JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa kerap nyambi bekerja maupun berbisnis untuk memperoleh penghasilan. Apakah itu untuk membayar uang kuliah, membantu orangtua, nambah uang jajan, atau hanya sekadar mengisi waktu luang dan mencari pengalaman.
Gaji atau upah yang kamu dapatkan dari bekerja, harus dikelola secara tepat. Tentu saja untuk kebutuhan sekarang dan persiapan masa depan. Jika tidak, uang tersebut akan habis tanpa tahu ke mana rimbanya.
Maklum, anak muda. Jiwanya masih labil, gampang terpengaruh gaya hidup orang lain. Identik dengan nongkrong, jajan, membeli barang yang sifatnya konsumtif, mentraktir teman, dan hura-hura.
Begini cara atur keuangan buat kamu yang kuliah sambil mencari uang, seperti mengutip dari Cermati.com.
Meskipun kamu masih menjadi tanggung jawab orangtua, tidak ada salahnya belajar mandiri. Memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Toh kamu sudah menerima penghasilan setiap bulan.
Apalagi jika kamu kuliah dan bekerja jauh dari orangtua. Pakai 50 persen dari pendapatan untuk bayar kos-kosan, makan dan minum, ongkos transportasi, paket internet, kosmetik, fesyen, serta jajan.
Contohnya, kamu memiliki upah dari kerja sebagai SPG sebesar Rp 4,5 juta per bulan. Sebesar Rp 2,25 juta dipakai untuk memenuhi kebutuhan bulanan yang kamu perlukan .
Misal bayar kos Rp 800.000, makan dan minum sebulan Rp 600.000, ongkos transportasi busway Rp 210.000, jajan Rp 300.000, perlengkapan mandi maupun skincare Rp 200.000, kuota internet Rp 140.000.
Kejadian darurat tidak dapat diprediksi siapapun, seperti sakit, kecelakaan, atau lainnya. Dalam kondisi mendesak atau gawat, biasanya membutuhkan biaya besar. Oleh karenanya, penting untuk dipersiapkan sebagai antisipasi meskipun status kamu masih mahasiswa.
Dari gaji, sisihkan sebesar 10 persen setiap bulan untuk dana darurat. Simpan di rekening tabungan yang sewaktu-wakti bisa ditarik. Tetapi ingat, tidak boleh dipakai kecuali kamu sedang dalam kondisi darurat.
Untuk mahasiswa, idealnya dana darurat yang harus dikumpulkan adalah sebanyak tiga kali pengeluaran sebulan. Kalau contoh gaji di atas, berarti kamu perlu mengalokasikan sebesar Rp 450.000 per bulan.
Mahasiswa zaman now sudah melek investasi. Kamu dapat menyisihkan 10 persen dari gaji untuk investasi. Investasi yang menguntungkan, contohnya investasi saham, reksadana, emas, fintech lending, surat utang pemerintah, dan lainnya.
Tujuan investasi adalah agar uangmu bertumbuh. Sebesar 10 persen dari gaji diputar untuk investasi, mampu menghasilkan cuan atau keuntungan yang nilainya sesuai dengan tingkat risikonya.
Investasi juga menjadi cara mengamankan masa depan keuangan, menambah kekayaan. Jadi, investasi sejak muda akan memberikan keuntungan maksimal.
Jika kamu tipe orang yang konservatif, belum berani investasi, persiapan masa depan dapat dilakukan dengan cara menabung. Menabung di rekening tabungan konvensional, tabungan berjangka, deposito, ataupun menabung emas.
Baca Juga: Tips Menghindari Bunga Kartu Kredit
Untuk meringankan beban keuangan orangtua atau belajar mandiri dari hasil jerih payah, kamu bisa bayar uang kuliah sendiri. Biaya kuliah per semester, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.
Setiap bulan kamu bisa menabung untuk biaya kuliah ini. Besarannya 10 persen dari penghasilan. Hindari mengutak-atik tabungan ini karena tujuannya sudah jelas untuk dana pendidikan.
Kuliah sambil bekerja, sejujurnya pasti akan terasa sangat melelahkan. Belum tentu semua orang bisa melakukannya. Kamu harus pintar membagi waktu dan fokus agar keduanya berjalan selaras, seimbang, dan tidak terbengkalai salah satunya.
Sesekali kamu juga perlu hiburan, rekreasi, atau memanjakan diri. Untuk keperluan ini, kamu dapat mengalokasikan 10 persen dari gaji.
Jadi, kalau ingin nonton bioskop, pergi ke salon, berlibur, kamu sudah punya dananya. Tidak perlu menarik dari tabungan masa depan maupun dana darurat.
Sudah bekerja dan memperoleh penghasilan, bukan berarti kamu menjadi manusia pelit dan kikir. Berbagi kepada orang lain yang membutuhkan tidak akan mengurangi hartamu.
Justru Tuhan menjanjikan akan menambah rezeki bagi siapapun yang suka memberi. Maka dari itu, sisihkan 10 persen setiap bulan untuk kebaikan, seperti amal, infak, atau sedekah.
Terbiasa untuk Tidak Konsumtif Sejak Kuliah
Mengatur keuangan yang dimulai sejak dini akan mengajarkanmu bagaimana caranya menghargai uang. Menggunakan setiap rupiah yang kamu dapatkan untuk sesuatu yang berguna, tidak mubazir.
Kamu akan terbiasa untuk hidup hemat dan punya pengelolaan uang yang baik. Sehingga jika suatu saat gajimu naik atau sukses bergelimang harta, kamu tidak akan menghamburkannya begitu saja.
Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.