Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Mian, Pengemudi Ojol Banting Setir Pengusaha Ayam Geprek Beromzet Rp77 Juta per Bulan

Kompas.com, 3 Agustus 2022, 10:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 benar-benar menghajar hidup Mian (30). Pemuda asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tersebut banting setir dari pengemudi ojek online (ojol) menjadi pengusaha ayam geprek.

Sejak tahun 2017, Mian bergabung ke Gojek. Namun, pembatasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena pandemi Covid-19 dirinya kesulitan mencari penumpang.

Mian pun memutar otak agar terus bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Mian kemudian berinisiatif membuka usaha kuliner Ayam Geprek Express dari dapur rumahnya di Cibubur, Bogor, Jawa Barat.

Berbekal sikap gigih dan berani, Mian pun membuka usaha kuliner di tengah kondisi yang serba sulit serta tak menentu. Perjalanan Mian dalam membangun usaha kuliner ayam geprek bukan tanpa tantangan.

“Pada awal membuka usaha Ayam Geprek Express, saya hanya memiliki modal Rp500.000. Bermodalkan uang tersebut, saya nekat memulai bisnis pertama walaupun tidak memiliki pengalaman berbisnis sedikit pun," kata Mian dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (2/8/2022).

Motivasi Mian membuka usaha ayam geprek didapatkan saat menjadi pengemudi ojek online. Mian sering mengambil pesanan GoFood dan punya kesempatan diskusi dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Dari situ, saya mulai yakin untuk membangun usaha kuliner bersama istri,” ungkap Mian.

Sejak hari pertama Ayam Geprek Express beroperasi di tengah pandemi tahun 2020, Mian telah mendaftarkan usahanya di layanan pesan antar makanan online GoFood.

Mian kemudian berhasil mendapatkan tiga pesanan pertama secara online. Berawal dari keberhasilannya, ia semakin optimistis untuk mengembangkan usahanya.

Setelah hampir dua tahun sebagai pengusaha kuliner, bisnis Mian menunjukkan perkembangan yang positif. Mian mampu membuka tiga brand usaha kuliner lainnya yang bernama Ayam Bakar Djotosz Express, Ayam Goreng Sreeng Express dan Ikan Bakar Djueet Express.

“Berkat bergabung dengan GoFood, saya bersama istri dapat mengembangkan usaha melalui dapur rumah kami dan tidak perlu memiliki toko fisik. Selain itu, GoFood membantu usaha saya dapat lebih mudah dijangkau oleh pelanggan, sekaligus memudahkan kami mengelola usaha secara digital lewat aplikasi GoBiz," kata Mian.

"Terlebih lagi, GoFood juga memberikan tempat untuk saya belajar dan mendapatkan pelatihan dalam mengelola usaha secara maksimal. Mulai dari cara foto menu, strategi mengatur harga jual produk hingga belajar mengatur promo,” lanjut Mian.

Produk Ayam Geprek Express buatan Mian dan istrinya di Cibubur, Bogor, Jawa Barat.Dok. Instagram Ayam Geprek Express Produk Ayam Geprek Express buatan Mian dan istrinya di Cibubur, Bogor, Jawa Barat.

Dalam mengembangkan bisnisnya, Mian memanfaatkan edukasi melalui fitur BizTips dipelajari di aplikasi GoBiz. Ia bergabung dalam Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) di Facebook serta mengikuti program BANGKIT. Program itu dikhususkan bagi pengusaha kuliner yang baru bergabung dengan GoFood.

Berkat teknologi digital dan ragam edukasi serta pelatihan yang disediakan oleh ekosistem Gojek, Ayam Geprek Express berhasil meningkatkan pejualan sebesar lima belas kali lipat sejak awal berjualan hingga saat ini. Bahkan, Mian telah mampu menghasilkan omzet hampir Rp77 juta per bulannya dan melayani kurang lebih 75 pesanan setiap harinya.

Perkembangan positif usaha Mian juga didasari oleh kreativitas dan inovasinya terhadap keunggulan produk yang dijual. Untuk memastikan kualitas dan keunikan makanan yang dijual, Mian bersama istrinya memiliki resep orisinal yang bervariasi.

Selain itu, demi menjaga kesegaran sambal yang disajikan, Ayam Geprek Express tak menyetok sambal yang diberikan kepada pelanggan dan selalu menyajikan sambal yang baru diolah.

“Menurut saya kunci memulai usaha, terutama di tengah masa adaptasi dan pemulihan seperti sekarang ini adalah keuletan, keterampilan dan dukungan platform digital. Bagi rekan-rekan UMKM dan yang baru ingin memulai usaha, jangan ragu dan takut. Membuka usaha kuliner tidak harus tentang berapa banyak modal yang kita miliki. Tetapi lebih dari itu, saya percaya bahwa niat positif dan semangat belajar tinggi dapat melapangkan jalan seseorang dalam mengembangkan usaha yang dimiliki,” tutup Mian.

Pelaku UMKM yang pantang menyerah seperti Mian memiliki peran besar dan krusial dalam mendorong kebangkitan UMKM di masa pemulihan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI pada Mei 20221, tercatat bahwa kontribusi UMKM mencapai kisaran 61 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau