa ikut menyelamatkan bumi namun juga bisa mendatangkan keuntungan. Saya kemudian memiliki ide untuk membuat pembungkus makanan yang bisa menggantikan styrofoam," ujarnya saat ditemui di tempat produksinya di kawasan Cibinong Kabupaten Bogor, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Dukung UMKM, Belitung Bangun Food Court Senilai Rp10,7 Miliar

Saat itu tahun 2020. Begitu kontrak pekerjaannya selesai, Rengkuh memilih untuk memulai bisnisnya, yakni memproduksi pembungkus makanan ramah lingkungan. Kebetulan pula, saat bekerja di NGO dia banyak berinteraksi dengan masyarakat di sejumlah daerah di Sumatera.

Sebelumnya saat menjalankan project tersebut, dia melihat banyak pohon pinang tumbuh di wilayah kerjanya. Dan di antara pohon-pohon pinang tersebut, ada bagian pohon yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomi, dan masyarakat membuangnya begitu saja yaitu pelepah.

Dia berpikir, jika pelepah itu diolah dan dimanfaatkan, tentu akan memiliki nilai ekonomi.

Memilih Bahan Baku dan Merakit Mesin Produksi

Rengkuh memulai bisnis dengan memilih bahan baku utama. Selain pelepah pinang, dia juga menguji coba bahan lainnya. Namun dari tes yang dilakukan, pelepah pinang paling lah yang memungkinkan untuk dijadikan bahan baku produk.

"Selain itu, saya juga tidak kesulitan untuk mendapatkan pelepah pinang karena sudah memiliki jaringan pemasoknya dari Sumatera," jelasnya.

Pekerja mencetak lembar-lembar pelepah pinang untuk dijadikan pembungkus makananKOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Pekerja mencetak lembar-lembar pelepah pinang untuk dijadikan pembungkus makanan

Dari situ, Rengkuh mulai merintis bisnisnya. Agar produk pembungkus makanannya bisa melakukan produksi massal, dia juga merancang mesin sendiri. Kebetulan, Rengkuh merupakan alumni ITB jurusan Desain Produk. Sehingga membuat mesin produksi bukan sebuah kendala besar.

"Saya mulai produksi dan ternyata ada pasar untuk produk yang saya kembangkan ini. Beberapa restoran sudah menggunakan produk pembungkus makanan dari pelepah pinang ini. Selain itu, sejumlah BUMN juga sudah menggunakan produk ini," jelasnya.

Diekspor hingga Jerman

Kini produk pembungkus makanan buatan Rengkuh sudah mulai digunakan konsumen. Dalam sebulan, dia mampu memproduksi hingga 120.000 pieces pembungkus makanan berbahan baku pelepah pinang.

Untuk memproduksi sebanyak itu, Rengkuh dibantu oleh sekitar 6-10 karyawan, yang merupakan warga di sekitar lokasi produksi.

Rengkuh menceritakan bahwa produk pembungkus makanan ramah lingkungan tersebut sudah diekspor sampai ke Jerman. Berbagai persyaratan sudah berhasil dia penuhi, salah satunya adalah produk yang sudah food grade.

"Ini karena saya juga dibantu oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dalam pengembangan produk ini, sehingga produk sudah masuk kategori food grade. Sehingga beberapa waktu lalu ada mitra yang membantu produk ini masuk ke pasar Jerman," jelas dia.

Selain itu, dia juga berterima kasih kepada BRI yang selama ini juga turut membantu dalam konsultasi bisnis sehingga dia bisa menjalankan bisnis yang bisa memenuhi kebutuhan pasar. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau