JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perempuan untuk fokus menggarap sektor-sektor produktif termasuk pangan.
Saat ini, lanjut Teten, sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan masih didominasi oleh kaum laki-laki.
“Survei kami bersama Google dan Grab, tingkat produktivitas perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Sayangnya, rata-rata usaha perempuan lebih rendah dibanding milik laki-laki. Karena itu, perempuan masuk di wilayah tidak produktif atau skala perumahan. Bukan masuk di teknologi produksi. Maka perlu usaha bagi perempuan agar melirik sektor produktif nasional,” ucap Teten dalam keterangannya, Rabu (7/2/2024).
Teten menegaskan, sektor UMKM dapat menjadi pintu masuk perempuan agar lebih berdaya. Tercatat dari laporan UN Women 2023, 1 dari tiga UMKM di dunia dimiliki oleh perempuan. Bahkan sejumlah 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
Sementara dari data Global Entrepreneurship Monitor 2022, Indonesia termasuk di antara empat negara dengan tingkat total aktivitas kewirausahaan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan sumberdaya yang dapat diperbaharui, produktif sepanjang tahun dan tren kebutuhannya terus meningkat.
Baca juga: 7 Tips Sukses Menjalankan Bisnis bagi Pengusaha Perempuan
Tercatat, konsumsi ikan dunia diperkirakan 20 persen lebih tinggi pada tahun 2030 (FAO, 2018). Serta, kebutuhan pangan dunia diperkirakan 60 persen lebih tinggi pada tahun 2050 (FAO, 2012).
“Pertanian dan perikanan merupakan bagian dari sektor ekonomi hijau yang berpotensial dalam menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan dan lapangan kerja yang inklusif,” kata Teten.
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), kata Teten, terus melakukan upaya peningkatan kapasitas UMKM perempuan.
Upaya yang dilakukan adalah emperkuat pengembangan wirausaha di Indonesia melalui afirmasi 40 persen belanja pemerintah untuk membeli produk-produk UMKM, penyediaan 30 persen infrastruktur publik untuk penjualan produk UMKM, dan kemitraan usaha besar dan BUMN dengan UMKM.
“Terkait akses pembiayaan, kami sedang melakukan kajian credit scoring dalam rangka mempercepat penyaluran kredit kepada UMKM termasuk optimalisasi program KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok, tanpa dimintai agunan,” kata Teten.
Teten juga menekankan agar terus memperkuat aksi kolektif dan kolaboratif untuk memperkuat usaha para pelaku UMKM perempuan di Indonesia.
“Dengan memberdayakan UMKM perempuan, harapannya kita dapat mengakselerasi kemajuan bangsa Indonesia,” ujar Teten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya