Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamu Kuliah Sambil Kerja? Begini Cara Atur Uangnya

Kompas.com, 13 Maret 2022, 16:50 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa kerap nyambi bekerja maupun berbisnis untuk memperoleh penghasilan. Apakah itu untuk membayar uang kuliah, membantu orangtua, nambah uang jajan, atau hanya sekadar mengisi waktu luang dan mencari pengalaman.

Gaji atau upah yang kamu dapatkan dari bekerja, harus dikelola secara tepat. Tentu saja untuk kebutuhan sekarang dan persiapan masa depan. Jika tidak, uang tersebut akan habis tanpa tahu ke mana rimbanya.

Maklum, anak muda. Jiwanya masih labil, gampang terpengaruh gaya hidup orang lain. Identik dengan nongkrong, jajan, membeli barang yang sifatnya konsumtif, mentraktir teman, dan hura-hura.

Begini cara atur keuangan buat kamu yang kuliah sambil mencari uang, seperti mengutip dari Cermati.com.

1. Gunakan 50 persen untuk kebutuhan hidup

Meskipun kamu masih menjadi tanggung jawab orangtua, tidak ada salahnya belajar mandiri. Memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Toh kamu sudah menerima penghasilan setiap bulan.

Apalagi jika kamu kuliah dan bekerja jauh dari orangtua. Pakai 50 persen dari pendapatan untuk bayar kos-kosan, makan dan minum, ongkos transportasi, paket internet, kosmetik, fesyen, serta jajan.

Contohnya, kamu memiliki upah dari kerja sebagai SPG sebesar Rp 4,5 juta per bulan. Sebesar Rp 2,25 juta dipakai untuk memenuhi kebutuhan bulanan yang kamu perlukan .

Misal bayar kos Rp 800.000, makan dan minum sebulan Rp 600.000, ongkos transportasi busway Rp 210.000, jajan Rp 300.000, perlengkapan mandi maupun skincare Rp 200.000, kuota internet Rp 140.000.

2. Gunakan 10 persen untuk dana darurat

Kejadian darurat tidak dapat diprediksi siapapun, seperti sakit, kecelakaan, atau lainnya. Dalam kondisi mendesak atau gawat, biasanya membutuhkan biaya besar. Oleh karenanya, penting untuk dipersiapkan sebagai antisipasi meskipun status kamu masih mahasiswa.

Dari gaji, sisihkan sebesar 10 persen setiap bulan untuk dana darurat. Simpan di rekening tabungan yang sewaktu-wakti bisa ditarik. Tetapi ingat, tidak boleh dipakai kecuali kamu sedang dalam kondisi darurat.

Untuk mahasiswa, idealnya dana darurat yang harus dikumpulkan adalah sebanyak tiga kali pengeluaran sebulan. Kalau contoh gaji di atas, berarti kamu perlu mengalokasikan sebesar Rp 450.000 per bulan.

3. Gunakan 10 persen untuk investasi atau tabungan

Mahasiswa zaman now sudah melek investasi. Kamu dapat menyisihkan 10 persen dari gaji untuk investasi. Investasi yang menguntungkan, contohnya investasi saham, reksadana, emas, fintech lending, surat utang pemerintah, dan lainnya.

Tujuan investasi adalah agar uangmu bertumbuh. Sebesar 10 persen dari gaji diputar untuk investasi, mampu menghasilkan cuan atau keuntungan yang nilainya sesuai dengan tingkat risikonya.

Investasi juga menjadi cara mengamankan masa depan keuangan, menambah kekayaan. Jadi, investasi sejak muda akan memberikan keuntungan maksimal.

Jika kamu tipe orang yang konservatif, belum berani investasi, persiapan masa depan dapat dilakukan dengan cara menabung. Menabung di rekening tabungan konvensional, tabungan berjangka, deposito, ataupun menabung emas.

Baca Juga: Tips Menghindari Bunga Kartu Kredit

4. Gunakan 10 persen untuk biaya kuliah

Untuk meringankan beban keuangan orangtua atau belajar mandiri dari hasil jerih payah, kamu bisa bayar uang kuliah sendiri. Biaya kuliah per semester, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Setiap bulan kamu bisa menabung untuk biaya kuliah ini. Besarannya 10 persen dari penghasilan. Hindari mengutak-atik tabungan ini karena tujuannya sudah jelas untuk dana pendidikan.

5. Gunakan 10 persen untuk memanjakan diri

Kuliah sambil bekerja, sejujurnya pasti akan terasa sangat melelahkan. Belum tentu semua orang bisa melakukannya. Kamu harus pintar membagi waktu dan fokus agar keduanya berjalan selaras, seimbang, dan tidak terbengkalai salah satunya.

Sesekali kamu juga perlu hiburan, rekreasi, atau memanjakan diri. Untuk keperluan ini, kamu dapat mengalokasikan 10 persen dari gaji.

Jadi, kalau ingin nonton bioskop, pergi ke salon, berlibur, kamu sudah punya dananya. Tidak perlu menarik dari tabungan masa depan maupun dana darurat.

6. Gunakan 10 persen untuk kebaikan

Sudah bekerja dan memperoleh penghasilan, bukan berarti kamu menjadi manusia pelit dan kikir. Berbagi kepada orang lain yang membutuhkan tidak akan mengurangi hartamu.

Justru Tuhan menjanjikan akan menambah rezeki bagi siapapun yang suka memberi. Maka dari itu, sisihkan 10 persen setiap bulan untuk kebaikan, seperti amal, infak, atau sedekah.

Terbiasa untuk Tidak Konsumtif Sejak Kuliah

Mengatur keuangan yang dimulai sejak dini akan mengajarkanmu bagaimana caranya menghargai uang. Menggunakan setiap rupiah yang kamu dapatkan untuk sesuatu yang berguna, tidak mubazir.

Kamu akan terbiasa untuk hidup hemat dan punya pengelolaan uang yang baik. Sehingga jika suatu saat gajimu naik atau sukses bergelimang harta, kamu tidak akan menghamburkannya begitu saja.

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau