PURWOREJO, KOMPAS.com - Kabupaten Purworejo Jawa Tengah mempunyai lahan perkebunan kopi yang cukup luas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, luas perkebunan kopi di Purworejo adalah 529 hektare.
Ratusan hektar lahan perkebunan kopi tersebut dapat menghasilkan produksi mencapai 171 ton setiap tahunnya. Dengan banyaknya kopi yang dihasilkan, Kabupaten Purworejo memiliki beberapa produk kopi yang sudah banyak terkenal seperti Kopi Gravitasi, Kopi Wadas, Kopi Benowo, Kopi Purbayan, Kopi Seplawan dan lainnya.
Banyaknya produk kopi yang dihasilkan tak terlepas dari pertanian kopi yang ada di Kabupaten Purworejo. Untuk itu pengembangan dan pengintensifkan pertanian kopi dirasa perlu untuk dilakukan.
Pengembangan dan pengintensifan lahan kopi inilah yang memantik DPR RI Vita Ervina untuk membantu petani dengan menyelenggarakan Bimtek Peningkatan Produktivitas Tanaman Kopi dan Teknik Pengolahan Kopi di gedung Ganesha Convention Hall Purworejo, pada Kamis 15 September 2022.
Sebanyak 80-an perwakilan kelompok tani dari sembilan kecamatan yaitu Kaligesing, Bagelen, Pituruh, Loano, Bruno, Gebang, Bener, Purworejo, dan Kemiri, mengikuti bimbingan teknis ini. Selain mengikuti Bimtek para petani juga akan diberikan bantuan intensifikasi dan pengolahan produk kopi.
"Dengan ini petani mampu meningkatkan produktivitasnya dan secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan," harap Vita.
Dalam bimbingan teknis tersebut, para narasumber beberapa tips yang harus dilakukan petani untuk meningkatkan produktivitas kopi. Berikut tipsnya.
Intensifikasi tanaman kopi berarti meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap tanaman kopi yang sedang dibudidayakan oleh petani.
Hal itu bisa dilakukan dengan pemupukan memakai pupuk kadang, pemberantasan hama dan penyakit dengan efektif.
Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara melakukan perbaikan tanaman kopi dari yang semula rendah diubah ke minimal menjadi normal kembali. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan dipangkas mulai dari bagian cabang sampai dengan batang.
Peremajaan ini dilakukan untuk meningkatoan hasil panen tanaman kopi, peremajaan bisa dikerjakan dengan penggantian tanaman dengan bibit baru.
Semakin tua tanaman kopi, tumbuhan ini semakin tak produktif lagi.
Saat ini bibit kopi dari bibit unggulan terbukti memiliki tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi meski harganya lebih mahal.
"Kebutuhan masyarakat akan kopi yang semakin hari makin meningkat, ini menjadi peluang besar khususnya bagi UMKM Kopi dan para petani untuk mengembangkan kopi hasil dari perkebubannya sendiri," ujar Jayadi.
Sementara itu, Kusnul Wahyu yang menjadi pemateri kedua membagikan ilmunya bagaimana teknik pengolahan kopi yang baik untuk mengembangkan UMKM Kopi.
Wahyu menyebutkan, setidaknya ada enam tahap pengolahan biji kopi agar siap dijadikan bahan yang siap jual dan berharga ekonomi tinggi antara lain.
Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan pemisahan antara buah dan kotoran yang menempel serta buah yang berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan juga buah yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau.
Untuk mengupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas agar hasilnya maksimal. Hasil dari proses pengupasan kulit buah melalui mesin ini adalah biji yang masih memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi HS.
Fermentasi biji kopi yang telah dikupas bisa dilakukan dengan memendam biji kopi dengan air bersih. Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai. Setelah itu cuci bersih biji kopi.
Langkah selanjutnya adalah pengeringan biji kopi, hal ini bisa dilakukan dengan mesin maupun dengan sinar matahari.
Untuk hasil maksimal pengeringan bisa dilakukan dengan sinar matahari sekitar 2-3 minggu dan akan menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 12%.
Kadar air 12% ininlah yang menjadikan kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur.
Setelah dihasilkan pengeringan maksimal, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk memisahkan kotoran dan biji kopi yang pecah. Selanjutnya, biji kopi dikemas dan disimpan sebelum didistribusikan sebagai produk UMKM bernilai tinggi.
"Dengan kualitas kopi terbaik dan diolah juga dengan ilmu saya yakin kopi khas Purworejo akan menjadi UMKM yang maju ke depannya," ucap wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.