Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Bisnis "Make Up Artist"? Pahami Beberapa Hal Ini

Kompas.com - 25/08/2023, 09:19 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penata rias adalah tenaga profesional yang bekerja di industri kecantikan, yang fokus utamanya adalah meningkatkan penampilan seseorang melalui riasan, cat, wig, dan aksesori lainnya.

Pada dasarnya, mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan artistik untuk mengubah penampilan seseorang dengan menciptakan penampilan yang berbeda, baik untuk acara khusus, pemotretan, produksi film, hingga pertunjukan teater.

Untuk menjadi penata rias, seseorang dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan formal melalui sekolah atau program tata rias khusus. Yang paling menarik adalah mempelajari secara mandiri.

Walaupun persaingan dalam bisnis sebagai penata rias cukup ketat, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan dan kamu hindari. Simaklah beberapa hal berikut ini.

Untuk menjalani bisnis ini, kamu perlu memahami beberapa hal berikut ini:

Baca juga: Serba-serbi Cerita Makeup Artist, Profesi yang Belakangan Makin Digandrungi

1. Berbagilah dengan yang lainnya

Tidakkah kamu ingin mengetahui rahasia dari temanmu? Namun, ketika kamu memikirkannya lagi, apakah itu benar-benar sebuah rahasia?

Penata rias ahli telah merias wajah dan menggunakan teknik pengaplikasian selama bertahun-tahun, yang berbeda adalah bagaimana untuk mendapatkan sebuah teknik baru dalam pengaplikasian produk riasan.

2. Selalu mengikuti tren terbaru

Penting bagi kamu untuk berpikiran terbuka dalam memanfaatkan teknik pengaplikasian riasan baru yang saat ini sedang digunakan dan/atau diuji.

3.Gunakan media sosial sebagai sarana promosi diri

Ini merupakan salah satu cara terbaik untuk menunjukkan kepada khalayak siapa sebenarnya kamu sebagai penata rias. Pastikanlah dirimu untuk tetap profesional!

Baca juga: Ingin Merintis Bisnis Wedding Organizer? Coba Simak Tips Ini agar Sukses

4. Bersikaplah ramah dan mudah didekati

Ya, sekalipun harimu sedang tidak begitu baik. Ketika kamu sedang bekerja, penting bagi kamu untuk tetap menjaga profesionalitas, dan itu termasuk bersikap ramah dan mudah dihubungi.

Sementara itu, untuk menjaga kepercayaan klien dan menjaga profesionalitas, kamu perlu menghindari hal-hal berikut ini.

1. Mengaplikasikan makeup dengan pencahayaan yang buruk

Biarpun kebanyakan dari penata rias menyetujui bahwa cahaya alami pilihan utama, tetapi ini tidak selalu demikian.

Gunakanlah lampu berwarna putih natural dan tambahkan juga dengan beberapa lampu LED.

2.Menggunakan produk kecantikan kualitas rendah

Baca juga: 5 Tips Membangun Usaha bagi Pelaku UMKM Perempuan ala Rachel Vennya

Maraknya produk kecantikan dengan harga yang terjangkau menjadi salah satu godaan penata rias. Tetapi hal ini juga menjadi gambaran diri kamu sebagai seorang penata rias.

Jika kamu memilih menggunakan produk kualitas rendah, kamu telah menutup kesempatan besar yang menantimu di depan.

3. Tidak menghadiri acara kecantikan yang ada di sekitar

Padahal, jika kamu menghadiri acara yang berkaitan dengan industri kecantikan, kamu membuka peluang untuk menambah jaringan dari banyak industri kecantikan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau