Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Desa Gunung Wangi, Olah Umbi Surinama yang Hampir Punah jadi Bernilai Ekonomi

Kompas.com - 29/09/2022, 17:00 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Umbi surinama tentunya masih sangat asing bagi sejumlah masyarakat, terutama kaum milenial. Umbi sejenis talas ini pada zaman dahulu digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras saat paceklik alias kekurangan pangan.

Namun seiring berjalannya waktu, umbi ini tak pernah diolah lagi. Bahkan olahan dari umbi ini bisa dibilang sudah hampir punah.

Melihat hal itu, warga bersama pemerintah Desa Gunung Wangi, Kecamatan Kaligesing mencoba kembali menghidupkan makanan olahan dari umbi surinama yang kebetulan tanamannya juga banyak tumbuh di desa tersebut.

Berangkat dari keprihatinan karena punahnya makanan olahan dari umbi tersebut, pihak desa berinisiatif untuk membuat berbagai macam makanan olahan dari umbi surinama.

Bahkan, umbi surinama ini disulap oleh warga Gunung Wangi menjadi berbagai macam produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang punya nilai ekonomi. Saat ini, produk olahan dari umbi Surinama digadang-gadang akan menjadi salah satu potensi daya tarik wisata kuliner di desa tersebut.

Salah satu warga Gunung Wangi yang memproduksi olahan umbi Surinama adalah Sri Lestari (39). Dirinya bersama warga lain dibantu pemerintah desa setempat memang tengah merintis produk olahan umbi Surinama agar kembali populer di kalangan masyarakat.

Warga menunjukkann umbi surinama sejenis talas ini pada zaman dahulu digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras saat paceklik alias kekurangan pangan di Desa Gunung Wangi, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Warga menunjukkann umbi surinama sejenis talas ini pada zaman dahulu digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras saat paceklik alias kekurangan pangan di Desa Gunung Wangi, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.

Produk olahan dari umbi ini diantaranya adalah stik, bola-bola Surinama, bubur candil, timus, gethuk, dan yang lainnya. Produk yang dikemas sedemikian rupa ini baru mulai dipasarkan di lingkup Kabupaten Purworejo dan disajikan pada saat ada pelaku wisata yang berkunjung.

"Kita baru mulai merintis, baru satu tahun ini. Surinama yang dulunya adalah bahan pangan pengganti ketika kelangkaan beras Ini hampir punah makanya kita angkat kembali," kata Sri saat ditemui pada Rabu (28/9/2022).

Produk-produk UMKM berbahan dasar surinama ini, menurut Sri belum terlalu populer lantaran baru saja mulai dipasarkan. Untuk keuntungan pun juga belum terlalu banyak.

Ia berharap produk UMKM dari olahan surinama ini bisa untuk inovasi kuliner hingga untuk ketahanan pangan. Ke depan, dirinya juga berharap olahan umbi Surinama ini bisa populer dan dinikmati masyarakat luas.

Olahan umbi surinama ini dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000. Dalam sebulan, Sri mengaku bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp1 juta saat pesanan produknya tengah ramai.

"Pemasarannya masih di Kabupaten Purworejo saja karena kita kan benar-benar masih baru, kedepan kita juga akan merambah pasar online agar produk kita bisa terjual luas di masyarakat," ujar Sri.

Kepala Desa Gunung Wangi, Priyo Priyo Dwi Prayitno saat ditemui di desa setempat mengatakan umbi Surinama ini memang banyak tumbuh subur di Desa Gunung Wangi. Tanaman dari umbi ini sekilas sabgat mirip dengan talas, namun sedikit lebih tinggi.

"Umbi ini seperti talas, tapi umbinya warna kuning. Tanamannya bisa tinggi," kata Priyo.

Warga menjajakan olahan umbi surinama sejenis talas yang pada zaman dahulu digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras saat paceklik alias kekurangan pangan di Desa Gunung Wangi, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Warga menjajakan olahan umbi surinama sejenis talas yang pada zaman dahulu digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras saat paceklik alias kekurangan pangan di Desa Gunung Wangi, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.

Potensi UMKM desa Gunung Wangi digabungkan dengan potensi wisata yang ada di desa tersebut ternyata juga dilirik oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Purworejo.

Hal itu terbukti Gunung Wangi ini juga tengah ditetapkan menjadi sebuah desa wisata yang mempunyai produk UMKM yang mendukung untuk para wisatawan.

Kabid Kabid Pemasaran Pariwisata, Sumber Daya Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Endah Hana Rosanti mengatakan Gunung Wangi ini menawarkan beberapa jenis wisata mulai dari religi, alam, kuliner, hingga edukasi.

"Untuk potensi di Gunung Wangi sangat banyak, kita punya wisata religi, alam dan kuliner, yang akan kami kembangkan adalah kulinernya. Kami punya potensi pada tanaman umbi Surinama, selama ini belum pernah diolah dalam bentuk sajian, kebetulan di sini juga banyak tanaman Surinama," kata Endah.

Promosikan UMKM Anda dengan beriklan di jaringan Kompas Gramedia lewat Pasangiklan.com. Konsultasikan strategi iklan bisnis Anda bersama tim sales Pasangiklan.com sekarang.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pameran Solopreneur Semasaqu Targetkan Transaksi Rp 4 Milliar

Pameran Solopreneur Semasaqu Targetkan Transaksi Rp 4 Milliar

Program
Mendorong Transformasi Desa menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Mendorong Transformasi Desa menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Program
Cerita Tono Merintis Bisnis Keripik ChipsyChips hingga Ekspor ke Kanada

Cerita Tono Merintis Bisnis Keripik ChipsyChips hingga Ekspor ke Kanada

Jagoan Lokal
Kemenkop UKM Sebut Penyaluran KUR Berdasarkan Sektor Belum Sesuai Target

Kemenkop UKM Sebut Penyaluran KUR Berdasarkan Sektor Belum Sesuai Target

Program
Penyaluran KUR UMKM Tahun 2023 Capai Rp 232 Triliun, Masih Di Bawah Target

Penyaluran KUR UMKM Tahun 2023 Capai Rp 232 Triliun, Masih Di Bawah Target

Program
4 Tips Membangun Bisnis Special Tea ala Co-Founder Havilla Tea

4 Tips Membangun Bisnis Special Tea ala Co-Founder Havilla Tea

Training
Jokowi Sebut BRILIANPRENEUR 2023 Jadi Ajang Pertemuan Buyers dan Pelaku UMKM

Jokowi Sebut BRILIANPRENEUR 2023 Jadi Ajang Pertemuan Buyers dan Pelaku UMKM

Program
LPEI dan Pemprov Sumbar Teken MoU untuk Perkuat UMKM Berorientasi Ekspor

LPEI dan Pemprov Sumbar Teken MoU untuk Perkuat UMKM Berorientasi Ekspor

Program
6 Tips Sukses Memulai Bisnis Bengkel Motor Listrik

6 Tips Sukses Memulai Bisnis Bengkel Motor Listrik

Training
Kisah Sukses Ajeng Respati dan Nesya Valeria Rintis Havilla Tea

Kisah Sukses Ajeng Respati dan Nesya Valeria Rintis Havilla Tea

Jagoan Lokal
Bisa Dilakukan Di Mana Saja, Simak Prospek dan Tips Menjadi VO Talent

Bisa Dilakukan Di Mana Saja, Simak Prospek dan Tips Menjadi VO Talent

Training
Telkom Sediakan Modal Usaha Rp 2 Miliar di Fitur Pre Order PADI UMKM

Telkom Sediakan Modal Usaha Rp 2 Miliar di Fitur Pre Order PADI UMKM

Training
Dukung Perkembangan Solopreneur Indonesia, Bank Saqu dan SEMASA Hadirkan SEMASAQU

Dukung Perkembangan Solopreneur Indonesia, Bank Saqu dan SEMASA Hadirkan SEMASAQU

Program
3 Alasan Sepatu Sneaker Bisa Jadi Peluang Usaha Menguntungkan bagi UMKM

3 Alasan Sepatu Sneaker Bisa Jadi Peluang Usaha Menguntungkan bagi UMKM

Training
3 Hal Penting Alasan Pengusaha UMKM Harus Melek Daftar Merek Dagangnya

3 Hal Penting Alasan Pengusaha UMKM Harus Melek Daftar Merek Dagangnya

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com