Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki Sampaikan Dampak Perkembangan E-Commerce Terhadap UMKM

Kompas.com - 29/09/2023, 07:00 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keprihatinan yang kini menjadi fokus utama Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenKop-UKM) Teten Masduki adalah persaingan pasar yang berbanding terbalik antara tempat perbelanjaan konvensional dengan platform perbelanjaan online atau e-commerce.

Hasil sidak Teten ke Pasar Tanah Abang pada Selasa (19/9/2023), terbukti bahwa para penjual di sana mengalami penurunan omzet yang terbilang ekstrim.

Meski pada praktiknya sudah banyak penjual di Pasar Tanah Abang yang sudah melakukan live shopping melalui salah satu media sosial yang juga menjadi e-commerce, TikTok, tetapi tetap kalah saing.

“Sudah sebanyak 22 juta pelaku UMKM yang mendapatkan fasilitas pelatihan transformasi digital, namun mereka ini tidak bisa bertahan,” kata Teten pada agenda kunjungan ke Menara Kompas, Rabu (27/9/2023).

Baca juga: Bisnisnya Ditolak MenKopUKM Teten Masduki, Ini Tanggapan Tiktok Indonesia

Adanya ancaman terhadap perlindungan pasar digital domestik, yang mana ancaman ini dapat hadir dalam bentuk ‘tidak langsung’ di luar ekonomi digital, termasuk pada sektor konsumsi sehari-hari dan daya saing UMKM.

Jika tidak ada intervensi dalam bentuk transformasi, regulasi dan komunikasi, hal ini menimbulkan dampak besar di kemudian hari.

“Karena sudah banyak ‘jeritan’ dari para pelaku UMKM, transformasi digital harus diatur agar keberlangsungannya terarah,” ungkap Teten.

Dampak perkembangan e-commerce juga membawa beberapa tantangan baru, seperti 90 persen produk di e-commerce adalah barang impor, reseller produk impor mendominasi isi platform e-commerce, terjadinya predatory pricing, serta terjadinya monopoli data oleh platform asing.

Baca juga: MenKopUKM Teten Masduki Tolak Tiktok Jalankan Bisnis Media Sosial dan E-Commerce Secara Bersamaan di Indonesia

Ditambah dengan hadirnya social-commerce di tengah masyarakat telah menggeser frekuensi penjualan di platform e-commerce lainnya.

“Arus barang masuk juga harus diatur agar tidak kecolongan lagi dengan produk ilegal ke negara kita,” imbuhnya.

Teten mengatakan bahwa pihaknya juga akan berdiskusi dengan Bea Cukai, terkait pengaturan biaya masuk barang/produk. Karena saat ini peraturan cukai yang berlaku hanya senilai 7,5 persen dari harga masuknya barang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau