Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Memilih Nama Usaha yang Tepat dan Mudah Dikenal

Kompas.com, 11 Februari 2022, 19:11 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama usaha menjadi salah satu faktor penting dalam membangun bisnis. Lewat nama usaha, pelanggan nantinya bisa mengingat bisnis yang hadir di tengah masyarakat.

Bisnis offline maupun online, nama usaha seperti kekuatan magis untuk menguatkan brand di tengah masyarakat. Oleh karena itu, pemilihan nama usaha harus dipikirkan secara matang.

Akurasi dalam pemberian nama usaha nantinya memberi dampak signifikan pada kesuksesan bisnis. Kalau pemberian namanya tidak tepat, bisa berakibat gagalnya bisnis kamu terkoneksi dengan konsumen.

Buat kamu yang sedang berencana membangun bisnis, berikut cara membuat nama untuk bisnismu seperti dikutip dari Lifepal.

1. Hindari nama yang sulit

Buatlah nama yang jelas, mudah diingat, dan punya kekuatan dalam membantu mengenalkan produk bisnis kamu nantinya.

Agar konsumen mudah mengingat dan diucap, sebaiknya hindari nama usaha yang sulit diucapkan. Pakai nama yang sederhana dan mudah.

Dengan begitu, konsumen atau calon klien kamu nantinya, mudah mencari tahu usaha kamu melalui internet.

Sekaligus untuk menghindari atau meminimalisir pengucapan yang salah dari customer. Kamu tentu tak mau kalau harus sering-sering mengoreksi kesalahan ucap, bukan?

2. Pakai akronim

Banyak perusahaan besar yang memilih nama usaha dari akronim dibanding nama asli pemiliknya. Kenapa? Karena mudah diingat.

Seperti peritel perabot rumah tangga dari Swedia, IKEA, yang namanya diambil dari akronim huruf depan pendirinya, Ingvar Kamprad. Sementara itu, dua huruf lainnya diambil dari kota Ingvar dilahirkan, Elmtaryd, dan desanya, Agunnaryd.

3. Nama yang mengandung arti

Idealnya, nama usaha yang tepat adalah yang punya makna positif dan menjelaskan bisnis yang kamu jalani.

Misalnya Kebab Baba Rafi, sudah pasti ini menjual makanan khas Timur Tengah. Cari nama yang mengandung arti positif. Sebab, dengan memilih nama yang mempunyai arti positif, sama artinya doa agar usaha kamu sukses.

Hindari kata-kata yang berkonotasi negatif. Biasanya, kata yang berkonotasi negatif akan cepat hilang, atau mudah dilupakan.

Pernah dengar Es Pocong? Apa saat ini es tersebut masih ada? Lagipula, jika memasang nama yang mengandung arti negatif nanti berimbas pada image perusahaan juga.

4. Gabungan kata

Dalam memilih nama untuk usahamu, tak harus yang formal. Beberapa tahun belakangan ini, pertumbuhan startup sangat tinggi. Dan mayoritas dari perusahaan rintisan ini memilih nama usaha simpel yang terdiri dari satu kata.

Coba pilih dua atau tiga kata yang mencerminkan perusahaan atau diri kamu. Gabungkan kata-kata tersebut menjadi satu kata.

Misalnya Netflix yang ternyata namanya merupakan gabungan dari kata internet dan flicks. Atau Evernote yang terdiri dari kata forever dan note. Terpenting, kata tersebut menggambarkan bisnis atau usaha yang kamu buat.

5. Pakai nama sendiri atau keluarga

Ide lain yang bisa kamu gunakan untuk melabeli perusahaan adalah dengan menggunakan nama keluarga. Dengan memberi nama keluarga di bisnis kamu, ini menunjukkan bahwa kamu orang sangat percaya diri.

Selain itu, dengan menggunakan nama keluarga, bisa menjadi motivasi bekerja lebih baik lagi. Karena ini menyangkut nama baik keluarga.

6. Mampu menciptakan brand awareness

Bagian terpenting yang tidak boleh kamu lupakan dalam memilih nama perusahaan adalah branding. Perhitungkan baik-baik dalam memilih nama. Karena nama bisnis bisa membantu strategi branding dan membantu proses brand awareness atau publik mengenal merek kamu.

Nah, bila strategi branding berhasil, otomatis produk yang kamu jual pun dikenal banyak orang. Sebab, kecenderungan masyarakat saat ini dalam memilih produk salah satu penentunya adalah merek yang familiar.

7. Hindari menggunakan angka dan kata vulgar

Agar dapat diingat publik, kamu memang harus memakai nama yang unik dan belum ada yang punya. Tapi bukan berarti harus beda dan menyimpang dari aturan.

Penggunaan angka di tengah-tengah karakter seperti PT S4njaya Gilang Perdana bukanlah ide yang bagus.

Niat hati ingin berbeda dengan perusahaan lain. Apadaya malah image buruk yang nanti diterima. Agar hal ini tak menimpa kamu, hindarilah untuk mencampur atau menggunakan angka dan karakter.

Selain itu, dalam menamai perusahaan jangan pernah memakai kata vulgar ya. Lagi-lagi bisa berimbas pada citra bisnis kamu nantinya.

8. Gunakan huruf latin

Dalam memilih nama bisnis yang tepat disarankan menggunakan huruf latin. Hindari penggunaan huruf dalam bahasa asing.

Misalnya, kamu membuka bisnis pakaian muslim. Nah, bukan serta merta kamu menamakan bisnismu memakai huruf Arab. Sebab, belum tentu semua orang mengerti dalam menyebutnya.

Selain itu dengan menggunakan huruf latin, untuk menghindari misinformasi dari konsumen. Dan kamu juga tidak perlu untuk menjelaskan berulang arti nama usaha kamu pada semua konsumen.

9. Hindari memakai nama tempat atau daerah

Cara yang tidak disarankan saat memberi nama bisnis adalah memakai nama tempat atau daerah. Memberi nama tempat bisa kamu lakukan jika usaha yang dibuat tidak berpindah tempat atau kota.

Akan berbeda jika kamu berencana mengembangkan usaha hingga ke luar kota. Alhasil ini berpengaruh juga pada kepercayaan konsumen.

10. Meneriakan nama usaha

Langkah selanjutnya untuk memastikan nama yang kamu pilih sudah tepat, coba teriakan dengan keras nama tersebut. Lakukan berulang-ulang kali.

Evaluasi lagi jika nama yang kamu teriakan tersebut sulit dilafalkan. Atau kamu kesulitan saat meneriakkannya. Kalau sudah begini, sebaiknya kamu cari alternatif nama bisnis lain.

11. Dapatkan nama domain

Di zaman teknologi seperti saat ini segala sesuatunya berkiblat pada digital. Termasuk dunia bisnis.

Buatlah nama domain untuk bisnis baru kamu. Untuk menjamin keamanan, sebaiknya pilih domain com atau co.id dibanding net, org, atau biz. Sebab, biasanya konsumen melihat nama dengan domain “com” dianggap lebih mapan.

12. Pastikan bisa ditemukan di mesin pencarian

Jika kamu sudah pilih kandidat nama usaha yang kamu sukai, langkah selanjutnya periksa di mesin pencarian.

Pastikan kalau nama yang kamu pilih itu unik. Artinya belum ada yang memiliki atau mematenkan nama usaha tersebut. Tapi, bila akhirnya ditemukan nama usaha yang sama, sebaiknya kamu cari nama lain lagi.

Kamu bisa cek ketersediaan nama usaha kamu di website ini https://pdki-indonesia.dgip.go.id.

13. Manfaatkan company name generator

Dalam membuat nama usaha jika dibuat sendiri rasanya pasti memuaskan ya. Tapi bagaimana kalau ide sudah habis atau buntu saat memilih nama?

Kalau sudah begini, kamu bisa mempertimbangkan meminta nama bisnis ke website khusus pencarian nama atau company name generator. Di website ini akan ada banyak rekomendasi nama yang bisa kamu gunakan atau modifikasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau