Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki Berharap Pelaku UMKM Sektor Otomotif Masuk Ekosistem Industri Electric Vehicle

Kompas.com - 30/11/2023, 19:40 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini, industri Electric Vehicle (EV) di Indonesia mampu menciptakan ekonomi baru dan peluang besar bagi UMKM dalam menciptakan lapangan kerja yang inovatif.

"EV mampu menciptakan ekonomi baru sehingga harus ditumbuhkan untuk menciptakan lapangan kerja. Karena selama ini, sebanyak 97 persen lapangan kerja disediakan oleh sektor mikro informal. EV menjadi ekonomi baru setelah industri kelapa sawit yang diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi nasional," kata Teten dalam Closing Ceremony Inabuyer EV Expo 2023 di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (30/11/2023) seperti termuat dalam siaran pers.

Teten berharap, semakin banyak pelaku UMKM di sektor otomotif dapat masuk ke dalam ekosistem EV sebagai penyedia suku cadang, distributor, dealer, penyedia layanan pengisian daya, bengkel konversi kendaraan listrik, dan berbagai turunan usaha lainnya.

Hal ini bukan semata untuk memberikan keberlanjutan usahanya, tapi juga mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik yang lebih inklusif.

"Saya dari awal meyakini industri EV akan mengubah struktur industri otomotif dunia, termasuk Indonesia. Apalagi Indonesia punya market besar. Bahkan bukan tidak mungkin, nantinya pedagang ice cream, pedagang bakso dan sate tak lagi pakai gerobak, tapi pakai motor listrik," kata Teten.

Teten pun turut senang, sebab dalam setahun terakhir ini sudah ada sebanyak 58 brand yang memproduksi EV di dalam negeri.

Baca juga: Pelaku UMKM Berpeluang Ambil Bagian dalam Tren Bisnis Kendaraan Listrik

Bahkan ada yang TKDN nya sudah mencapai 60 persen, lebih tinggi dari aturan TKDN sebesar 40 persen. Dirinya juga meyakini, jumlah brand EV pun akan terus tumbuh.

"Karena penyediaan bukan hanya ke lembaga Pemerintahan tetapi juga secara perorangan. Kami mendukung lingkungan yang lebih baik. Serta memunculkan lebih banyak lagi pelaku UMKM, di mana nanti kebutuhan sparepart-nya diproduksi dengan konsep rantai pasok. Saya optimistis kita bisa bersaing dengan brand besar dari luar negeri, baik dari sisi harga maupun kualitas," ujar Teten.

Namun perlu diakui, jumlah bengkel konversi motor saat ini masih terbatas.

Inilah sebabnya KemenKopUKM turut serta memberikan dukungan nyata dengan menyediakan fasilitas di Smesco sebagai bengkel konversi motor listrik.

Di sisi lain, Smesco memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM agar mereka memiliki kemampuan dalam melakukan konversi dari motor berbahan bakar ke motor listrik.

Langkah ini membuka kesempatan lebih luas bagi mereka untuk terlibat aktif dalam industri yang sedang berkembang ini.

"Saya harap, dukungan yang terus-menerus dari Pemerintah, BUMN, usaha besar, dan asosiasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca melalui Green Electric Mobility sangat penting," ujar Teten.

Langkah ini, kata Teten, memungkinkan Indonesia untuk berperan dalam rantai pasok global kendaraan listrik, mendorong kemajuan industri sepeda motor listrik lokal, dan juga meningkatkan TKDN, serta kapasitas produksi secara keseluruhan.

Perkembangan EV di Indonesia, kata Teten, sudah sangat luar biasa.

Baca juga: Mengenal Jago Coffee, Kopi Starling Pakai Sepeda Listrik dan Bebas Ongkir

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pun siap mendukung dengan melakukan penyediaan skema pembiayaan KUR Klaster hingga Rp500 juta.

"Nanti asosiasi bisa menjadi penjamin serta katalis untuk menyalurkan KUR Klaster. Saya harapkan pasti ini meningkat. Kita ingin semua fokus dukung brand lokal. Sementara, daerah juga harus mendukung dengan membuat aturan mengenai kesehatan lingkungan," ujarnya.

Teten turut mengapresiasi dan berterima kasih kepada HIPPINDO dan Aismoli, serta semua pihak yang terlibat dalam mendukung acara Inabuyer EV Expo 2023.

"Event ini menjadi wadah yang luar biasa untuk mempromosikan kendaraan listrik ramah lingkungan, produk lokal yang patut kita banggakan karena diproduksi, didistribusikan, bahkan diekspor ke luar negeri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau