JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Prof. Dr. Paiman Raharjo menegaskan saat ini era digital telah mengubah pola hidup, gaya kerja, bisnis dan belanja masyarakat Indonesia. Hal tersebut tentu memunculkan banyak peluang yang dapat menjadi pintu gerbang lahirnya pengusaha muda di Indonesia.
Dalam sambutannya di Kuliah Kewirausahaan Pemuda 'Menjadi Entrepreneur Muda di Era Digital' yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Prof. Paiman memaparkan tingkat penetrasi internet di Indonesia sangatlah tinggi.
Jumlah penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi internet telah mencapai 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia.
"Internet tak bisa dipungkiri telah menghadirkan banyak potensi di mana Industri Kecil dan Menengah (IKM) bisa secara lebih masif mempromosikan produk mereka di berbagai platform digital," kata Prof. Paiman dalam siaran pers Kompas.com.
Prof. Paiman melanjutkan, perubahan pola bisnis dan belanja masyarakat bisa terlihat jelas bila kita melihat data. Sepanjang tahun 2021, Bank Indonesia mencatat nilai transaksi dagang-el atau e-commerce sudah mencapai Rp401 triliun. Prof. Paiman menilai angka tersebut angka yang kecil.
"Dan pertumbuhan itu tidak akan berhenti. Karena, tahun ini nilai transaksi e-commerce diproyeksi naik 31,2 persen dibandingkan tahun lalu, yakni bakal mencapai Rp526 triliun," ujar Prof. Paiman.
Sejalan dengan itu, Bank Indonesia juga mencatat kalau nilai transaksi uang elektronik tumbuh 49,06 persen mencapai Rp305,4 triliun pada 2021 dan diproyeksikan akan terus meningkat 17,13 persen ke angka Rp357,7 triliun pada 2022.
Nilai transaksi digital banking juga tercatat meningkat tinggi, yakni naik 45,64 persen ke angka Rp39.841,4 triliun pada 2021 dan tahun ini diperkirakan tumbuh 24,83 persen menuju angka Rp49.733,8 triliun.
Saat ini, ketika ekonomi Indonesia sudah mulai membaik, transaksi online pun tercatat meningkat bila dibanding masa sebelum pandemi Covid-19.
Penggunaan internet oleh UMKM dalam menjalankan roda usaha sudah mencapai 87,43 persen. Hanya 12,57 persen UMKM yang masih sama sekali belum menggunakan internet sebagai sarana pengembangan bisnisnya.
Tak hanya fokus pada berbagai marketplace yang ada, pelaku (Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM) juga sudah menyadari media sosial juga bisa efektif untuk menjual produk barang/jasa yang mereka jajakkan. Sebanyak 84,75 persen UMKM sudah mulai menggunakan media sosial.
"Bukan itu saja, 82,14 persen UMKM ternyata juga sudah melakukan promosi melalui internet. Promosi lewat internet ini dilakukan karena dirasa efektif. Sebab 44,88 persen UMKM yang melakukan promosi di internet mengalami peningkatan penjualan dua kali lipat dan bahkan 16,56 persen lainnya merasakan peningkatan penjualan lebih dari dua kali lipat," kata Prof. Paiman.
Sementara itu, generasi milenial memiliki tantangan seperti kesiapan menghadapi kecanggihan teknologi melalui sistem otomasi, berpadunya pasar dunia, dan bonus demografi Indonesia.
Namun di sisi lain, wilayah geografis Indonesia sebagai episentrum aktivitas dan dinamika memungkinkan terbukanya peluang lapangan kerja baru dengan inovasi bisnis start-up.
Dengan demikian, peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia perlu dilakukan.