Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Kompas.com - 08/02/2025, 09:18 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Ratusan pelaku usaha mikro dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Kota Batu, Jawa Timur. Mereka akan mengikuti kegiatan pendampingan kewirausahaan untuk meningkatkan kualitas usahanya.

Total sebenarnya ada 1.200 pengusaha muslim yang akan hadir dengan didominasi pelaku usaha mikro dalam kegiatan Gebyar Wirausaha 11 pada 8-9 Februari 2025.

Kegiatan ini digelar oleh komunitas wirausaha nasional bernama Sukses Berkah Community (SBC) dan tidak dipungut biaya.

Baca juga: Kota Batu Diyakini Mampu Jadi Sentra Wisata UMKM

Salah satu panitia kegiatan, Abdullah Mujahid mengatakan, kegiatan pendampingan usaha melalui komunitas dinilai masih penting bagi pengusaha, terutama untuk mencari solusi dari persoalan-persoalan yang dihadapi.

"Kalau mengikuti pendampingan misalkan dari pemerintah atau apa, mereka biasanya hanya memberi materi satu kali, kemudian lepas, setelahnya itu biasanya kalau mereka punya masalah lagi, mereka enggak tahu larinya kemana, jadi terbatas," kata Abdullah, Jumat (7/2/2025).

Para pelaku usaha nantinya juga akan diberi materi dari para praktisi dan pengusaha berpengalaman.

Salah satu materi yang akan diberikan diantaranya tentang strategi menghadapi tantangan kewirausahaan saat era digital saat ini dan persaingan usaha pada tahun 2025.

"Tahun 2025 menuntut adaptasi yang cepat terhadap tren teknologi dan perubahan perilaku konsumen. Kita akan melihat peningkatan persaingan yang tajam, otomatisasi yang semakin meluas, dan pentingnya personal branding yang kuat untuk membedakan diri di pasar," jelasnya.

Baca juga: Perkuat UMKM, Kota Batu Didorong Punya Rumah Kurasi dan Rumah Vokasi

Dia juga mengatakan, bergabung bersama komunitas kewirausahaan juga bisa tidak sengaja terjadi link and match atau saling menguntungkan antar pengusaha.

"Misal ada anggota kami yang jual makanan, butuh suplai kemasannya, ternyata ada juga yang anggota kami pengusaha kemasan, jadi ini saling bertemu," katanya.

Komunitas SBC ini diketahui memiliki 10 ribu anggota dari berbagai daerah di Indonesia. Sebesar 50 persen dari seluruh anggota merupakan pengusaha mikro. Meski begitu, sudah ada beberapa pengusaha juga tergolong IPO atau sudah masuk bursa efek.

"Terus kemudian di atasnya sudah masuk ke kecil, menengah, besar itu paling cuma sekitar 2-3 persenan lah, cuma ada 1-3 orang yang sudah IPO," katanya.

Warga Malang Raya sendiri yang ikut komunitas tersebut sekitar 1.000 orang. Komunitas ini memiliki visi kepada seluruh anggotanya dapat tembus menjadi pengusaha IPO.

"Jadi anggota kami mulai dari yang belum punya usaha masih bingung usaha apa ada, pengusaha laundry, pengusaha properti, pengusaha parfum juga ada," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau