KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal 2020 memberi pukulan dahsyat bagi sektor ekonomi, termasuk wirausaha muda sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Berbagai upaya dilakukan agar tetap bertahan. Wirausaha pun giat berinovasi serta cermat melihat potensi untuk menciptakan peluang usaha baru yang dapat dikembangkan di masa pandemi.
Merespons hal itu, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNESCO Jakarta menggandeng Citi Indonesia untuk menginisiasi program "Kita Muda Kreatif”.
Dalam upaya mendukung para wirausaha muda, khususnya yang berada di sekitar kawasan warisan dunia, “Kita Muda Kreatif” menggelar pasar virtual bertajuk "Gelar Karya Cinta Budaya," Jumat (3/6/2022).
Acara tersebut disiarkan secara live streaming melalui Zoom dan YouTube Kita Muda Kreatif. Adapun transaksi pada pasar virtual dilakukan melalui grup WhatsApp.
Baca juga: Jalur Rempah Nusantara Bakal Didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO
Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta sekaligus tim Kita Muda Kreatif Moe Chiba mengatakan, sejumlah wirausaha muda penerima manfaat program turut terlibat, mulai dari sektor kerajinan, fesyen, hingga pariwisata.
Hingga saat ini, lanjut Moe, pihaknya telah mendukung lebih dari 1.000 wirausaha dari enam provinsi di Indonesia sejak 2017.
"Pasar virtual yang digelar di tengah pandemi Covid-19 merupakan ajang belajar sekaligus praktik secara langsung ilmu pemasaran yang diperoleh selama masa pendampingan teknis digital marketing dari tim Kita Muda Kreatif," ujar Moe dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat.
Moe menambahkan, pendampingan teknis digital marketing merupakan bekal penting bagi pelaku usaha muda. Upaya ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian para wirausaha muda terhadap pentingnya pelestarian warisan budaya nusantara.
Para wirausaha muda yang tergabung dalam kegiatan tersebut antara lain perajin Gorga, penenun ulos, perajin batik, serta pemandu wisata dari Toba, Yogyakarta, Semarang, Kotatua Jakarta, Lombok, dan Bali.
Baca juga: Populer Sejak Zaman Majapahit, Jamu Diajukan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO
Lebih lanjut, Mao mengatakan dalam pelaksanaan pasar virtual tersebut, UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Sementara itu, Wakil Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita G Rahayu mengapresiasi inisiatif UNESCO Jakarta dan Citi Foundation dalam mendukung serta memaksimalkan potensi wirausahawan muda agar semakin berkembang.
Hevearita menilai, pasar virtual “Gelar Karya Cinta Budaya” merupakan momentum tepat untuk mengobarkan semangat ekonomi kreatif, khususnya kepada kalangan muda di Tanah Air.
“Saya berharap, melalui pasar virtual tersebut, wirausahawan muda kreatif Indonesia bisa tembus pasar internasioal dan mengharumkan nama bangsa. Ini adalah saat yang tepat untuk mengambil peran dalam melestarikan kebudayaan melalui produk-produk kreatif dari UMKM di daerah masing-masing,” terang Hevearita.
Pada kesempatan sama, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Puni Anjungsari mengatakan, Citi Foundation memberikan perhatian khusus serta membuka peluang bagi komunitas lokal untuk berkembang, terutama di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Citi Indonesia Bekali Kemandirian Finansial untuk Generasi Muda
Lebih lanjut, kegiatan pasar virtual tersebut digelar bertepatan dengan perayaan Global Community Day dari Citi Indonesia, yakni program tahunan yang diinisiasi relawan Citi Foundation.
Puni berharap, pasar virtual Gelar Karya Cinta Budaya dapat memberikan kesempatan pada wirausaha kreatif yang telah didampingi oleh tim program Kita Muda Kreatif dalam memperluas jejaring pasar yang lebih luas.
“Kegiatan ini menjadi momen kebangkitan UMKM Indonesia sekaligus kesempatan untuk memperkenalkan produk UMKM lebih luas dan menjadi penyemangat untuk terus berinovasi dan berkarya,“ kata Puni.
Hal itu diamini pemilik brand Zulfikar Artem, Ahmad Zulfikar Fauzi. Ia mengatakan, pasar virtual memberi pengalaman baru dalam melestarikan produk lokal serta memperluas pasar ke kancah internasional.
Lebih lanjut, Zulfikar mengaku memperoleh skil bidang manajemen bisnis dan digital marketing usai mengikuti pendampingan dari Kita Muda Kreatif.
Baca juga: Pemerintah Ajukan Reog hingga Tempe Jadi Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO
Untuk diketahui, Zulfikar mengembangkan usaha jasa lukis di media kertas, kanvas, dan digital.
“Saya senang sekali. Sebagai orang dengan disabilitas, saya diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam program ini.
Zulfikar berharap, pasar virtual memberi dampak positif bagi wirausahawan muda, khususnya bagi Kota Semarang.
“Berbagai atraksi menarik Kota Semarang pun dapat semakin dikenal, baik di kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara,” ungkap Zulfikar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.