JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM memanfaatkan Presidensi Indonesia pada G20 dalam meningkatkan peran wirausaha perempuan di Indonesia melalui inklusi bisnis.
Hal tersebut menjadi salah satu agenda Kementerian Koperasi dan UKM dalam upaya pemulihan ekonomi yang solid dan berkelanjutan.
“Memperhatikan cross-cutting isu perempuan, Kementerian Koperasi dan UKM berusaha meningkatkan kesetaraan dan kesejahteraan melalui kebijakan yang ramah gender, serta mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan”, kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam siaran pers, Selasa (23/3/2022).
Teten juga menyebutkan, Indonesia memiliki lebih dari 64 juta UMKM yang berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 60 persen, dengan 64 persen pelakunya adalah perempuan. Dengan demikian, memberdayakan UMKM juga berarti memberdayakan perempuan.
“Peningkatan peran perempuan perlu didorong kedalam pengarusutamaan kebijakan terkait UMKM, di mana perempuan tidak lagi ditempatkan sebagai pemain sekunder atau pelengkap, tetapi menjadi pemain inti dalam keberlangsungan UMKM”, ungkap Teten.
Dalam meningkatkan perannya, wirausaha perempuan sendiri membutuhkan dukungan dari pemerintah baik berupa akses pembiayaan, dukungan ekspor, pengembangan dan pelatihan bagi karyawan, peningkatan kualitas produk, hingga dukungan infrastruktur khususnya di area pedesaan.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengungkapkan peningkatan wirausaha perempuan juga menjadi salah satu agenda prioritas yang dimandatkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
"Perempuan memiliki peran yang strategis pada UMKM di Indonesia, di mana sebanyak 34 persen usaha menengah dijalankan oleh perempuan, bahkan 50,6 persen usaha kecil dan 52,9 persen usaha mikro juga dijalankan oleh perempuan”, ungkap Menteri Bintang.
Melalui “Recover Together, Recover Stronger” yang diangkat sebagai tema dalam G20 kali ini, Menteri Bintang berharap dapat melibatkan partisipasi perempuan secara penuh dalam pemulihan ekonomi global.
“Ketika perempuan telah diberdayakan dan anak-anak terlindungi dengan baik, maka kesejahteraan menjadi tidak terelakkan bagi kita semua”, pungkas Bintang.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah juga berharap melalui kesempatan ini, dapat tercipta kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai upaya dalam pemulihan ekonomi bersama bagi UMKM.
“kami berharap pada G20 kali ini dapat tercipta investor matchmarking, dukungan terhadap pelaku usaha perempuan maupun disabilitas, ecosystem mapping, serta katalog produk UKM pada sektor potensial”, jelas Siti Azizah.
Diketahui, dalam rangkaian side event G20 terdapat tiga sub tema yang berkaitan dengan UKM, antara lain peningkatan wirausaha perempuan, keterlibatan UKM secara aktif dalam green economy, serta akselerasi UKM di era digital.
Adapun, pada seminar yang menjadi awal dari rangkaian side event G20 ini, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, W20, B20, dan berbagai stakeholder lainnya.
Adapun komunitas dan asosiasi, antara lain Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), APINDO, ASYX, Angel Investment Network (ANGIN), serta organisasi internasional UNESCAP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.